Hari ini adalah hari pertama masuk kuliah setelah liburan yang bisa dibilang cukup membosankan bagi Clara karena ia harus bersama manusia es yang berstatus sebagai suaminya. Sebenarnya Clara ikut semester pendek sih selama satu bulan, tapi masalahnya Adrian benar-benar membuat perempuan itu terus belajar. Alasannya sih agar Clara cepat lulus, bilang aja biar Clara cepat lulus abis itu bisa diterobos segelnya buat making love, dasar dosen songong. Kalau bukan demi berbakti pada orang tua dan menjaga nama baik keluarganya Clara tak akan mau menikah dengan Adrian.
Clara mengerjap-erjapkan matanya ketika sinar matahari menerpa wajah acak-acakan perempuan itu. Ia terlebih dahulu mengumpulkan jiwa sebelum mengambil ponselnya di nakas. Matanya terbelalak melihat 20 panggilan tak terjawab. 15 dari sang suami tercinta dan 5 lagi dari Doni, bola mata Clara membersar menyadari sudah jam 9 artinya ia terlambat. Tiba-tiba Adrian lagi, Clara mencoba bersifat manis semoga sang suami luluh.
[Halo say-]
[Ini sudah jam berapa? Kamu pasti baru bangun kan? Kamu nggak niat kuliah hah? Dasar pemalas.]
Clara menggulum bibir menahan umpatan karena kata-kata manis sang suami yang mebuatnya emosi padahal masih pagi, percuma saja mencoba bersikap manis. Dasar Yehezkiel Adrian minus akhlak.
[Aku akan berangkat,] ucap Clara lalu langsung memutuskan sambungan telepon.
"BUNDA!!!"
"Ada apa? Pagi-pagi sudah teriak." Jadi memang Clara ke rumah orangtuanya dua hari sebelum masuk kuliah dengan alasannya rindu. Perempuan itu memelas pada Adrian agar pria itu menginginkannya membuat Adrian tak bisa menolak permintaan sang istri.
"Bunda kok nggak bangunin aku? Aku udah telat bunda," ucap Clara yang berlari kesana-kemari dengan panik.
"Bunda udah berkali-kali bangunin kamu ya, kamu aja yang nggak mau bangun, jadi nggak ada salah-salahin bunda," ucap ibu Clara, wanita paruh baya itu geleng-geleng kepala melihat tingkah putri semata wayangnya yang sudah berstatus sebagai istri tapi tingkahnya masih seperti anak-anak. Kalau dipikir-pikir, ibu Clara juga kadang bingung kenapa Adrian menikahi Clara.
"Haishhh." Clara menggerutu lalu menyiapkan diri secepat kilat.
***
Clara ngos-ngosan sambil duduk di samping Hendra sang pangeran tidur, disamping Hendra ada Dara.
"Kenapa lama sekali? Acaranya bahkan udah mau selesai," ucap Dara.
"Aku kesiangan," jawab Clara sambil mengatur nafas.
"Lagi," ucap Dara, Clara tak nenyahut karena yang diucapkan Dara memang benar adanya.
Memang setiap awal semester universitas mereka selalu mengadakan sejenis pensi yang pengisi acaranya ada mahasiswa dan beberapa dosen. Dan semua mahasiswa wajib hadir dan mengabsen di depan. Ya walaupun konsekuensinya Clara harus diomeli oleh petugas di depan setidaknya dia tidak dibuat absen.
"Suamimu mau tampil," ucap Dara yang entah sejak kapan sudah bertukar tempat dengan Hendra.
Adrian memang bukan hanya terkenal karena killer dan tampannya namun karena suaranya yang sangat merdu. Ya kalau dia mau mungkin dia bisa menjadi idol. Clara menikmati setiap lantunan lagu yang dibawa Adrian sampai akhirnya Clara terkejut melihat kedatangan Jian. Dosen seni suara yang sangat terkenal seantero universitas apalagi Adrian tak memberi tahu kalau ia akan tampil bersama Jian. Jian memasuki panggung dengan sangat anggun, Adrian menyambut tangan Jian disertai senyumnya membuat orang-orang di sana heboh. Terkecuali Clara, gadis itu kini memijat pelipisnya karena darahnya rasanya sudah naik ke ubun-ubun melihat tingkah Adrian. Mereka senyum sepanjang lagu seolah dunia hanya milik mereka berdua, emosi Clara semakin memuncak ketika Adrian mencium punggung tangan Jian di akhir penampilan.
"Dasar nggak ada ahlak, jelalatan, nggak ada otak, nggak punya hati," maki Clara dengan wajah yang sudah seperti segi enam dan mata yang berapi-api. Clara langsung meninggalkan tempat itu. Dara yang mengerti keadaan hanya membiarkan Clara pergi karena perempuan itu sedang dalam mode senggol bacok, lebih baik didiamkan dulu daripada perempuan itu mengamuk bisa bahaya.
"Dia kenapa?" tanya Hendra.
"Entahlah," jawab Dara bohong.
***
Walaupun ada acara seperti tadi bukan berarti tak ada kelas untuk kuliah, yang membuat Clara malas adalah yang masuk ke kelasnya hari ini adalah Adrian. Melihatnya saja membuat Clara ingin menjambak dan membunuhnya namun ia tak boleh lupa kalau ia melakukan itu ia akan menjadi janda, lebih tepatnya janda muda. Sudah janda muda, belum lulus kuliah lagi, sungguh menyedihkan.
Begitu Adrian masuk emosi Clara semakin meluap-luap. Ia memijat ujung hidunnya yang kembang kempis menahan amarah. Chacha sengaja memakai airpod dengan volume yang keras-keras agar tak mendengar suara Adrian karena sekarang Clara sangat membenci semua hal tentang Adrian. Ia menggerai rambutnya agar Adrian tak mengetahui bahwa dirinya sedang memakai airpod. Sedangkan Ardian yang tak tau apa-apa hanya asik mengajar seperti biasa seolah tak terjadi apa-apa.
"Baiklah ada yang mau bertanya?" tanya Adrian diakhir pelajaran, sontak para siswa belagak mengerti semua.
"Dasar sinting, nggak ada ahlak," maki Clara pelan.
"Saudara Clara, ada yang ingin disampaikan?" tanya Adrian membuat Clara kaget.
"Eh? Eheheh nggak Pak," ucap Clara kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.
"Cih sialan." Entah sudah berapa kali Clara memaki dalam hari ini hanya karena seorang Yehezkiel Adrian. Ya ampunnnn, mengingat namanya saja membuat emosi Clara memuncak, ingin rasanya ia berteriak sekeras mungkin, pengen tak HIH deh.
"Baiklah kalau begitu sampai ketemu minggu depan, jangan lupa tugas yang saya berikan kirim ke ketua kelas ya," ucap Adrian lalu keluar dari kelas itu.
"Manusia nggak sih? Heran," monolog Clara lalu menendang bangkunya sendiri sampai bangku itu terjatuh dan menimbulkan bunyi dentuman keras, sontak mahasiswa lain menoleh kearahnya namun gadis itu tak peduli ia malah menghentakkan kakinya dan berjalan keluar kelas.
"Dia kenapa?" tanya Sera keheranan.
"Iya, kenapa? Kok tiba-tiba gitu?" tanya Doni yang ikut penasaran.
"Entah, mungkin penunggu gedung ini sedang bersemayam di tubuhnya," jawab Bona asal.
"Heh sembarangan," ucap Lucya sambil menjitak pelan kepala Bona.
"Trus Kamu pikir dia kenapa?" tanya Bona dengan ekspresi yang mengeluh karena dijitak Lucya.
"Kayaknya itu gara-gara penampilan Pak Adrian bersama Bu Jian tadi," ucap Dara.
"Aaa iya," ucap ketiga gadis itu bersamaan setelah mengerti maksud Dara.
"Memang kenapa? Apa hubungannya Clara sama Pak Adrian?" tanya Doni membuat keempat perempuan itu menepuk jidat.
"Nggak tau juga sih, cuman nebak-nebak asal, aku juga nggak tau kenapa dia tiba-tiba gitu," ucap Dara sambil tertawa akward, Doni hanya mengangguk lalu kembali ke bangkunya.
"Ya udah ayo temuin dia, aku yakin dia kesal banget, kita harus mengembalikan moodnya. Jika dia seperti itu terus bisa-bisa dia cepat tua," ucap Sera dan diangguki yang lain.
Mereka sudah hapal kebiasaan Clara kalau sedang kesal ya ke kantin. Di meja gadis itu bahkan sudah penuh dengan makanan, untung tak banyak penghuni kantin jadi tak ada yang akan memperhatikannya. Tapi ada yang aneh dari perempuan itu membuat teman-temannya bersembunyi dan memantau dari jauh karena ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo Kihyun
Fanfiction"Bunda, apa Bunda tak memikirkan perbedaan umur kami? Delapan tahun Bun, delapan tahun. Perbedaan umur kami sangat jauh, delapan tahun." Bagaimana kehidupan seorang Clara Yeshara yang menikah dengan Yehezkiel Adrian yang merupakan dosennya sendiri...