14. Perkara Kejutan

1.8K 186 28
                                    

Dara bingung, nomor rekening untuk apa?

[Kirim saja, jangan lama.]

[Eh iya Pak,] ucap Dara dan secepat mungkin mengirimkan alamat dan nomor rekeningnya.

[Terima kasih,] ucap Adrian lalu memutuskan sambungan telepon.

Ting

Dara membuka notifikasi yang baru masuk dan ternyata ada sejumlah uang masuk ke rekeningnya dengan catatan, "uang jajan karena sudah membantu saya".

"Wuu, nggak nyangka dosen galak ini ternyata loyal," monolog Dara.

***

Clara terbangun kira-kira jam tiga pagi karena ia haus, ia mengerutkan kening karena ia merasa tak asing dengan tempatnya sekarang. Ya walaupun sebenarnya kamar Dara pun bukan tempat yang asing tapi tempat ini lebih familiar dan juga ada aroma orang yang selalu membuatnya kesal bahkan sakit hati namun ia tetap mencintai orang itu.

"Ha? Kenapa aku di rumah? Dan manusia ini, dasar," ucap Clara pelan melihat Adrian tidur di sampingnya, tadi malam Clara memang ingat kalau dirinya digendong dan dibawa ke dalam sebuah mobil, Clara pikir itu hanyalah mimpi tapi ternyata semua itu kenyataan. Melihat wajah Adrian saja membuat Clara kembali emosi, kalau saja Clara belum menikah dengan Adrian kan sudah pasti Clara bisa menggaet Juno atau melanjutkan PDKTnya dengan Doni, tapi semua kini sirna gara-gara manusia bernama Yehezkiel Adrian yang menurut Chacha telah menikahinya tanpa akhlak dan rasa kasihan.

"Hish, dasar titisan iblis," cibir Clara pelan, lalu gadis itu dengan tak berperi kemanusiaan menarik selimut dan keluar dari kamar meninggalkan Adrian tanpa selimut. Padahal ada selimut lain, dia sengaja mengambil selimut yang dipakai Adrian dan dirinya agar sang suami kedinginan, terlebih lagi karena Adrian tak memakai baju ketika tidur yang sehingga bisa dipastikan pria itu akan masuk angin. Durhaka memang, tapi menurut Clara, Adrian sangatlah layak mendapatkannya karena Adrian telah membuat Clara kesal.

Tak lama kemudian Adrian terbangun karena kedinginan, ia mengerutkan kening karena tak mendapati selimut dan Clara di sampingnya. Ia keluar kamar untuk mencari Clara, perhatiannya langsung tertuju pada sebuah ruangan yang sering Clara pakai untuk belajar, ia mencoba membuka pintu ruangan itu namun sepertinya terkunci, ia lebih memilih mengalah dan mengambil selimut yang lain dan melanjutkan tidurnya. Pria itu terlalu lelah menghadapi Clara sepagi ini.

***

Jam lima Adrian sudah bangun, ia berencana meminta maaf pada Clara dengan cara melakukan pekerjaan rumah dan memasak makanan kesukaan Clara. Ya walaupun sebenarnya ia tak tahu apa kesalahannya. Setelah selesai dengan semua kegiatannya, Adrian menuju ruangan tempat Clara tidur.

"La bangun sudah pagi," ucap Adrian sambil mengetuk pintu, Adrian tak pernah peduli dengan Clara yang marah ketika dirinya memanggil sang istri dengan panggilan Lala karena menurut Adrian nama itu sangatlah imut, sangat cocok untuk Clara yang imut nan menggemaskan di mata Adrian, apalagi ketika perempuan itu marah-marah. Tak ada jawaban, Adrian pun tak menyerah, ia kembali mengetuk pintu sembari memanggil Clara.

"Lala ayolah kamu nggakk boleh bermalas-malasan, kalo kamu nggak bangun abang bakal hukum kamu ya, ayo bangun La." Hening lagi, tak ada sahutan, Adrian memilih mandi sambil menunggu Clara karena kalaupun ia ingin masuk pintunya dikunci.

Setelah mandi Adrian kembali mencoba membangunkan Clara, pria itu benar-benar sabar menghadapi sikap Clara. Ya walaupun sudah menjadi resiko Adrian sendiri sih, menikahi mahasiswanya sendiri yang notabenenya terkadang masih bersifat kekanak-kanakan.

"Lala bangun atau aku akan mendobrak pintunya," ucap Adrian yang sudah siap-siap mendobrak pintu namun tiba-tiba pria itu menepuk jidatnya sendiri.

"Ah bodoh, aku kan punya kunci cadangannya," monolog Adrian lalu ke kamar mengambil kunci cadangan untuk ruangan itu. Itu lah the power of Yehezkiel Adrian di rumah mereka, dia punya kunci cadangan untuk semua kunci di rumah tersebut.

Setelah mendapat kunci Adrian pun langsung membuka pintu dan masuk ke ruangan tersebut, dapat Clara dengar derap kaki mendekat ke arahnya, perempuan itu sebenarnya sudah lama bangun namun ia masih sangat kesal pada Adrian makanya dia bertahan di ruangan itu dan berpura-pura tidur.

"Lala bangun," ucap Adrian sambil duduk di tepi ranjang.

"Clara Yeshara bangun," ucap Adrian lagi namun Clara tetap bertahan dalam posisinya.

"Dih, itu bisa manggilnya pake nama lengkap, banyak tingkah banget ganti-ganti nama orang, cih najis," cibir Clara dalam hati.

"Kalau kamu nggak bangun abang akan melakukan hal yang tak akan kamu duga La jadi ayo bangun nggak usah banyak tingkah," ucap Adrian terdengar mengancam namun sedikitpun Clara tak peduli apalagi takut. Clara justru berharap Adrian akan melakukan KDRT sehingga itu bisa menjadi alasan Clara untuk bercerai dengan Adrian, Clara tak peduli jika dia harus menjadi janda di usia muda, toh jika dirinya belum diapa-apakan oleh Adrian, eh?

Karena tak mendapat respon apa-apa dari Clara tanpa babibu Adrian pun sudah berada di atas tubuh Clara dan mengunci badan perempuan itu, Clara yang dapat merasakan hal itu menelan ludah kasar namun ia tetap bertahan dengan rasa kesalnya. Intinya Clara sangat-sangat kesal pada Adrian, rasa kesalnya bahkan sulit untuk diungkapkan melalui kata-kata.

"Clara Yeshara bangun, kamu kenapa heum?" tanya Adrian setelah menyingkap selimut Clara dan mendekatkan wajahnya pada wajah sang istri. Sangat dekat, sungguh dekat, sungguh-sunggu dekat sampai Clara bisa merasakan deru nafas pria itu yang khas dengan aroma mint. Aroma sabun yang baru yang Adrian gunakan ketika mandi juga tak kalah menyeruak di hidung Clara, ditambah lagi dengan rambut yang masih basah dan terkadang jatuh di wajah Clara membuat jantung perempuan itu tak bisa berdetak dengan normal.
"Kayaknya abis ini aku mesti ke rumah sakit, jantung ini udah nggak aman," batin Clara.

"Kalau kamu nggak bangun abang bakal cium kamu ya La," ucap Adrian karena Clara tetap tak membuka matanya. Namun tangan Clara yang kini beraksi, ia mendorong Adrian sampai tersungkur ke lantai.

"Arrrggghhh Lala, kamu kenapa sih?" tanya Adrian sambil meringis.

"Nggak usah sok peduli, pergi aja sama perempuan itu," ucap Clara sambil kembali bersembunyi di balik selimut. Adrian kebingungan dengan perkataan Clara, ia duduk kembali di tepi ranjang.

"Maksud kamu apa Lala?" tanya Adrian yang tak mengerti maksud Clara, perasaan Adrian dirinya tak ada pergi bersama perempuan lain. Sedangkan Clara, perempuan tersebut semakin emosi karena Adrian tak mengerti, untungnya Clara bukan tipe perempuan yang suka memakai kode-kode, ia langsung duduk menghadap Clara dengan tatapan kesal seolah akan memakan Adrian.

"Sebenarnya maksud Abang nikahin aku apa HA? Apa cuma pengen mempermainin aku?" tanya Clara dengan sok tegas, padahal matanya sudah memerah menahan air mata.

"Maksud kamu apa Lala? Abang nggak ngerti, jelasin pelan-pelan ayo," bujuk Ardian dengan segala kelembutan yang ia punya, namun alih-alih luluh Clara justru semakin emosi pada Adrian yang menurutnya terkadang sangat bodoh dan tak bisa mengerti keadaan sang istri. Otaknya seorang Yehezkiel Adrian hanya untuk mata kuliah kah?

Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo KihyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang