Chapter 29: [Pengorbanan Crimson]

80 10 1
                                    

Herobrine hanya mampu terperanjat ketika melihat tubuh anak buahnya, Crimson, perlahan mengalami disintegrasi menjadi butiran-butiran energi berwarna jingga. Kedua matanya membelalak lebar dan mulutnya ternganga.

"Crimson!!!" serunya dengan suara nyaring.

Crimson tersenyum miris. "Maafkan aku, Herobrine-sama. Sepertinya aku tidak bisa menepati janji kita."

"Hei, Herobrine-sama. Apakah kau tahu? Jika kau tidak menyelamatkanku pada saat itu, mungkin aku sudah mati di tangan para bandit itu."

"Aku bisa hidup sampai selama ini ... adalah berkat anda, Herobrine-sama ...."

"Karena itu ..., biarkan aku membayar ketulusan hatimu dengan pengorbanan ini."

"Bodoh!! Bukankah kau sudah berjanji kepadaku?!" seru Herobrine dengan nada yang terdengar memilukan. Air mata mulai menggenangi sudut mata putih bersinarnya, perlahan mengalir turun membasahi pipinya.

"Bukankah Herobrine-sama selalu ... menyuruh kami para anak buah anda untuk mengabdi sepenuh hati kepadamu? Inilah caraku ... mewujudkan janji itu ...."

Untuk pertama kalinya, sang kesatria angkuh Crimson meneteskan air mata. "Ah, sepertinya aku menangis. Seorang kesatria tidak boleh bersikap lemah seperti ini ...."

Herobrine tersenyum miris. Air mata semakin deras mengaliri pipinya. "Kau adalah anak buah yang bodoh!!! Kau selalu saja angkuh, konyol, dan bersikap sok, padahal di akhir selalu saja kau yang kewalahan duluan!! Kau hanya merepotkan. Kau bahkan tidak bisa menepati janji yang sederhana!!!"

"Kau ... benar-benar anak buah yang terburuk!!!"

Crimson kembali tersenyum miris, sebelum akhirnya seluruh tubuhnya lenyap dan hanya menyisakan partikel-partikel energi berwarna keemasan. "Benar ... aku memang yang terburuk ...."















-------------------------------------------
















"Aku sudah mati, ya?"

Itulah yang ada di pikiran Crimson ketika menyadari bahwa dirinya tengah berada di sebuah ruangan serba hitam dengan suhu yang dingin menusuk layaknya di kutub selatan. Senyum miris kembali terukir di wajahnya. Air mata kembali mengaliri wajahnya. Di ruang misterius yang sepi ini, tanpa zirah kesatrianya sekalipun, ia dapat menangis dengan leluasa.

"Setidaknya, aku mati sebagai kesatria. Aku adalah anak buah yang mengabdi dengan setia kepada Lord Herobrine," ucapnya dengan nada yang memilukan.

"Aku bodoh sekali. Aku selalu bersikap sok kuat dan sok keren, tapi pada akhirnya sampai aku mati sekalipun, aku tidak bisa bersikap cool."

Mendadak, secercah cahaya jingga yang temaram timbul di ujung lorong yang diliputi kegelapan itu.

"Huh?" Perhatian Crimson segera teralihkan oleh cahaya itu. Ia bergegas berlari mendekati cahaya tersebut, dan mendapati sebuah gerbang dimensi yang memisahkan antara ruang hitam itu dengan Capital City di masa lalu, di mana matahari telah terbenam. Ia terbelalak begitu melihat kedua orangtuanya ada di sana.

"Ayah!!! Ibu!!!"

Crimson segera berlari menuju mereka dengan wajah yang berurai air mata dan merangsek ke pelukan mereka.

"Ayah!! Ibu!!! Maafkan aku!!!"

"Ya, ya. Kau tidak perlu menangis, Crimson. Kau hanya pulang terlambat. Kami takkan memarahimu." Sang ayah berucap sembari membelai lembut rambut kemerahan milik putranya.

"Maafkan aku!!! Maafkan aku!!!"

"Aku ... tidak bisa melindungi kalian semua!!!"

"Ya, ya. Tidak apa-apa, Crimson," ujar sang ibu sembari turut membelai rambut Crimson.












"Selamat datang kembali, Crimson."













-------------------------------------------















Shiro POV

Aku langsung terperanjat begitu mendapati bahwa kedua mata Herobrine-san bersinar semakin terang. Energi dan perasaan yang dipenuhi oleh kebencian mulai mengambil alih tubuh kami. Energi yang sangat familiar. Aku memiliki firasat buruk tentang ini!! Perasaanku sangat tidak enak!!!

"I-Ini?!"

Tatapan Herobrine-san segera digantikan oleh tatapan penuh kebencian, menandakan bahwa kendali kami atas tubuh ini telah lenyap. Melihat itu, Entity menyeringai bengis.








"Akhirnya kau muncul kembali, Dark Side."













To be continued ....


Yap satu karakter tereliminasi lagi!!! XD Siapakah yang selanjutnya? *digebuk readers*

Readers: DASAR AUTHOR PSIKOPAT!!!

RE: HerobrineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang