"Eungh ..." Clara terbangun dan ternyata hari sudah gelap, ia tak mendapati Adrian di sampinnya namun perempuan itu memilih untuk tak peduli karena ia belum sepenuhnya sadar. Clara justru kembali merebahkan tubuh dan memejamkan mata.
Kryuk ~~~
Clara mendesis dengan kening yang berkerut, kenapa perutnya ribut minta diisi sih? Clara kan masih mengantuk.
Kryuk ~~~ kryuk ~~~ kryuk ~~~~
"Hah!" Clara menggerutu karena perutnya yang terus ribut sehingga perempuan itu pun dengan berat hati keluar dari kamar.
Sial!
Baru aja Clara keluar dari kamar aroma masakan Adrian sudah langsung menyambut indra penciumannya membuat cacing-cacing di perut Clara semakin berdangdut ria.
"Bodo amat deh," monolog Clara kemudian langsung menunju dapur, ia sudah menyiapkan fisik, batin, serta jiwanya kalau-kalau Adrian memarahinya. Clara tak tahu pasti apa yang membuat Adrian seperti ini, tapi ya berdasarkan pengalaman Clara itu pasti karena Clara bersama Doni tadi.
"Sini makan," ucap Adrian begitu Clara tiba di dapur, pria itu berbicara tanpa sedikitpun melihat Clara, ia hanya sibuk menata makanan di meja. Clara tak mengatakan apa-apa, ia hanya menurut saja, lagipula Clara sangat lapar. Ia butuh energi sebelum kembali berurusan dengan Adrian, Clara sudah tahu, Adrian tak akan mengabaikan hal seperti tadi begitu saja.
"Enak banget ya ampun, terharu gue," batin Clara sembari menikmati makan malam dengan hening. Andai saja mereka sedang dalam keadaan yang baik-baik saja, Clara akan terus memuji masakan Adrian dengan penuh kegirangan.
***
Kini Clara dan Adrian sudah berada di ruang keluarga setelah selesai makan dan membersihkan alat makan. Posisi Clara kini duduk di pangkuan Adrian, itu semua permintaan Adrian, ya walaupun Clara juga sebenarnya suka, soalnya enak, ehehe.
"Bang," ucap Clara membuka pembicaraan, sudah lima menit ia duduk di pangkuan Adrian tapi pria itu hanya diam dan terus menatap Clara. Apa Adrian tak tahu kalau istrinya itu bisa mencair jika terus ditatap? Lama-lama Clara jadi emosi, mau sampai kapan mereka seperti ini.
Chup
Sebelum memulai pembicaraan Adrian terlebih dahulu mengecup sekilas bibir Clara dengan tangan yang menangkup wajah sang istri, alasannya sih biar lebih tenang, terserah bapak dosen saja ya gaes ya.
"Mau duluan cerita?" Nada suara Adrian lembut sih, tapi terdengar menuntut di telinga Clara, belum lagi senyumnya itu, membuat Clara tampak seperti orang paling jahat se-dunia. Yang marah kan Adrian? Kenapa Clara yang mesti cerita? Sabar, sabar, sabar, Clara memang hanya bisa banyak-banyak sabar menghadapi manusia semacam Adrian, untung sayang.
"Kalo aku yang duluan cerita berarti main tebak-tebakan dong ini," ucap Clara, Adrian tersenyum tipis mendengar perkataan Clara, istri Adrian ini kenapa sangat menggemaskan sih? Adrian kan jadi pengen menerkamnya.
"Ok, jadi abang sejak tadi siang ngajar itu natap aku kayak mau makan orang, bawa mobil ngebut banget, di rumah dingin banget. Itu semua gara-gara cemburu 'kan?" Eh? Kenapa harus diperjelas sih? Adrian memang cemburu tapi tak perlu disebut secara blak-blakan juga. Mau diletak dimana harga diri dosen tampan nan killer itu?
"Ih Abang, jawab dulu dong, kalo Abang nggak jawab ya aku nggak bisa lanjut cerita lah," rengek Clara sembari menggerakkan tubuhnya, sial! Ini membuat Adrian tak baik-baik saja, memang Clara mau bertanggung jawab?
Chup
Adrian tak menjawab, ia hanya mengecup bibir Clara secara sekilas.
"Ok, aku anggap itu sebagai iya," ucap Clara, memang iya sih, Adrian saja yang terlalu gengsi mengaku kalau dirinya cemburu. Padahal Clara akrab sedikit saja dengan laki-laki lain Adrian auto kalang kabut dan cemburu parah
"Jadi abang cemburu gara-gara aku sama Doni, iya 'kan?"
Chup
Lagi-lagi Adrian hanya mengecup bibir Clara membuat perempuan itu kesal dan memanyunkan bibirnya.
"Abang ngomong dikit napa? Kesel tau asal chup chup nggak jelas aja."
Chup chup chup
Eh? Adrian membulatkan mata kaget, Clara mengecup seluruh wajahnya, ada apa ini? Aduh senangnya dalam hati, saking senangnya Adrian serasa ingin jungkir balik kemudian mengadakan syukuran. Tapi nanti deh, Clara belum selesai bercerita.
"Nah, kalo aku juga cuman chup chup Abang kayak itu emangnya nggak dongkol apa?" tanya Clara yang sedang berusaha menahan emosi. Nggak kok, Adrian tak dongkol, ia justru sangat senang, kalau bisa sih Clara mengecup seluruh tubuh Adrian tanpa terlewat satu titik pun, kalau bisa sekalian diberi tanda juga sih, eh? Kenapa otak Adrian jadi seperti ini sih? Untung istri sendiri
"Lanjutin dulu ceritanya Sayang," ucap Adrian lembut, duh sialan memang, suara lembut Adrian seolah menjadi bius yang membuat Clara manut-manut saja pada pria yang berstatus sebagai dosen dan juga suaminya itu.
"Ok ok, jadi kesimpulan pertamanya Abang cemburu gara-gara aku sama Doni. Ok deh, aku bakal ceritain semua ya. Jadi, ya Abang tau sendiri lah ya kalo aku itu dekat sama Doni, aku juga lumayan akrab sama Kak Juno." Sial! Mendengar kedua nama itu saja sudah membuat Adrian emosi, apalagi Clara mengaku kalau dirinya dekat dengan kedua pria itu. Sabar Adrian, sabar, yang penting kan Clara itu istri kamu, istri sah kok.
"Nah, kemarin nggak lama setelah aku turun dari mobil abang itu, Doni datang kan. Nah, dia itu cuman minta penjelasan soal hubungan aku sama Kak Juno, padahal kan aku nggak ada hubungan apa-apa sama Kak Juno, kan aku udah jadi istri abang. Setelah dengar itu Doni minta maaf karena udah salah sangka terus ngajak aku main-main ke mall bentar sebagai tanda permintaan maaf. Udah deh itu aja, jadi Abang nggak usah cemburu ya," ucap Clara lembut.
"Jadi Doni udah tau kalo kamu itu istrinya Abang?" tanya Adrian namun Clara menggeleng lengkap dengan cengirannya.
"Daddy ~~~" Eh? Adrian kaget bukan main ketika Clara memanggilnya seperti itu dengan nada suara manja sih? Mana Clara tiba-tiba mengalungkan tangannya di leher Adrian lagi, pikiran Adrian kan jadi kemana-mana, ia ingin menerkam Clara sekarang juga.
"Maafin baby ya Daddy, Daddy jangan marah dan cemburuan gitu lagi ya, baby cuman cinta dan sayang sama Daddy kok, Daddy percaya kan sama Baby?" Sial! Adrian merutuki dirinya sendiri yang langsung gelisah setelah mendengar kata-kata Clara, darimana sih Clara belajar seperti itu? Memangnya ia mau mempertanggung jawabkan ulahnya? Kalau Clara sendiri, ia sebenarnya geli dan rasanya ingin muntah mengucapkan hal itu, tapi beberapa hari yang lalu Dara menyuruh Clara memanggil Adrian seperti itu, Dara bilang dirinya berani jamin Adrian akan luluh. Sepertinya Adrian memang luluh, tapi pria itu juga tampak seperti sedang menahan sesuatu. Clara mati-matian menahan tawa karena sangat tidak lucu dirinya tertawa dan berakhir dengan Adrian yang tidak memaafkan dirinya. Padahal ya, wajah Adrian memang lucu di mata Clara.
"Ok, daddy maafin Baby, tapi jangan gitu lagi ya Sayang. Abang sayang banget sama kamu La, abang cinta banget sama kamu, walaupun udah nikah gini ternyata abang tetap aja takut kalo kamu direbut orang lain. Makanya jangan deket-deket sama cowok lain ya Sayang," ucap Adrian lembut sembari mengelus rambut perempuan itu.
"Siap Abang, makasih banyak ya udah maafin aku," ucap Clara kemudian mengecup sekilas bibir Adrian.
"Panggilnya Daddy lagi dong Sayang, abang senang dengernya." Duh wajah Clara kan jadi memerah karena malu.
"Iya Daddy," ucap Clara dengan posisi menunduk, rasa malu, geli dan jijik kini bersatu padu di diri Clara, ia sedikit menyesal menggunakan kata-kata itu. Manjur sih, tapi ... ah sudah lah.
"Good girl, sini peluk dulu," ucap Adrian kemudian memeluk Clara.
"Tapi bukan berarti kamu bebas dari hukuman ya baby girl."
"HAH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo Kihyun
Fiksi Penggemar"Bunda, apa Bunda tak memikirkan perbedaan umur kami? Delapan tahun Bun, delapan tahun. Perbedaan umur kami sangat jauh, delapan tahun." Bagaimana kehidupan seorang Clara Yeshara yang menikah dengan Yehezkiel Adrian yang merupakan dosennya sendiri...