12. Hidden Feeling ✔

10K 1.7K 513
                                    

Jangan lupa dukungannya ya 😁

“You can't force love, I realized

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“You can't force love, I realized. It's there or it isn't. If it's not there, you've got to be able to admit it. If it is there, you've got to do whatever it takes to protect the ones you love.” ― Richelle Mead, Frostbite

"Carla?"

Wanita itu, Karina Carla, atau yang lebih akrab Johnny panggil Carla semakin melebarkan senyumnya. Johnny berdiri lalu berjalan mengitari mejanya dan berdiri di hadapan Carla, kemudian tersenyum semringah.

"John, aku kangen banget."

Tiba-tiba Carla menghamburkan diri memeluk Johnny. Sementara Johnny hanya diam, tak berusaha untuk membalas pelukan itu.

"Berapa tahun ya kita nggak ketemu? Satu tahun? Dua tahun?"

"Hampir tiga tahun."

Carla mendongak menatap Johnny tanpa melepaskan pelukannya.

"Enggak mau peluk nih? Enggak kangen?"

Johnny tersenyum kemudian mengulurkan tangannya, memeluk Carla sebentar, lalu melepaskan pelukan itu. Dengan enggan Carla menurut saja saat pelukan itu dilepas.

"Tahu dari mana aku kerja di sini?"

"Tahu dong. Sekarang udah punya jabatan tinggi, ya." Ujar Carla sambil merapikan posisi dasi Johnny yang sedikit longgar.

Johnny terkesiap dan langsung meraih tangan Carla, lalu sedikit menjauhkan diri setelah melepas tangan itu. Keadaan jadi canggung dan Carla sadar itu.

"Udah lama nggak ketemu jadi canggung ya."

Johnny tersenyum kaku. "Iya."

Wajar saja jika Johnny merasa canggung. Teman kuliahnya itu sudah 3 tahun tidak dia temui. Carla melanjutkan pascasarjananya di Australia, dan selama 3 tahun mereka benar-benar tidak pernah berkomunikasi.

Tidak, hubungan mereka sebelumnya baik. Bahkan berpisah pun juga baik-baik. Hanya saja dengan jarak yang jauh dan kesibukan masing-masing, baik Johnny dan Carla tidak punya banyak kesempatan untuk sekedar berkomunikasi.

"Gimana kalau makan siang bareng biar kita bisa akrab lagi?"

"Ok."

"Di kantin sini aja, ya."

Johnny hanya mengangguk lalu mengikuti Carla yang berjalan lebih dulu. Di kantin mereka jadi pusat perhatian. Terlebih Carla yang kedatangannya sempat membuat heboh satu kantor.

Mereka berdua duduk si tengah ruangan, dan semakin jadi pusat perhatian saja. Karyawan yang sedang makan terlihat berbisik-bisik membicaran mereka. Tidak tahu apa itu hal yang baik atau buruk.

"John, kabar orangtua kamu gimana?"

Johnny menelan makanannya, barulah menjawab. "Baik kok."

"Jadi kangen ke sana. Kapan-kapan boleh main nggak?"

How to Love (3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang