Hari ini adalah hari pertama Clara magang dan ia sangat senang sehingga perempuan itu bangun lebih pagi dari biasanya. Jam enam sarapan sudah tersedia semua dan Clara bahkan sudah selesai mandi sedangkan Adrian baru bangun.
"Istri abang rajin banget sih, jam segini udah wangi aja," ucap Adrian sembari memeluk Chacha dari belakang, perempuan itu sedang menyiapkan sarapan di piring sedangkan Adrian mendusel-dusel di leher sang istri. Clara tersenyum, ia berbalik kemudian menangkup wajah Adrian, walaupun baru bangun Adrian tetap tampan di mata Clara, kalau sudah cinta memang beda.
"Ya kan hari pertama magang, nggak sabar dong," ucap Clara, saking senangnya ia bahkan mengecup sekilas bibir Adrian.
"Kok cuman kecup sih?" tanya Adrian dengan wajah cemberut membuat Clara tertawa kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah Adrian dan menyatukan bibir mereka. Perempuan itu pun mulai menggerakkan bibirnya dengan lembut, tak lupa ia menyelurusi isi mulut Adrian dan mengajak lidah Adrian bergelut.
Setelah dirasa mulai kehabisan napas Clara pun langsung mendorong tubuh Adrian dan langsung meraup oksigen sebanyak mungkin.
"Untung belum pake make up," ucap Clara karena Adrian sangat semangat, pria itu tertawa kemudian mengecup kening sang istri.
"Istri abang lucu banget deh, semangat banget ya mau magang?" tanya Adrian dan Clara mengangguk dengan wajah yang sangat imut membuat Adrian gemas ingin menerkam Clara.
"Iya dong, wajib itu mah, nggak sabar banget ih," ucap Chacha, saking semangatnya senyum manis nan menggemaskannya.
"Ya udahlah abang mandi dulu sana abis itu biar sarapan."
"Mau sarapan dulu boleh?" tanya Adrian dengan mata penuh harap membuat Clara tertawa, kenapa dosen menyebalkannya ini menggemaskan sih.
"Boleh dong, boleh banget malahan," ucap Clara dan mereka pun sarapan.
Setelah sarapan Adrian mandi sedangkan Clara membereskan alat makan lalu siap-siap. Clara tak butuh waktu lama untuk siap-siap sehingga setelah ia selesai siap-siap ia ada waktu untuk membantu Adrian memasangkan dasi.
"Istri abang ini cantik banget sih," ucap Adrian dan Clara hanya tertawa menanggapi hal tersebut.
"Abang serius Sayang."
"Iya Bang iya, aku tau, lagian emang aku ada bilang kalo Abang nggak serius?"
"Ya nggak ada sih."
"Nah itu dia, ok udah siap, udah ganteng banget," ucap Clara, ia berjinjit kemudian mengecup sekilas bibir Adrian membuat pria itu kaget, namun sepersekian detik kemudian ia senyum. Istrinya makin ke sini makin membuat Adrian semakin tergila-gila.
Setelah selesai keduanya pun berangkat, kebetulan tempat magang Clara lokasinya satu arah dengan kampus jadi Adrian bisa mengantar perempuan itu. Ya sebenernya Clara bisa sendiri sih, tapi Adrian ya pada dasarnya posesif dan keras kepala sehingga Clara memilih untuk menurut saja.
***
"Semangat magangnya, kalo ada apa-apa langsung bilang abang ya," ucap Adrian begitu mereka tiba, pria itu dengan cepat melepas seat belt Clara.
"Siap Bos," ucap Clara kemudian mengecup sekilas bibir Adrian.
"Jangan minta lebih, nanti orang curigai kalo mobilnya berhenti lama di sini," ucap Clara lagi membuat Adrian tertawa, istrinya ini paling bisa ya.
"Ya udah iya, semangat magangnya Sayang," ucap Adrian kemudian mengecup kening Clara.
"Aku duluan ya Bang," ucap Clara dan Adrian menggangguk lengkap dengan senyumnya. Setelah Clara benar-benar masuk ke dalam kantor Adrian pun akhirnya pergi, sepanjang perjalanan menuju kampus Adrian tak dapat menyembunyikan senyumnya mengingat perubahan Clara yang sangat positif walaupun lambat. Adrian rasa tindakannya menikahi Clara di usia muda adalah keputusan yang terbaik yang pernah ia lakukan. Memang awalnya berat dan harus ekstra sabar dalam menghadapi segala tingkah Clara, Adrian bahkan terkadang kelepasan marah dulu. Namun sekarang semua mulai terbayar perlahan satu per satu dan Adrian sangat senang akan hal itu. Yang perlu ia lakukan sekarang adalah tetap mengajari dan membimbing Clara. Perempuan itu masih sangat ingin menikmati masa mudanya dan Adrian harus menerima itu, itu sudah menjadi resikonya tepat setelah ia menikahi Clara.
Mari beralih ke Clara, perempuan itu berusaha memberi energi positif pada orang-orang di sana, setiap orang yang ia temui ia sapa lengkap dengan senyuman manis dan mempesonanya. Perempuan itu langsung bergabung dengan teman-temannya dan kemudian diberi arahan terkait segala hal selama mereka magang di sana. Setelah mendengar arahan mereka pun dibawa untuk membuat tanda tangan elektronik hingga akhirnya diantar ke ruangan masing-masing.
"Silahkan duduk," ucap salah satu pegawai di ruangan tempat Clara dan perempuan itu pun menurut.
"Sebentar lagi kamu dapat arahan dari Pak Adi, tunggu aja ya," ucap si pegawai tadi lagi dan lagi-lagi Clara hanya mengiyakanya. Mereka tak ada perkenalan secara langsung tapi yang Clara dengar dari pegawai lain yang memanggilnya tadi nama pegawai itu adalah Arya, ia adalah pegawai paling muda di ruangan itu. Tak lama kemudian kepala ruangan yang bernama Pak Adi tadi pun memanggil Clara ke ruangannya. Di sana Clara ditanya beberapa hal tentang kantor da dan Clara menjawab sebisanya. Pak Adi juga memberi beberapa nasehat para Clara bahkan hingga ke soal menjaga diri.
"Kamu wanita baik-baik, niscaya kamu juga akan dapat laki-laki yang baik nantinya jadi pintar-pintar jaga diri ya," ucap Pak Adi dan Clara mengangguk lengkap dengan senyum manis dan ramahnya.
"Berarti saya bisa dapat laki-laki yang saya sudah contohnya bias saya ya Pak," batin Clara, dasar Clara, kalau sudah membicarakan tentang idola perempuan itu auto lupa kalau dirinya sudah menikah. Hal ini kadang membuat Adrian merasa miris, ternyata saingan Adrian tak hanya yang di dunia nyata, tapi yang dunia maya jauh lebih berat.
"Di sini itu kita sudah berbasis internet semua ya jadi sebenernya sangat minim pekerjaan untuk anak magang." Heum? Perasaan Clara mulai tak enak mendengar pernyataan itu, tapi ia tetap berusaha tampak baik-baik saja.
"Ah iya ya Pak," ucap Clara masih lengkap dengan senyumnya.
"Iya paling nanti bantu-bantu sedikit ya pegawai yang lain, intinya kita ikuti peraturan yang berlaku saja sudah."
"Siap Pak."
"Kalau begitu kamu bisa kembali ke ruangan tadi."
"Baik Pak, saya izin keluar ya Pak."
"Iya silahkan," ucap Pak Adi dan Clara pun kembali ke tempat didiknya, ia memperhatikan semua orang dan mereka tampak sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing, Clara sungguh tak terlihat.
"Huft, nggak ada gitu kerjaan mereka yang bisa gue bantu?" batin Clara, orang-orang di sana tampak senang sibuk dan mereka hanya berbicara dengan mereka satu sama lain saja, hal itu membuat Clara sedih, ia ingin setidaknya orang-orang di ruangan itu menyadari keberadaannya.
"Ok, gue coba tanya deh siapa tau ada yang bisa dikerjain," batin Clara, ia pun memberanikan diri untuk bertanya pada Arya.
"Kak," panggil Clara pelan.
"Iya?"
"Ada yang bisa aku bantu nggak Kak?" tanya Clara, Arya tersenyum canggung menanggapi pertanyaan Clara, melihat itu Clara sudah yakin tak ada yang bisa ia lakukan.
"Belum ada, nanti ya." Kan, benar dugaan Clara, tapi ya ... ia tak bisa apa-apa, ia hanya bisa menunggu.
"Baik Kak," ucap Clara, ia sengaja tak melakukan apa-apa dengan tujuan untuk memberitahu orang-orang di ruangan itu bahwa dirinya stand by untuk mengerjakan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo Kihyun
Fiksi Penggemar"Bunda, apa Bunda tak memikirkan perbedaan umur kami? Delapan tahun Bun, delapan tahun. Perbedaan umur kami sangat jauh, delapan tahun." Bagaimana kehidupan seorang Clara Yeshara yang menikah dengan Yehezkiel Adrian yang merupakan dosennya sendiri...