(Akhir dari Bagian 3) Chapter 27: [Kembalinya Entity]

71 11 0
                                    

"Hei. Apakah kau merasa ada yang aneh, Crimson?"

Herobrine mencoba membuka pembicaraan setelah kesunyian menguasai suasana selama beberapa menit. Suara serangga malam dan derap kaki Crimson beserta Herobrine yang sedari tadi terdengar jelas kini mengecil, bagaikan sebuah speaker yang volume suaranya diturunkan.

"Hm?" sahut Crimson sembari menoleh ke arah atasannya itu. "Apa maksudmu, Herobrine-sama?"

"Tidakkah kau merasa bahwa kedamaian ini terlalu janggal?" ujar Herobrine.

"Benar juga. Sejak kita menyamar dan memasuki Capital City, Entity maupun anak buahnya tak pernah menyerang kita lagi. Yah ..., walaupun dia menyerang Paladin City, sih ...." Shiro berujar dari dalam benak Herobrine melalui telepati.

"Benar juga. Ini terlalu janggal." Herobrine mulai meraba dagunya dengan pose layaknya seorang detektif jenius yang tengah berusaha memecahkan suatu kasus sulit.

"Mungkin dia belum menyadari penyamaran kita?" ujar Crimson.

"Tidak mungkin. Dia seharusnya sudah menyerang istanaku sekarang, dan menemukan bahwa aku tidak ada di sana. Dengan begitu, seharusnya dia memulai pencarian untuk menemukanku."

"Mungkin pencariannya belum mencapai kota ini?" Crimson kembali berargumen. "Lagipula, kemarin dia mengikuti petunjuk yang salah, sampai-sampai mengira kalau kita ada di Paladin City, bukan?"

"Itu juga tidak mungkin," sahut Herobrine. "Aku kenal baik dengan Entity. Dia sangat licik dan jenius. Mustahil dia mengikuti jejak yang salah dua kali."

"Mungkin dia sedang merencanakan sesuatu yang mengerikan?" Shiro kembali berpendapat melalui telepati.

"Kemungkinan itu juga ada," ujar Herobrine melalui telepati juga.

Di tengah percakapan mereka bertiga, perlahan secercah cahaya kecil tampak dari kejauhan. Herobrine dan Crimson mempercepat langkah mereka. Cahaya itu semakin terang dan semakin jelas. Outer Wall dari Capital City kini terlihat dengan jelas. Mereka semakin mempercepat langkah dan akhirnya tiba di depan tembok pelindung Capital City.

"Wah, tahu-tahu sudah sampai saja, ya," ujar Herobrine sembari tersenyum.

"Ya," sahut Crimson sembari turut tersenyum.

"Ngomong-ngomong, kenapa kita tidak menggunakan Teleport Crystal dan berjalan dari kejauhan seperti kemarin saja?" Crimson berbisik kepada Herobrine dengan suara yang amat pelan, takut terdengar oleh kedua penjaga gerbang. Itu membuat kedua mata Herobrine membelalak lebar.

"Ah!!"

"AAAAAAHHH!!! AKU LUPA!!!"

"Hahahahahahahahaha." Crimson tertawa terbahak-bahak. "Ya sudahlah. Ayo kita masuk."

"Ya," sahut Herobrine. "Inti kekuatan dari Giant Golem tadi masih aman bersamamu, bukan?"

"Heart of Ultimate Golem ini?" ujar Crimson sembari mengeluarkan sebutir batu seukuran kerikil yang bersinar dengan perpaduan warna merah menyala dan kelabu dari saku di bagian dalam jubahnya. "Tenang saja, Herobrine-sama. Aku tidak akan menghilangkannya dengan ceroboh."

Herobrine tersenyum senang. "Baguslah."

Di tengah pembicaraan mereka, mendadak perhatian Crimson teralihkan oleh wajah kedua penjaga gerbang yang kini berganti menjadi wajah waspada. Kedua penjaga itu mengeluarkan senjata mereka masing-masing dan bersiap dengan kuda-kuda bertarung mereka.

"He-Hei, ada apa dengan mereka?" Crimson menatap kedua penjaga yang tengah menengadahkan kepala mereka dengan tatapan waspada ke langit itu. Wajah kesatria berzirah semerah darah itu kini menyiratkan kebingungan.

"Hm?" Perhatian Herobrine turut teralihkan karena kedua penjaga itu.

"Sepertinya ada sesuatu yang berbahaya datang dari atas!!" seru Crimson sembari menengadahkan kepalanya ke langit, diikuti oleh Herobrine. Mereka berdua terkejut begitu pandangan mereka bertemu dengan pandangan sosok yang begitu familiar bagi mereka. Musuh bebuyutan mereka yang paling mereka benci, terlebih bagi Herobrine dan Shiro.

Jubah putih milik sosok itu berkilau diterpa cahaya bulan purnama. Wajahnya tertutup oleh bayangan tudung jubah yang hanya memperlihatkan kedua matanya yang berwarna merah menyala dan mulutnya yang tengah menyeringai bengis. Sang Rembulan berada tepat di belakang sosok itu, seolah-olah telah tunduk dan menjadi bawahannya.

"Wah, wah. Rupanya selama ini kau ada di sini, Herobrine. Aku tertipu dengan petunjuk palsu, sampai-sampai aku menghancurkan kota itu. Kalau tidak salah, namanya adalah Paladin City.

Ucapan tersebut membuat Shiro naik pitam. "Kau!!!"

"Tenang, Shiro!! Jika kau mengambil alih tubuhku dan mengamuk sekarang, kemungkinan kita menang akan menyusut drastis!!" Herobrine memperingatkan Shiro melalui telepati.

Herobrine dan Crimson turut mengeluarkan senjata mereka dan menyiapkan kuda-kuda bertarung.

"Seperti yang kuharapkan darimu, Kak Entity," ucap Herobrine sembari tersenyum seolah menantang. "Sesuai dengan dugaanku."









To be continued ....



Yap, akhirnya author kembali dari hiatus yang cukup panjang dikarenakan project Special Chapter I dari story Re: Legend telah selesai dan akan rilis tanggal 26!! :v Yahuu!!! Jadi mulai sekarang, novel ini akan kembali rajin update. Sekedar memberitahu, novel ini juga akan tamat pada tanggal 26 :v dan Arc 3 dari novel ini yang berjudul 'Pengorbanan dan Keputusasaan' telah selesai, digantikan oleh Arc 4 yang berjudul: 'Pertarungan Terakhir.'

Terima kasih atas waktu yang telah kalian luangkan untuk membaca chapter ini. Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan comment. Sampai jumpa di chapter selanjutnya!! Bye!!

-Author (@YHLBlizzard)

RE: HerobrineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang