"Abang ngelarang aku bersama Doni tapi Abang, Abang malah bermesraan dengan perempuan lain di depanku, bahkan di depan umum. Abang dengan senyummu itu menatap Bu Jian dan bahkan mencium tangannya. Dunia seolah-olah hanya milik kalian berdua, dengan bangganya Abang bermesraan dengan Bu Jian di depan istrimu sendiri. Abang pikir nggakak sakit ya? Abang selalu ngomelin aku pagi-pagi, bahkan kemarin pagi sebelum ke kampus Abang mengomeliku, Abang nggak pernah bersikap manis ke aku tapi Abang malah bersikap manis pada orang lain. Sebenarnya maksud Abang nikahin aku apa sih? Abang mempermain aku, kenapa Abang nggak nikah aja sama Bu Jian? Abang suka sama dia kan? Dia jauh lebih cantik dibanding aku yang nggak ada apa-apanya ini. Kenapa Abang nikahin aku cuman buat ngehancurin masa muda aku? Abang jahat tau nggak, jahat banget." Clara berbicara panjang lebar sampai akhirnya ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena sudah tak bisa membendung air matanya. Adrian terkejut mendengar penuturan Clara, ia langsung memeluk gadisnya itu dengan lembut dan mengelus lembut rambut Clara, sesekali ia mencium rambut istrinya itu
"Lepasin!" bentak Clara yang masih sesenggukan dan dengan wajah yang sudah banjir air mata.
"Maafin abang La, abang nggak abang nggak ada perasaan apa-apa sama Mbak Jian, kami hanya berkolaborasi. Kami bahkan butuh waktu satu bulan hanya untuk ekspresi dan beberapa gerakan itu, abang nggak suka sama Mbak Jian. Abang cuman suka dan sayang dan juga cinta sama istri abang seorang, yaitu Clara Yeshara yang paling abang sayang," ucap Adrian sambil menangkup wajah Adrian. Namun Clara tak percaya, ia mendorong Ardian lagi, untung kali ini pria itu tak jatuh.
"Setidaknya Abang ngasih tau aku kalau Abanh bakal ada duet. Mana manggilnya Mbak lagi, cih keliatan banget dekat," ucap Clara sambil memanyunkan bibirnya membuat Adrian terkekeh. Kan, Clara sangat menggemaskan.
"Rencananya Abang mau ngasih kamu kejutan tapi ternyata abang salah," ucap Ardian sambil kembali menangkup wajah Clara yang masih terus cemberut.
"Abang tuh cuman buat aku sakit hati tau nggak, pagi dibentak-bentak, nyampe di kampus dibuat cemburu. Jahat banget sih jadi manusia."
"Jadi kamu cemburu ya?" tanya Adrian lengkap dengan senyumnya.
"Cih, siapa juga yang cemburu, NAJIS!" Adrian tersenyum melihat imutnya Clara kalau sedang cemberut seperti itu, ia dengan cepat mengecup bibir Clara membuat gadis itu menatapnya tajam dengan wajah yang sudah semerah tomat.
"Maafin abang yang Clara Yeshara kesayangan abang, abang janji nggak bakal ngebuat tuan putri abang ini sakit hati lagi, apalagi sampai menangis begini," ucap Adrian sambil mengelus lembut pipi Clara
"Tapi dengan satu syarat," ucap Clara dengan mata berapi-api.
"Asal jangan berhubungan dengan Doni"
"Nggakk ada duet sama Bu Jian lagi. Bagaimana? Kalau nggak bisa nggak apa-apa sih, Abang bisa bersamanya saja seumur hidup, justru aku lebih senang kayak gitu, lebih bahagia. Aku tulus menjanda lahir dan batin." Ha? Adrian terkejut dengan ucapan Clara, dia sudah sering berduet dengan Jian dan pasti Jian akan heran jika ia tak mau berduet lagi tapi demi istri tercinta baiklah. Adrian sudah berusaha keras untuk mendapatkan Clara jadi ia tak akan melepas perempuan itu lagi. Ya walaupun Adrian belum sepenuhnya mendapat Clara karena hati perempuan itu belum untuk Ardian.
"Iya Sayang iya, nggak akan ada duet bersama Mbak Jian lagi."
"Aku pegang omongan Abang," ucap Clara sambil hendak beranjak dari ranjang namun Adrian menahannya sambil menatap Clara dengan seringaian membuat Clara bergidik ngeri.
"Karena kamu udah ngebuat abang capek, kamu harus abang hukum Sayang," ucap Adrian sambil mendekatkan wajahnya pada Clara membuat perempuan itu menelan ludah kasar dan ....
Pada akhirnya Adrian menghukum Clara di ranjang di pagi-pagi buta begitu bahkan sampai siang.***
Setelah mendapat hukuman kemarin pagi, hari ini Clara kembali bersikap seolah terjadi apa-apa antara dirinya dan Adrian. Lagi pula Clara yakin Adrian juga sudah melupakan kejadian itu, Adrian kan cuek, sudah pasti ia tak akan membicarakan soal kemarin. Perempuan itu kini sedang menyiapkan sarapan untuk Adrian, Adrian tentu saja sangat senang dengan perlakuan sang istri, namun seketika Adrian heran karena Clara hanya menyiapkan sarapan untuk Adrian sedangkan perempuan itu tak menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri.
"Kamu nggak sarapan?" tanya Adrian.
"Aku udah sarapan." Jawaban Clara berhasil membuat pupil mata Adrian membesar, baru saja pria itu senang diperlakukan layaknya suami pada saat umumnya, tapi kenapa malahan seperti ini ya? Bukankah mereka seharusnya mereka sarapan bersama sembari menikmati waktu sarapan dengan percakapan yang santai yang dapat membuat keduanya semakin dekat? Sepertinya Adrian terlalu berharap, salah sendiri sih suka membuat istri kesal dan menangis.
"Kamu kok sarapan duluan, seharusnya kan sarapan sama abang?" Pertanyaan Adrian sontak langsung mendapat tatapan julid dari Clara, tanpa sepatah kata perempuan itu mengacuhkan Adrian dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
Greb
Chup
Clara membulatkan mata kaget karena Adrian tiba-tiba memeluknya dari belakang dan mencium pipi perempuan itu. Dapat Clara rasakan jantungnya berdetak dengan sangat kencang membuat Clara jadi lelah sendiri, perempuan itu melepas pelukan Adrian dengan kasar membuat pria itu menatap Clara dengan tatapan terkejut sekaligus bingung. Menurut Adrian tingkah laku Clara terkadang di luar imajinasi manusia, perempuan itu sangat ajaib.
"Kamu kenapa sih La? Abang nanya bukaannya dijawab tapi malah dijulidi. Abang salah apa heum? Ayo cerita sama abang."
"Dih najis, bisa banget deh bersikap seolah jadi manusia paling baik yang selalu tersakiti, padahal dianya sendiri yang suka banget ngebuat orang lain sakit hati. Pintar banget berdrama, kenapa nggak jadi aktor aja sih dia? Kalo dia jadi aktor kan kita nggak bakal ketemu dan aku juga nggak bakal nikah di usia sekarang," batin Chacha dengan tatapan yang membara seolah siap untuk melenyapkan semua saja yang mengganggunya, tak terkecuali Yehezkiel Adrian sang suami.
"Kalo ditanya jawab dong La, jangan asik natap abang kayak gitu."
"Dih, syukur-syukur aku nyiapin sarapan, udah ah aku mau berangkat nanti telat. Makin lama sama abang yang ada otak aku makin geser."
"Berangkat sama abang, kalo nggak abang hukum kayak kemarin."
"Cih, ancamannya lebih hebat dari anak-anak ya, NAJIS!" Clara sengaja menekankan kata terakhir namun Adrian sama sekali tak peduli.
"Ya kalo nggak mau nggak papa, tapi siap-siap aja denger pengumuman kalo kamu udah nikah sama dosen kamu sendiri." Clara mengepalkan tangan dengan begitu keras sembari menatap Adrian dengan tatapan berapi-api seolah siap untuk mengubah Adrian menjadi Adrian panggang, eh?
"Nggak usah gitu tatapannya, abang nggak takut, kamu malah tambah gemesin banget tau nggak," ucap Adrian sembari menyelesaikan sarapannya, begitu selesai Adrian langsung menyuci piring bekas makannya sehingga tak ada piring kotor tersisa begitu mereka pergi. Idaman sih, tapi entah kenapa Clara bawaannya selalu auto emosi melihat dosen tampan nan killer yang sudah berstatus menjadi suaminya itu. Bagaimana tak emosi, Adrian itu suka berubah-ubah, kadang manis, eh tiba-tiba cerewet. Selain itu gara-gara Adrian juga Clara jadi tak bisa dekat-dekat dengan laki-laki tampan di kampusnya, intinya Adrian adalah musibah terbesar bagi Clara, menurut Clara pria itu sudah merebut hidupnya.
"Buruan!" ucap Clara jutek kemudian menghentakkan kaki dengan keras dan meninggalkan Adrian. Adrian tertawa kecil melihat tingkah sang istri yang begitu menggemaskan, melihat Clara seperti ini saja sudah membuat Adrian bahagia, apalagi kalau sudah memiliki hati perempuan itu sepenuhnya, mungkin Adrian akan merasa jadi pria paling beruntung di muka bumi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo Kihyun
Fiksi Penggemar"Bunda, apa Bunda tak memikirkan perbedaan umur kami? Delapan tahun Bun, delapan tahun. Perbedaan umur kami sangat jauh, delapan tahun." Bagaimana kehidupan seorang Clara Yeshara yang menikah dengan Yehezkiel Adrian yang merupakan dosennya sendiri...