"Kita mulai dengan subtes yang pertama."
Ten mendengus. "Jangan formal-formal amat lah. Aneh gue dengernya."
"Tapi memang harus begini."
"Ya santai aja lah. Dosen lo juga nggak akan merhatiin banget, kan?"
Kean melihat ke depan dan memang dosennya hanya duduk saja tanpa terlalu memperhatikan. Hari ini adalah pengambilan data dari OP, dan sesuai janjinya, Ten yang akan menjadi OP Kean hari ini.
Jujur saja, Kean sangat tegang saat pengambilan data ini. Bukan hanya karena ini pertama kalinya Kean menjadi tester, atau pengambilan data hari ini juga menentukan nilai UTS nanti. Tapi juga karena yang Kean tes sekarang adalah Ten.
Rasa tegang itu bertambah dua kali lipat. Terlebih saat Kean harus menatap Ten selama memberikan instruksi.
“Kepada saudara, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan umum...”
Kean mulai memberikan instruksi, dan membaca setiap pertanyaan pada subtesnya. Selama itu pula Kean harus bersikap profesional. Tapi lagi-lagi perasaan tegang itu terus muncul, terlebih saat Kean melakukan kontak mata dengan Ten. Tidak bisa dipungkiri kalau rasa untuk Ten ternyata memang masih ada.
“Bentar.” Ten melihat alat tes di depannya dengan bingung. “Ini gue harus apain?”
“Sebentar, Kak. Saya kasih instruksi dulu.” Kata Kean yang masih berusaha profesional.
Ten manggut-manggut. “Jangan formal begitu lah. Pake saya-saya lagi. Aneh tahu.”
Kean hanya tersenyum. Untuk kesekian kalinya Ten terus mengingatkannya untuk bersikap biasa saja, tidak terlalu formal. Ya masalahnya Kean kan harus profesional. Setelah membacakan instruksi dan menyalakan stopwatch, Ten memulai tugasnya. Selama itu pula, Kean diam-diam memperhatikan Ten dengan seksama.
Kean sudah sering melihat Ten dari kejauhan, dan ini bukan pertama kalinya pula bisa sedekat ini dengan Ten. Tapi rasanya berbeda. Kean bisa melihat Ten dengan sejelas ini, sedekat ini. Lagi, momen langka yang tidak akan Kean dapatkan dua kali. Dan momen langka yang hanya akan terjadi sesaat.
Apa Kean boleh berlebihan? Karena Kean merasa Ten terlihat begitu indah dari jarak yang sangat dekat. Jantungnya berdebar tidak keruan.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Love (3)
Fanfiction#HTLSeries (3) (TERSEDIA DI GRAMEDIA) ✔ Revisi "Lelaki dewasa itu nggak pernah cemburu. Tapi takut." "Takut apa, Kak?" "Takut aku pergi pas lagi sayang-sayangnya." Bagaimana ya jadinya kalau lelaki dewasa yang kaku seperti Johnny, suka pada Keand...