Chapter 20: [Bertarung Hingga Akhir]

169 14 3
                                    

Backsound Title: Kirameki by Wacci

WARNING:

I DON'T OWN THE SONG. ALL THE SONG'S RIGHTS BELONGS TO THE ORIGINAL OWNERS. PLEASE, WATTPAD, DON'T GIVE ME A COPYRIGHT STRIKE.






--------------------









Demon's Headquarter, Dark Realm.





Seorang pria berjubah putih tampak sedang duduk di sebuah singgasana. Cahaya hitam yang sangat kelam mengelilinginya. Sebuah karpet merah menyala dibentangkan tepat di depan singgasana.

Pria itu menengadah. Sepasang matanya yang merah menyala kini tampak dengan jelas, tak lagi tersembunyi oleh bayangan tudung jubah. Namun, wajahnya masih tersembunyi oleh pekatnya bayangan jubah. Seringainya mulai terukir, menampakkan gigi-giginya yang putih bersih.

Mendadak, sekumpulan asap putih muncul tepat di sebelah kanan singgasana, perlahan menjelma menjadi sesosok pria berjubah putih yang tak jauh berbeda dengan pria bermata merah tadi. Bedanya, sepasang mata milik pria ini berwarna biru terang.

"Oh, kau, Bael," ucap sang pria bermata merah menyala.

"Ya, Lord Entity." Pria yang dipanggil Bael itu berucap sembari berlutut dengan satu kaki dan menundukkan kepala, layaknya seorang prajurit yang memberi hormat kepada raja.

"Tidak perlu formal begitu, Bael. Kau, 'kan, tangan kananku," ucap pria yang dipanggil Entity.

"Maaf, Lord Entity," sahut Bael sembari beranjak dari posisi berlututnya.

"Jadi, ada urusan apa kau menemuiku, Bael?" tanya Entity.

"Herobrine singgah di sebuah kota bernama Paladin City yang terletak di benua Rain kemarin. Tampaknya, orang-orang di kota itu sangat mengenalnya," lapor Bael.

"Hmm ... begitu, ya .... Aku akan pergi ke sana dan mengorek informasi dari mereka." Entity mulai memasang pose berpikir. "Jika mortal-mortal itu tetap kokoh pada pendirian hingga akhir, maka aku akan membunuh mereka semua. Mereka tak lain hanyalah sumber informasi. Jika mulut mereka ditutup rapat, maka mereka hanyalah sampah," Cahaya merah menyala di kedua mata Entity semakin terang, "Sampah yang harus dimusnahkan."

"L-Lord Entity, tidak perlu anda yang pergi!" Bael mencoba mencegah Entity.

"Tidak masalah, lagipula sudah lama aku tidak membantai mortal." Entity tetap kokoh pada keputusannya. "Aku sangat merindukan sensasi puas itu." Seringai khas psikopat mulai tertera di wajah Entity.

"Kalau begitu, biarkan aku mengawal anda, Lord Entity."

"Silakan, Bael."



Outer City Wall, Paladin City, Benua Rain.



Sang Surya masih belum lama meninggalkan cakrawala. Cahaya yang ia pancarkan masih hangat. Suara kokokan ayam dan kicauan burung dapat terdengar, diiringi oleh hembusan angin sepoi-sepoi yang membuat siapapun pasti terlena. Rumput hijau menghampar luas di luar tembok kota. Suasana pada pagi hari ini sungguh damai. Siapa sangka, pagi yang damai itu justru akan berakhir dengan kehancuran, kepanikan, dan kekacauan?

Sebuah lingkaran sihir berwarna hitam kelam mendadak muncul tak jauh dari gerbang utara, disusul oleh kemunculan dua orang pria berjubah putih, Entity dan Bael.

RE: HerobrineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang