"Hah?" Clara kaget dengan Adrian yang menyambutnya dengan bucket bunga yang cantik dan wangi. Clara mengedipkan mata dengan posisi masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat, perempuan itu masih sungguh bingung dengan apa yang terjadi. Ia bukaannya tak suka hal yang romantis, tapi Adrian tadi sudah membuat Clara bahagia dengan menginjinkan perempuan itu bermain bersama teman-temannya bahkan sampai memberi mereka uang jajan yang cukup banyak. Lalu ini untuk apa lagi? Apa Adrian sedang ada maunya? Jangan bilang ... oh tidak, Clara belum siap kalau saja Adrian mengajak Clara untuk melakukan hal yang dilakukan pasangan suami istri, Clara belum siap. Cukup pernikahannya saja Clara belum siap tapi langsung digas, kalo yang ini jangan dulu, Clara benar-benar belum siap lahir dan batin. Memangnya Adrian mau kalau sampai anak mereka tak terurus karena ibunya yang belum bisa dan belum siap mengurus anak? Nah kan, lihatlah betapa jauh khayalan Clara.
"Bang? Ini ..." Clara masih bingung, ia tak tahu harus mengatakan apa, Adrian tertawa kecil, ia memberi bunga pada Clara dan perempuan itu menerimanya namun dengan wajah yang penuh kebingungan.
"Makasih Bang," ucap Clara.
"Sama-sama Sayang," ucap Adrian kemudian memeluk Clara, ia mencium puncak kepala sang istri lalu menangkup wajah perempuan itu.
"Nggak ada apa-apa, abang cuman mau buat kamu senang, kamu keliatan stres banget gara-gara magang kamu," ucap Adrian sehingga Clara tak kebingungan lagi, ia tersenyum kemudian mengecup sekilas bibir sang suami.
"Makasih banyak Abang," ucap Clara kemudian mengalungkan tangannya di leher Adrian sehingga ujung hidung mereka bersentuhan, Adrian langsung mengendong Clara ala koala menuju kamar. Clara sempat terkejut dengan aksi sang suami, namun akhirnya ia terbiasa.
"Sekarang mandi dulu ya, biar badannya rileks, abang udah siapin bathtub," ucap Adrian sembari menurunkan Clara di kasur, ya ampun perlakuan pria ini sungguh manis, Clara rasanya terbang karenanya.
"Enjoy your rileks time Love," ucap Adrian, ia mengecup kening Clara dengan begitu lembut.
"Siap Bos," ucap Clara semangat.
"Good girl, abang ke dapur bentar ya," ucap Adrian dan Clara mengangguk, seperginya Adrian ke dapur Clara langsung mandi. Ia kagum dengan semua yang Adrian siapkan, bathtub dengan sabun aroma favorit Clara ditambah dengan lilin aroma terapi yang membuat siapapun pasti akan merasa sangat nyaman. Perempuan itu dengan cepat masuk ke dalam bathtub dengan senyuman yang terus melekat di wajahnya. Semua masalah Clara seolah lepas begitu saja ketiak ia menikmati hangat dan menyenangkannya air bathtub tersebut.
"Jangan lama-lama banget ya Sayang, nanti tangan kamu keriput." Clara hampir tertidur kalau saja Adrian tak berbicara.
"Siap," ucap Clara, setelah merasa puas di dalam bathtub Clara pun membersihkan diri, memakai baju kemudian keluar dari kamar mandi. Tubuh perempuan itu rasanya sangat ringan setelah selesai mandi, senyumnya bahkan sangat cerah.
"Cantiknya istri abang," Clara hanya tertawa menanggapi pujian Adrian.
"Sini," ucap Adrian sambil menepuk kursi rias perempuan itu dan ia hanya menurut.
"Abang yang buat skincare-nya ya, tangan abang bersih kok, abang udah cuci tangan." Clara tertawa mendengar penuturan Adrian, ia memang sangat serius soal skincare, kebersihan tangan harus benar-benar dipastikan.
"Iya abang sayang iya," ucap Clara, Adrian senang bukan main mendengar Clara mengucapkan empat kata itu sehingga ia menciumi pucuk kepala perempuan itu. Adrian benar-benar telaten memakain skincare untuk Clara, rasanya sangat nyaman, sungguh lembut.
"Siap, cantik banget," ucap Adrian.
"Makasih banyak Abang, Abang terbaik banget deh" ucap Clara, ia menghadiahi kecupan singkat di bibir sang suami.
"Masih ada Sayang."
"Eh? Apalagi?" Clara benar-benar tak menyangka Adrian akan menyiapkan hal sebanyak ini hanya agar stres Clara karena magang bisa berkurang.
"Ayo sini," ucap Adrian, ia menarik Clara ke kasur, ia bersandar di dasboard kasur dan meminta Clara mendekat dengan posisi membelakangi dirinya.
"Selama magang duduk terus pegel 'kan?"
"Eum ... iya sih, tapi nggak papa kok, I'm fine hehehe. Lagian nih ya Bang, kita tuh asli nggak ngapa-ngapain jadi ya banyak capek karena nggak ngapa-ngapainnya."
"Ya ampun kesayangan abang kasian banget sih. Abang pijit ya Sayang, biar badannya enakan." Tanpa meminta persetujuan dari Clara, Adrian pun langsung memijat pelan tubuh sang istri.
"Ih gila, enak banget Bang, kenapa baru sekarang sih aku tau kalo Abang sehebat ini mijit, enak banget." Adrian hanya tertawa kecil menanggapi perkataan Clara, ia sesekali mencium puncak kepala sang istri.
"Gimana harinya hari ini?" tanya Adrian lembut.
"Seru! Seru karena Abang kasih uang buat kita jajan, ehehe." Lagi-lagi Adrian hanya tertawa menanggapi Clara yang sedang dalam mode mengemaskan, kalau sedang dalam mode seperti ini Adrian gemas ingin memakan Clara sih, eh? Belum boleh, Clara belum siap, jadi Bapak Yehezkiel Adrian yang terhormat harus banyak-banyak bersabar.
"Baguslah kalo seru, abang ikut senang, by the way gimana magangnya? Abang juga pengen denger dari sisi nggak enaknya loh, soalnya selama ini adek ceritanya cuman ya enak-enak aja, bukannya abang berharap ada yang nggak enak, tapi namanya hidup pasti ada nggak enaknya kan, jadi di tempat magang adek juga pasti gitu," ucap Adrian masih dengan tangan yang setia memijit tubuh sang istri. Dipijat dengan lembut, dipanggil adek, rasanya Clara benar-benar dimanjakan hari ini oleh Adrian, perempuan itu rasanya hampir lupa diri seolah ingin terbang ke langit ke-tujuh.
"Eum ... bentar lagi boleh? Aku mau sepenuhnya nikmatin pijatan abang, soalnya enak ehehe." Adrian tertawa kecil mendengar penuturan Clara, ia mengecup pucuk kepala perempuan itu dengan penuh cinta.
"Uwahhh, badan aku jadi enak banget, makasih banyak ya Abang sayang," ucap Clara, ia kemudian duduk di pangkuan Adrian, perempuan itu mengalungkan tangannya di leher Adrian dan mengecup pelan bibir sang suami.
"Abang senang kalo kamu senang gini, kalo ada apa-apa cerita sama abang ya Sayang, jangan tanggung semua sendirian, ok?"
"Eum, siap!" ucap Clara lengkap dengan senyumnya sehingga Adrian ikut tersenyum.
"Ya udah sekarang ayo makan, abang udah masak yang spesial buat kamu."
"Ayo!" ucap Clara dan mereka pun menuju ruang makan. Untuk kesekian kalinya Clara tak pernah tak kagum melihat masakan Adrian, tampilannya sungguh menggoda dan rasanya benar-benar nikmat. Selama makan Clara tiada hentinya memuji masakan Adrian, mereka juga banyak membicarakan banyak hal, mulai dari yang penting, tidak penting, bahkan sampai hal paling random yang pernah ada. Adrian senang melihat Clara seperti ini, ia senang dengan Clara yang mulai terbuka pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo Kihyun
Fanfiction"Bunda, apa Bunda tak memikirkan perbedaan umur kami? Delapan tahun Bun, delapan tahun. Perbedaan umur kami sangat jauh, delapan tahun." Bagaimana kehidupan seorang Clara Yeshara yang menikah dengan Yehezkiel Adrian yang merupakan dosennya sendiri...