Setelah cukup lama bersembunyi di dalam toilet, Kean akhirnya berhasil kabur dari kantor itu. Tentu saja dengan menahan malu yang sudah minta ampun. Dalam tiga puluh menit, ia sudah sampai di perumahan tempat rumahnya berada, dan kini berdoa kalau Jinan tidak mengomel ria karena pergi terlalu lama.
Tapi saat sudah hampir tiba di rumah, Kean melihat ada mobil hitam terparkir di sana. Itu bukan mobil Johan, papa Kean. Lagipula ini bukan waktunya Johan pulang. Kean mencoba mengabaikan dan melewatinya. Tapi saat sang pemilik keluar, Kean sama sekali tidak sanggup untuk lanjut melangkah.
"Mas, eh- Pak, eh.. Apa ya?" Kean bingung sekaligus salah tingkah saat Johnny sudah di hadapannya.
Bagaimana bisa Johnny sudah di depan Kean? Padahal Kean saja baru kembali dari tempat kerjanya.
"Panggil Johnny aja, ya."
Kean jadi merasa bersalah karena sudah memanggilnya 'Mas' tadi. Panggilan yang terkesan 'memalukan'. Tidak hanya untuk Kean, tapi juga untuk Johnny.
"Maaf, Kak. Tadi kelepasan."
"Enggak apa-apa kok." Balas Johnny santai. "Tadi kamu ke kantor mau ngapain?"
"Oh, iya. Ngapain, ya?" Kean pun seketika lupa apa tujuannya ke kantor Johnny. Tapi tak lama ia kembali ingat.
"Kakak ngapain ke sini? Ini kan masih jam kerja."
"Kebetulan kerjanya udah selesai, jadi mampir ke sini sebentar."
Kean masih saja bingung. Rasanya malu juga kalau harus membahas soal Johnny yang melamar Kean. Kalau ternyata Jinan itu hanya mengada-ngada bagaimana? Kan bisa tambah malu. Kean menatap Johnny dan ingin melihat ekspresinya. Biasa saja. Walau ya terlihat kaku.
"Sebenernya aku mau nanya..." Kean berhenti sejenak sebelum akhirnya melanjutkan. "Emang bener ya kalau kemarin Kakak ke rumah?"
Johnny cukup terkejut dengan pertanyaan Kean itu. Sebenarnya Johnny sudah menduga kalau Kean sudah pasti akan bertanya soal kedatangannya ke rumah. Tapi tetap saja dia terkejut.
"Iya." Jawab Johnny setenang mungkin.
"Bener kalau Kakak... Ehm, gimana ya ngomongnya?" Lagi-lagi Kean berhenti dan menatap Johnny ragu. "Kenapa?"
"Apa yang kenapa?"
"Ya kenapa?"
"Kenapa gimana?"
"Ihh, nggak tahu lah. Udah pergi aja sana. Gangguin orang aja."
Kean pun langsung masuk meninggalkan Johnny yang sedikit bingung, tapi tetap membiarkannya masuk. Tidak juga. Sebenarnya Johnny tidak ingin meloloskan Kean begitu saja. Tapi dia berusaha menahan diri karena merasa tak sepatutnya juga menahan Kean.
Padahal setelah di dalam rumah, Kean berharap Johnny akan menyusul dan dengan berani bicara lebih dulu. Kean mengintip di balik jendela dan begitu kesal saat mobil Johnny langsung pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Love (3)
Fanfic#HTLSeries (3) (TERSEDIA DI GRAMEDIA) ✔ Revisi "Lelaki dewasa itu nggak pernah cemburu. Tapi takut." "Takut apa, Kak?" "Takut aku pergi pas lagi sayang-sayangnya." Bagaimana ya jadinya kalau lelaki dewasa yang kaku seperti Johnny, suka pada Keand...