20. Satu Minggu Berlalu

2K 171 21
                                    

BRAK!

Adrian tersentak kaget mendengar suara pintu kamar yang ditutup dengan begitu kencang, di sebelah kamar mereka ada sebuah ruangan yang masih kosong. Clara membersihkan ruangan itu tiap hari tapi tak apa-apa di sana sehingga Clara hanya bisa meringkuk di sudut ruangan dengan memeluk lututnya, ia sangat kesal dengan tingkah Adrian yang selalu saja melarangnya, seharian ini ia memang mengerjakan tugas yang diberi Adrian, ia sangat bersyukur Juno mau membantunya. Di saat Clara ingin bermain dengan teman-temannya itu pun tak boleh. Clara sungguh kesal dengan pria itu, ia telah merebut masa remaja Clara yang seharusnya penuh warna.
Sedangkan Adrian? Pria itu sangat kaget mendengarnya bentakan Clara tadi. Biar saja perempuan itu di sana, mau seperti apapun cara Clara membujuk Adrian tadi ia tak akan mengizinkan perempuan itu keluar karena ia telah membuat Adrian marah. Jadi sore tadi Adrian melihar Clara dengan Juno, memang mereka mengerjakan tugas tapi Adrian tak suka melihat Clara sedekat itu dengan Juno padahal dirinya sudah punya suami, entah sudah berapa kali Adrian sudah mengingatkan Clara tapi tetap saja perempuan itu batu, jika Adrian menasehatinya pasti perempuan itu tak peduli.

***
Sudah satu minggu sejak kejadian Clara membentak Adrian dan mereka belum saja berbaikan, Clara tetap melakukan tugasnya sebagai istri namun ia sama sekali tak mau berbicara denger Adrian, pergi ke kampus pun perempuan itu sengaja meminta Lucya mengantar jemputnya dan Lucya pun tak masalah dengan hal itu karena ia tahu pasti berat bagi Clara harus menikah di usia yang begitu muda hanya demi menjaga nama baik keluarga. Oleh karena itu Lucya selalu berusaha ada untuk Clara setiap saat. Lalu bagaimana dengan Adrian? Entah karena pria itu sedang sibuk-sibuknya di kampus ia pun tampak tak ada niat untuk berbaikan dengan Clara, untuk tidur saja Adrian tidur di ruang tamu. Apakah pria itu marah padanya Clara? Tidak, ia hanya sedang sibuk dengan segala pekerjaannya sehingga ia tak kepikiran untuk membujuk Clara. Membujuknya nanti-nanti saja, tunggu pekerjaan Adrian selesai.

"Masih belum baikan?" tanya Lucya ketika mereka dalam perjalanan ke kampus dan Clara hanya mengangguk tanpa memperhatikan Lucya, perempuan itu tampak asik dengan ponselnya.

"Chattingan sama siapa sih? Kayaknya seru banget," tanya Lucya sembari mencuri pandang pada ponsel Clara dan perempuan itu langsung mematikan layar ponselnya.

"Nggak ada kok," ucap Clara kemudian menyimpan ponselnya, dapat Lucya lihat nama Juno tertera di sana. Satu minggu ini Clara memang tampak sangat intens komunikasian dengan Juno apalagi saat ini Doni sedang pergi ke luar kota sehingga ia yang ia temui di kampus hanyalah Juno. Walaupun tak pacaran ternyata Clara pemain juga dan hal itu membuat Lucya sedikit khawatir, ya mau bagaimana pun juga Clara sudah menikah. Tapi Lucya juga bingung mengingatkan temannya itu karena Clara juga sangat tidak menyukai pernikahannya.

***

Lucya menggelengkan kepala sembari menghela napas begitu mereka tiba di kelas karena Clara yang tadinya tampak datar kini sumringah karena mata kuliah pertama adalah mata kuliah Juno.

"Masih sama juga?" tanya Dara dan Lucya mengangguk lemah, bukannya bagaimana ya, tapi kalau sampai kedekatan Clara dan Juno terus berlanjut, yang kasihan itu Juno. Bisa-bisa ia dituduh merebut istri orang dan bisa-bisa Juno didepak dari kampus.

"Gue ada ide," ucap Sera yang tiba-tiba datang entah darimana kemudian membisikkan sesuatu pada kedua temannya itu.

***

"Guys, gue pergi dulu ya, sama Kak Juno," ucap Clara pelan membuat teman-temannya menggelengkan kepala, kalau diingatkan soal pernikahannya pasti Clara akan langsung marah dan menyebut kalau teman-temannya kini sudah dipengaruhi oleh Adrian atau bahkan sudah dibawah kendali suaminya itu. Padahal ya teman-teman Clara hanya ingin yang terbaik untuk perempuan itu.

"Ya udah sana pergi, ngapain juga izin sama kita," ucap Dara.

"Siapa juga yang minta izin sana kalian, gue cuman ngasih tau, ya udah ya gue duluan, bye," ucap Clara kemudian pergi.

"Clara sejak jadi istri Pak Adrian aneh, apa karena nikah secara paksa kejiwaan dia jadi terganggu ya?" celetuk Bona yang langsung mendapat tatapan kaget dari teman-temannya.

"Ya ... gue cuman nyeletuk doang, jangan langsung dihakimi," ucap Bona dengan nada dan ekspresi yang begitu memelas, melihat itu yang lain pun menghela napas.

"Terserah deh, pusing gue," ucap Lucya, di saat teman-temannya pusing karena tingkah Clara, perempuan tersebut kini dengan santainya berjalan menuju gazebo yang ada di depan gedung jurusannya menunggu Juno, tak mungkin juga mereka masuk ke mobil secara bersamaan di parkiran, yang ada Clara jadi pusat perhatian dan bahan gosipan tak hanya di jurusan tapi juga di jurusan. Tanya Clara sadari dari ruang dosen ada sosok yang terus memperhatikan Clara dan sosok itu tak lain dan tak bukan adalah Adrian suami tercinta(?) Clara. Awalnya Adrian keluar dari ruangannya untuk mencari angin setelah satu minggu ini lelah berkutat dengan urusan ini itu. Begitu melihatnya sang istri duduk di gazebo Adrian langsung menemuinya. Saking repotnya satu minggu ini Adrian tak ada kepikiran untuk berbicara dengan Clara apalagi posisinya perempuan itu masih marah padanya.

"Clara," panggil Adrian sembari duduk di hadapan Clara, Clara yang melihat sang suami langsung menunjukkan wajah tak suka namun Adrian tetap tersenyum. Sudah resikonya menghadapi yang seperti ini dan inilah tantangannya, membuat Clara bisa menerima dan saling mencintai.

"Mau kemana?" tanya Adrian lembut.

"Bukan urusan Bapak," ucap Clara dingin, soal pernikahan mereka belum ada yang tahu kecuali teman dekat Clara sehingga Clara selalu memanggil Adrian dengan panggilan Bapak layaknya dosen lain.

"Nggak ada orang, nggak usah manggil kayak gitu," ucap Adrian membuat Clara semakin kesal, ia tak marah lagi pada Adrian tapi ia masih malas berbicara dengan pria itu, jika mereka berbaikan sudah bisa Clara jamin Adrian akan terus-menerus mengatur dan mengekangnya ini itu dan Clara sangat membenci hal tersebut. Lebih baik mereka diam-diaman seperti sekarang, tak ada yang mengatur-atur Clara, sewaktu bersama orang tuanya saja Clara tak pernah dikekang, sekarang bersama Adrian malah sangat dikekang? Cih! Clara tak mau, ia tak akan pernah mau, Clara itu kepribadiannya kuat, ia tampak seperti sedang yang orang yang ikut-ikut saja dan tak masalah dengan segala sesuatu tapi jika itu soal dirinya sendiri maka tak ada yang bisa ikut campur, ia hanya akan mendengarkan dirinya sendiri. Ya ... kecuali ketika orang tuanya yang berbicara apalagi sang ibu, barulah Clara mempertimbangkan, ya walaupun cukup berat sih Clara.

"Apa sih, freak!" ucap Clara sinis kemudian beranjak pergi.

Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo KihyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang