Chapter 04: [AoSuzaku vs Akatoryu]

306 41 19
                                    

"Kau... Akatoryu si pencuri?!"

Akatoryu si pencuri adalah player yang sangat handal dan cerdas. Kekuatannya sama besar denganku karena ia juga mengikuti beta test 4 tahun yang lalu, sama sepertiku. Tetapi ia tidak ingin berusaha. Akatoryu memiliki taktik pencurian yang khas. Jika sebuah dungeon baru ditemukan dan diketahui oleh publik, ia akan menunggu kedatangan adventurer di depan dungeon. Setelah adventurer memasuki dungeon, ia akan mengawasi mereka dengan diam-diam dan berusaha agar tidak terlihat. Setelah adventurer mengalahkan boss dan mendapatkan World Item, Akatoryu akan membunuh adventurer tersebut, kemudian ia akan mengambil World Item yang didapat oleh sang adventurer. Cara yang sangat keji, licik, dan tidak manusiawi. Setiap kali Akatoryu muncul, pedangnya akan terlihat berlumuran darah adventurer yang ia bunuh sebelumnya. Karena itulah ia dijuluki Akatoryu (pedang merah).

"Serahkan World Item itu kepadaku. Jika tidak, pedang ini akan membunuh kalian semua," ancam Akatoryu.

"Lancang sekali kau kepada Lord AoSuzaku! Kau akan kami-"

"Hentikan, Ikarus!" potongku dengan cepat.

"Levelmu di bawah orang ini. Kau takkan bisa mengalahkannya."

"Maafkan saya, AoSuzaku-sama."

Tetapi tampaknya Arch, Ikarus, Yuu, dan Ren masih mengkhawatirkanku. Mereka menatapku dengan tatapan cemas.

"Tetapi, AoSuzaku-sama. Kau bisa saja terbun-"

"Terbunuh? Bukankah aku ini adalah pencipta kalian?"

"K-kau benar, AoSuzaku-sama."

"Kalau begitu. Kalian harus percaya padaku."

"B-baik. Maafkan kelancangan kami, AoSuzaku-sama. Kami sudah meragukan kekuatanmu."

"Tidak masalah, Arch."

Kemudian aku menoleh ke arah Akatoryu.

"Maaf sudah membuatmu menunggu, Akatoryu-sama."

"Tidak apa. Aku tidak merasa keberatan untuk menunggu mangsa yang akan kubunuh. Jadi bagaimana keputusanmu?"

"Tentu saja. Aku takkan menyerahkan World Item ini."

"Jadi begitu. Baiklah."

Aku mengeluarkan pedang berwarna biru yang kusarungkan di pinggangku. Kemudian aku dan Akatoryu berdiri berhadap-hadapan, menatap tajam satu sama lain.

"Mari kita mulai pertarungan ini!"

Pertarungan kami dimulai dengan adu pedang yang sangat dahsyat. Suara gesekan pedang kami menggema ke seluruh dungeon. Sangat dahsyat, hingga Arch, Yuu, Ren, dan Ikarus menutup telinga mereka.

Kemudian aku menendang perut Akatoryu dengan sangat keras, hingga ia terdorong mundur ke belakang.

"Fokus adalah yang terpenting, Akatoryu-sama," ucapku sambil tersenyum.

"Baiklah! Aku akan bertarung dengan serius!"

Kemudian tubuh Akatoryu diselimuti oleh aura berwarna merah darah.

"Sharpen Blade, Defense Up, Fire Resistance Up, Speed Up, Teleport Skill: Active!"

Aku tersenyum, lalu menyiapkan skillku. Meskipun aku yakin senyumku takkan terlihat olehnya karena helm biru yang menutupi wajahku ini.

"Sharpen Blade, Defense Up, Speed Up, Teleport Skill: Active!"

Adu pedang kami pun berlanjut. Kali ini berlangsung lebih cepat dan dahsyat karena skill kami. Kami berpindah-pindah tempat dengan sangat cepat, sambil terus beradu pedang.

"Red Aura Explosion!"

"A-apa?!"

Terjadi ledakan besar. Segala yang ada di sekelilingku sama sekali tidak terlihat karena kabut merah ini. Setelah asap reda, Akatoryu menghilang. Namun, aku tahu kalau dia ada di belakangku, bersiap untuk menikamku.

Baiklah. Jika ia menginginkan serangan dadakan, aku akan memberinya serangan dadakan.

"BluePhoenix Shield: Active!"

Aku berpura-pura tidak tahu dan mencari-cari Akatoryu ke segala arah. Kemudian ia menusukku. Di saat bersamaan, skill BluePhoenix Shield milikku segera meredam damage dari tusukan pedang Akatoryu.

"BluePhoenix Shield berhasil meredam seluruh attack damage."

Aku tersenyum melihat notifikasi itu, kemudian aku berpura-pura berteriak kesakitan.

"Aaaarrrgghhh!!!!!"

"Hahaha! Rasakan itu! Dark Aura!"

"Aaaaarrrgghhh!!!!!"

Pedang Akatoryu diselimuti oleh aura berwarna kehitaman. Dia tahu bahwa aku lemah terhadap elemen kegelapan. Namun, BluePhoenix Shield milikku berhasil meredam seluruh attack damage yang kuterima. Aku terus berpura-pura kesakitan Health Point milikku terus menurun, namun itu adalah HP bar palsu yang kusiapkan untuk saat genting.

Kemudian, HP bar palsuku mencapai zona critical, dan aku berpura-pura lumpuh. Darah palsu berjatuhan dari luka di perutku. Akatoryu-sama mempercayai aktingku dan mengangkat tubuhku dengan rasa penuh kemenangan.

"Gawat! Bagi AoSuzaku-sama yang adalah seorang Paladin Knight, Dark Element adalah kelemahan yang sangat fatal!"

"Kita harus membantunya!"

"Tidak. Percayalah pada Lord AoSuzaku. Ia takkan termakan oleh tipuan murahan seperti itu."

Baiklah. Kurasa sudah saatnya mengakhiri sandiwara ini.

"Blue Aura Sword!"

Aku membentuk sebuah pedang dari aura biru, kemudian aku menusukkannya dengan cepat ke arah Akatoryu.

"Uagh! A-apa?! Mustahil!"

Ia tampak terkejut. Darah mengalir deras dari luka tusukan di perutnya. HP bar miliknya menurun hingga memasuki zona merah dan mencapai angka nol. Dengan segera aku melepaskan diri dari cengkeramannya dan memperlihatkan HP bar asli serta level asli milikku.

"Mustahil! Kenapa?! Padahal selama ini aku tak terkalahkan!"

"Karena kau cepat merasa puas, dan kau merasa dirimulah yang terhebat. Kesombongan bisa membawamu kepada kematian, Akatoryu-sama."

"Sial! Kalau aku mati disini, levelku akan..."

Aku mengeluarkan sebuah kristal berwarna keemasan, Revival Crystal, dan mendekatkannya ke tubuh Akatoryu.

"Revive!'

Seketika struktur tubuh Akatoryu yang tadinya memudar kembali seperti semula. Luka-lukanya memulih. HP bar miliknya terus naik hingga mencapai 100%

"Bo-bodoh. Untuk apa kau menyembuhkanku? Aku hanyalah seorang player yang senang berbuat curang," ucapnya.

"Karena itu, jangan berbuat curang lagi. Dapatkanlah World Item dengan cara yang benar. Sebab, game VRMMORPG dibuat agar untuk bersenang-senang dengan cara berjuang mengalahkan boss dan menambah kerja sama tim," ucapku.

Akatoryu tersenyum, kemudian ia ber-teleport entah kemana.

"Lord AoSuzaku, mengapa kau melepaskannya? Bisa saja dia akan berbuat curang lagi," ucap Ikarus.

"Dia takkan berbuat curang lagi. Aku percaya padanya," sahutku.

"Ayo kita kembali ke Paladin Tower."

to be continued

RE: HerobrineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang