"Eh mau kemana Don?" tanya Clara bingung karena Doni tiba-tiba menariknya pergi dari tempat tersebut.
"Ikut aja ayo, aku jamin kamu bakal suka," ucap Doni dengan tangan yang menggenggam tangan Clara lengkap dengan wajah tampannya.
"Kita mau kemana nih?" tanya Clara lagi setelah mereka tiba di parkiran.
"Nanti kamu juga bakal tau kok," ucap Doni sehingga Clara pun hanya bisa menurut kemudian mereka pergi.***
"Time zone?" Doni menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal menanggapi pertanyaan Clara.
"Eum ... setau aku kamu suka main pump it up, jadi sebagai tanda permintaan maaf aku, aku ajak kamu main ke sini. Pagi ini kan kelas cuman satu dan itu pun batal sedangkan kelas Pak Adrian jam dua siang jadi kita masih bisa main, tapi itu kalo kamu suka sih," ucap Doni tampak sedikit kikuk, sangat berbeda dengan Doni yang tiba-tiba menyuruh Clara menaiki motornya tadi. Haduh, kenapa semua orang ini terlambat sih? Kalau saja sebelum Adrian menikahi Clara Doni mendekati Clara mungkin mereka sekarang akan pacaran dan Clara akan merasa jadi perempuan paling beruntung punya pacar seperti Doni. Tapi ini, semua hanyalah hayalan semata yang tampak mustahil terjadi karena Clara sudah menikah. Ia sudah mulai menerima Adrian dan ia pun sudah mulai mencintai pria itu, hanya saja jika ada godaan seperti ini Clara belum kuat. Pertahanan perempuan itu belum kokoh, apalagi Doni adalah gebetannya sejak awal masuk kuliah, ia masih sering dengan mudahnya lupa diri ketika sudah bersama dengan Doni. Ya mau bagaimana, perasaannya pada pria itu masih ada walaupun hanya diam-diam, ditambah lagi Doni semakin mendekatinya akhir-akhir ini. Semoga saja seorang Adrian bisa sabar dengan Clara yang masih suka lupa diri ini.
"Ok deh, not a bad idea," ucap Clara tersenyum walaupun dalam hati perempuan itu sebenarnya sedikit was-was dengan apa yang akan terjadi dengan dirinya nanti kalau sampai Adrian tahu dia bersama dengan Doni. Clara hanya bisa banyak berdoa agar Adrian tak tahu hal ini, semoga saja, semoga dewi fortuna berpihak pada Clara.
Mereka pun mulai berjalan-jalan di time zone untuk sekedar melihat-lihat kemudian berakhir di pump it up. Clara sangat menyukai yang satu itu sehingga ia begitu semangat bermain dan melupakan semua rasa khawatirnya akan Adrian. Dunia perempuan itu tampak sangat lepas, sembari bermain ia menoleh pada Doni dan tersenyum pada pria itu menandakan ia sangat senang sekarang. Doni tak dapat berhenti tersenyum melihat Clara yang begitu semangat bermain.
"Kamu cantik banget sih Ra, aku sampe pusing tau nggak," ucap Doni pelan.
***
"Hah ... capek," ucap Clara berhenti setelah bermain selama satu jam perempuan itu ngos-ngosan dengan keringat yang mengucur membasahi dahinya. Baru saja Clara ingin bernafas, tiba-tiba napas perempuan itu rasanya terhenti karena tingkah Doni, pria itu mengusap keringat di dahi Clara dengan tisu, jangan lupakan senyum tampan yang tampaknya sangat enggan meninggalkan wajah yang visualnya melebihi rata-rata itu.
"Kamu gemesin banget sih," ucap Doni kemudian mencubit pelan pipi Clara, heh! Andai saja pria ini sadar kalau ia sedang bersama dengan istri orang. Bisa-bisanya pria itu memporak-porandakan perasaan peremajaan yang sudah bersuami, tapi yang mau bagaimana, Doni kan tak tahu apa-apa, lagipula Clara juga tak mengatakan apa-apa jadi Doni sama sekali tak salah apa-apa.
"Nih minum dulu," ucap Doni sembari memberi minum setelah napas Clara mulai normal.
"Ma- ma- makasih," ucap Clara, napas perempuan itu memang sudah normal, tapi jantung perempuan itu yang kini jadi tak normal, jantung Chacha berdetak bagaikan orang yang habis melakukan sprint karena semua kelakuan Doni. Ya ampun Doni, kamu seharusnya bertanggung jawab untuk semua ini, tapi kalau pun Doni ingin bertanggung jawab ya tetap saja tidak bisa karena Clara sudah ada yang punyamu. Hah, semuanya membuat kepala Clara pusing, sangat pusing, sungguh pusing.
"Senang nggak?" tanya Doni pelan namun masih didengar oleh Clara.
"Senang, makasih banyak ya Don," ucap Clara lengkap dengan senyumnya, biarlah ia bahagia sekarang, urusan Adrian nanti saja.
"Sama-sama, maaf ya buat yang tadi, aku nggak maksud kasar sama kamu." Clara tersenyum kemudian menggeleng, setidaknya tak ada kesalahpahaman lagi dan ya ... Juno juga sudah pergi jadi sekarang semua bisa lebih aman. Ya walaupun Clara pasti akan merindukan pria itu, sadarlah wahai Clara, katanya sudah mulai mencintai Adrian.
"Santai aja, aku paham kok," ucap Clara, ia harap ia tetap bisa berteman dengan Doni seperti sekarang ini, teman tapi mesra is not a bad idea kan? Semoga Adrian tak marah sih? Kalau Adrian marah maka itu urusan Clara sendirian, tak ada yang bisa membantu Clara untuk hal yang satu itu.
"Abis ini mau ngapain?" tanya Doni.
"Eum? Maybe isi perut?"
"Ok, abis ini kita cari makan."
***
"Masih ada waktu setengah jam lagi nih, kita bisa duduk di depan kelas dulu buat narik napas," ucap Doni begitu mereka kembali ke kampus, setelah menghabiskan banyak waktu di mall kedua orang itu pun memilih kembali ke kampus.
"Eh darimana aja sih lo? Kita kecarian tau nggak," ucap Lucya yang datang bersama Bona,Dara dan juga Sera.
"Eh? Hehehe gue sama Doni tadi keluar bentar," ucap Clara dan Doni tersenyum mendengar perkataan Clara.
"Kita kecarian tau nggak, ditelepon nggak bisa," ucap Bona.
"Maaf, gue nggak ngecek hp eheheh."
"Ya udah ke kelas yok, kelas udah kebuka, malas gue nantinya dapat kursi paling depan," ucap Sera dan yang lain pun menurut.
"Eh tunggu," ucap Hendra yang datang bersama Daniel dan mereka pun ke kelas bersama. Sembari menunggu dosen masuk para mahasiswa itu melakukan kegiatan masing-masing, Daniel, Doni dan Hendra bermain game, Clara dan teman-temannya asik mengobrol. Entah apa saja yang mereka bicarakan, mereka hampir bertemu tiap hari dan tiap bertemu selalu mengobrol, ada saja yang mereka bicarakan mulai dari hal yang paling penting sampai hal yang paling tidak penting.
***
Mereka pun mengikuti kelas hingga kelas terakhir ini yang diajar oleh Adrian. Sebelum Adrian masuk banyak mahasiswa yang menghela napas, pertama karena kelas Adrian siang, kedua karena sang dosen killer. Tapi ya mau bagaimana, cabut dari kelas seorang Yehezkiel Adrian sama saja artinya dengan cari mati.
"Selamat siang," ucap Adrian dengan begitu datar begitu ia masuk ke kelas dan para mahasiswa pun membalasnya sapaannya. Tatapan pria itu hari ini tampak lebih seram dan tak mengenakkan dibanding biasanya, namun para mahasiswa tak begitu mempedulikan hal tersebut kecuali Clara, ia sudah mereka tak enak dengan ekspresi Adrian yang seperti itu.
"Hah! Pasti gue salah lagi ini," batin Clara, ia memilih untuk tak terlalu memikirkan hal tersebut, mau Adrian bagaimana terima saja, yang pasti Clara yakin Adrian tak akan membunuhnya, Adrian tak segila itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo Kihyun
Fanfic"Bunda, apa Bunda tak memikirkan perbedaan umur kami? Delapan tahun Bun, delapan tahun. Perbedaan umur kami sangat jauh, delapan tahun." Bagaimana kehidupan seorang Clara Yeshara yang menikah dengan Yehezkiel Adrian yang merupakan dosennya sendiri...