Aku gak bermaksud gantung kalian di chapter kemarin guys. Beneran. Kan aku maunya kalian jawab aja :(
Malah ngira digantung.Tapi aku senang sih gantungin kalian 😂
HAHAHA *ketawa jahat
"Nak, kamu yakin?"Kean menoleh pada Jinan yang sekarang sedang duduk di tepi kasur. Menatapnya yang sedang merapikan kamar dengan tatapan yang tidak bisa dibaca.
Kean langsung menghampirinya dan duduk di sampingnya.
"Kenapa, Ma?"
"Kamu yakin mau nikah sama Johnny?"
Bukan pertama kali Jinan itu bertanya. Sudah hampir seminggu Kean mendengarnya dan sampai bosan. Lebih bosan lagi karena Kean memberi jawaban yang sama.
Kean mengangguk menjawabnya. Entah sudah berapa kali menjawab hal yang sama.
"Yakin, Ma. Udah seyakin-yakinnya."
Medengar itu rupanya tidak membuat Jinan lega. Justru wanita itu tampak gelisah dan membuat Kean heran.
"Kenapa, Ma?"
Tepat setelah ditanya begitu, Jinan terlihat mengeluarkan air mata. Wanita itu menangis dan membuat Kean panik luar biasa. Jinan tidak pernah menangis. Bahkan orang yang tidak sudi menangis. Kecuali saat berbaikan waktu itu. Jadi wajar jika reaksi Kean sangat berlebihan karena melihatnya menangis.
"Aduh, ini kenapa?" tanya Kean bingung sendiri karena Jinan semakin terisak.
Kean merangkul Jinan, mengelus punggungnya untuk menenangkan dia yang masih terus saja menangis. Ini bukan Jinan sekali. Sama sekali bukan. Bahkan Kean adi berpikir kalau sekarang yang ada di hadapannya itu alien yang menyerupai Jinan. Eh, tapi apa alien menangis?
Masa bodo. Yang terpenting adalah ini kenapa Jinan bisa menangis?
"Nak, nikah itu nggak gampang. Apalagi nikah muda. Mama ngerasain gimana susahnya nikah muda, Nak."
Ok. Kean mulai paham kenapa Jinan bisa menangis seperti ini. Rupanya memikirkan nasib Kean yang akan melepaskan masa lajang di usia yang cukup muda.
"Mama takut kamu belum siap ngadepin pasca pernikahan. Mama pernah ngalamin berantem sama Papa waktu awal-awal nikah. Itu nggak enak. Mama bahkan berpikir untuk nyerah aja karena nyatanya nggak siap sama resikonya."
"Seandainya waktu itu Mama nggak tahu lagi hamil kamu, mungkin Mama bener-bener nyerah aja sama Papa kamu."
Ok. Kini bukan Jinan saja yang menangis. Kean pun jadi ingin ikut menangis, membayangkan bagaimana dulu pernikahan orangtuanya. Ditambah saat Jinan ternyata pernah mengalami hal tidak menyenangkan pasca menikah, bahkan hampir menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Love (3)
Fanfiction#HTLSeries (3) (TERSEDIA DI GRAMEDIA) ✔ Revisi "Lelaki dewasa itu nggak pernah cemburu. Tapi takut." "Takut apa, Kak?" "Takut aku pergi pas lagi sayang-sayangnya." Bagaimana ya jadinya kalau lelaki dewasa yang kaku seperti Johnny, suka pada Keand...