Mata Clara membulat kaget mendengar suara yang tak lain berasal dari Doni.
"Eh Doni," ucap Juno santai.
"Eh Doni, hy," sapa Clara kemudian tertawa canggung, suasananya menjadi sangat hening, Juno dengan wajah santai sedangkan Doni dengan wajah bingung. Ia menatap Clara seolah meminta penjelasan kenapa ia dan Juno bisa bersama sekarang, memang Doni bukan siapa-siapanya Clara sih tapi ada rasa tak suka di dalam diri pria itu ketika Clara bersama dengan pria yang lain, eh? Dia tak tahu saja kalau Clara sudah punya suami. Clara memang sangat gila, ia tak pernah punya pacar tapi begitu ia menikah justru langsung berurusan dengan tiga pria sekaligus.
"Kalian berdua di sini?" tanya Doni, tatapan pria itu hanya pada Clara seolah ia meminta penjelasan dari perempuan itu.
"Eum, iya Don, eum ... itu ..." entah kenapa lidah Clara terasa kelu untuk menjawab pertanyaan Doni, untuk pertama kalinya Doni tampak begitu dingin di hadapan Clara
"Iya Don, kita berdua di sini, saya mau berangkat ke Swiss jadi sebagai perpisahan kita makan bareng." Karena Clara tak kunjung menjawab, Juno pun akhirnya menjawab pertanyaan Doni. Namun Doni sama sekali tak melihat Juno, apakah ia cemburu?
"Oh, kalo gitu aku duluan," ucap Doni kemudian pergi meninggalkan kedua orang itu, lagi-lagi Doni sedikitpun tak melihat Juno, membuat Juno bingung dengan tingkah mahasiswanya yang satu itu. Sedangkan Clara? Perempuan tersebut kini semakin bingung dengan semua yang terjadi, kenapa jadi seperti ini sih? Makanya ya Clara, kalau ada laki-laki yang tampan itu jangan bawaannya ingin digaet semua, apalagi kalau kamu sudah punya suami. Kan jadi susah urusannya, ribet sendiri 'kan?
"Dia kayaknya cemburu deh Ra."
"Ha?" Clara bingung dengan ucapan Juno, untuk apa Doni cemburu? Memang benar Clara menyukai Doni (perasaan Clara memang masih suka terombang-ambing tak jelas), tapi ia merasa Doni tak ada menyukai dirinya sehingga aneh jika pria itu tiba-tib cemburu tak jelas.
"Dia kayaknya suka sama kamu deh, kamu lebih milih dia atau kakak?"
"Hah?" Ya ampun apalagi sih ini? Clara rasanya ingin melarikan diri saja, kenapa ia harus dikelilingi oleh hal-hal semacam ini sih? Apa ini akibat karena Clara paling tak bisa melihat yang tampan? Astaga!
Di saat Clara tampak seperti orang bingung, Juno justru tertawa melihat ekspresi perempuan itu, ia mengacak pelan rambut Clara untuk mengungkapkan rasa gemasnya. Sebenarnya Juno sangat ingin mencubit pipi Clara saking gemasnya tapi Juno rasa itu terlalu agresif sehingga ia hanya mengacak pelan rambut perempuan yang juga berstatus sebagai mahasiswanya tersebut. Tapi apa Juno tak sadar kalau kelakuannya itu membuatku jantung Clara tak aman? Hah! Merepotkan."Kamu gemesin banget sih? Udah ah ayo pulang," ucap Juno kemudian langsung menggenggam tangan Clara keluar dari cafe.
"Nggak usah pesan taksi, kakak nggak bisa biarin kamu pulang sendiri dengan kondisi linglung kayak gini," ucap Juno begitu mereka tiba di parkiran dan langsung menuntun Clara masuk ke dalam mobil. Sebelum Clara sempat menolak, Juno langsung memasangkan seat belt pada perempuan itu.
"Nggak usah ngeyel, kakak cuman nggak pengen kamu aman sampai ke rumah." Bilangnya sih cuman, tapi Juno mengucapkan kata-kata tersebut dengan posisi yang sangat dekat, hidung mancung Juno yang bagai perosotan bahkan sampai menyentuh ujung hidung Clara dan mata mereka bertemu dan tatapan Juno membuat Clara tak mampu mengatakan apa-apa sehingga perempuan itu hanya mengangguk. Clara tak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya kalau sampai Adrian tahu hal ini, ya seharusnya Adrian tak akan tahu sih kalau Juno dan Clara tak ada yang cerita.
"Good girl," ucap Juno sembari mengacak pelan rambut Clara, jangan lupakan senyum manis dan tampan itu yang selalu setia menghiasi wajah Juno. Setelah itu Juno menghidupkan mobilnya dan mereka pun berangkat.
"Alamat kamu dimana?" tanya Juno.
"Antar ke Apartemen Luxury aja Kak." Untung otak Clara masih bisa bekerja sedikit untuk tak memberitahu alamatnya yang sebenarnya, kalau sampai Juno tahu bisa bahaya. Bukannya bagaimana, tapi Clara belum siap memberi tahu orang-orang tentang statusnya.
"Kamu tinggal di apartemen? Bukannya sama orang tua ya? Tadi siang kamu masih ketemu sama mama kamu di klinik kecantikan."
"Aku tinggal sama orang tua kok Kak, tapi aku usah janji sama kakak sepupu aku kalo malam ini aku nginap di tempat dia, dan dia tinggal di Apartemen Luxury itu." Lagi dan lagi, Clara kembali menambah catatan dosanya dengan cara membuat karangan indah, tapi ya mau bagaimana, namanya dia belum siap. Clara akan melakukan semua cara untuk menutupi statusnya sampai suatu saat perempuan itu siap untuk memberi tahu orang-orang.
"Ooo, ok deh," ucap Juno sehingga Clara mengucap syukur dalam hati, untung saja.
"Kakak nggak bisa biarin kamu pulang sendiri, kamu harus nyampe ke rumah dengan aman."
"Makasih banyak Kak, Kakak jadi repot segala," ucap Clara yang diakhiri dengan tawa, ya ... Clara sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tawa itu.
"No need," ucap Juno, ya ampun kenapa harus selalu tersenyum sih? Clara kan tak kuat.
***
"Makasih banyak ya Kak," ucap Clara begitu mereka tiba di Apartemen Luxury, perempuan itu bersyukur akhirnya tiba karena semakin lama ia bersama Juno, hatinya jadi semakin terombang-ambing.
"Sama-sama, ya udah masuk sana," ucap Juno.
"Kakak hati-hati ya."
"Siap, sekarang kamu masuk," ucap Juno lagi dan Clara pun menurut, begitu mobil Juno tak terlihat lagi Clara langsung menghubungi Adrian, semoga saja pria itu mau menjemput Clara. Kalau sampai tak mau sih Clara juga tak akan mau pulang, ia punya banyak teman untuk tempat menginap. Atau perempuan itu bisa langsung pulang ke orang tuanya, simpel 'kan?
Tak butuh waktu lama Adrian pun tiba dan Clara langsung masuk ke mobil.
"Kok berhenti di sini?" tanya Adrian, Clara menghela napas kemudian menceritakan semuanya Adrian menggenggam tangan Clara kemudian menciumnya dengan lembut, dari ekspresi dan helaan napas Clara tadi bisa Adrian tahu kalau ada yang sedang beres dengan istrinya tersebut. Memang Clara akui, ini salahnya, dia ya memulai semuanya, tapi tetap saja, ini juga karena Adrian, hhh entahlah, Clara sangat pusing.
"Ayo turun, udah sampe," ucap Adrian begitu mereka tiba di rumah, jarak apartemen dengan rumah mereka memang tak jauh sehingga tak butuh berapa lama untuk sampai ke rumah. Clara hanya terus menuruti perkataan Adrian tanpa mengucapkan sepatah kata, ingin rasanya mengadu, tapi bingung juga mengatakan apa. Clara langsung mandi untuk menyegarkan badan.
Setelah mandi Clara langsung memakai skincare dan bersiap-siap untuk tidur sedangkan Adrian sudah lebih dahulu berada di kasur memainkan ponselnya. Setelah selesai dengan rutinitas malam Clara pun naik ke kasur, Adrian meletakkan ponselnya di nakas kemudian menarik Clara ke pelukannya, ia menangkup wajah Clara dan menatap mata sang istri dengan tatapan teduh.
Chup
Adrian mengecup kening Clara secara lembut kemudian kembali menatap mata perempuan itu.
"Mau cerita?" tanya Adrian karena ia tahu ada yang tak beres dengan perempuan itu namun ia menggeleng. Clara bingung, ia sangat ingin bercerita, ia ingin menyampaikan keluh kesahnya, tapi perempuan itu juga tak harus harus bagiamana bercerita pada Adrian, mungkin Clara akan bercerita pada teman-temannya saja.
"Ya udah kalo nggak mau, sekarang tidur ya, good night Love," ucap Adrian, ia kembali mengecup kening Clara dan mendekap tubuh perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo Kihyun
Fanfic"Bunda, apa Bunda tak memikirkan perbedaan umur kami? Delapan tahun Bun, delapan tahun. Perbedaan umur kami sangat jauh, delapan tahun." Bagaimana kehidupan seorang Clara Yeshara yang menikah dengan Yehezkiel Adrian yang merupakan dosennya sendiri...