24. Semakin Rumit (II)

1.8K 148 15
                                    

"Kalo Abang mikirnya kayak gitu berarti Abang orangnya kayak gitu."

"He, mana ada ya, abang nggak ada kayak gitu."

"Ya udah, ngapain langsung nuduh orang kayak gitu, nggak baik tau nggak."

"Bukannya nuduh La."

"Ish kan ... La La La, Clara Bang, bukan Lala," ucap Clara dengan wajah cemberut dan bibir yang mengerucut.

Chup

Adrian tertawa kecil setelah mengecup sekilas bibir sang istri, istrinya ini kenapa sangat imut sih? Adrian jadi gemas sendiri.

"Lala itu panggilan kesayangan abang La, cuman abang yang boleh manggil kamu kayak gitu Sayang."

"Hhh ... terserah deh, capek," ucap Clara, ia lelah terus mengingatkan hal tersebut.

"Gimana jadi? Boleh kan aku ketemu Kak Juno nanti malam?"

"Kalo terjadi apa-apa sama kamu gimana?" Clara memutar bola mata malas, kenapa kembali ke situ lagi sih? Memangnya Adrian tak lelah ya terus berputar di tempat yang sama? Pengen tak HIH.

"Kan ... balik lagi ke situ, udah dibilang jangan asal nuduh ih," ucap Clara.

"Bukannya nuduh Lala Sayang, tapi jaga-jaga, kamu tau kan sifat preventif." Kali ini Clara tak protes lagi tentang namanya, lelah saudara.

"Preventif preventif, Abang pikir sebelum sama Abang aku gimana? Jaga diri sendiri lah, sepele ya Abang."

"Bukan sepele Lala, tap-" Belum selesai Adrian berbicara Clara langsung meletakkan telunjuknya di bibir sang suami, perempuan itu melepas jarinya kemudian kembali mengecup bibir Adrian.

"Ok, aku capek berbelit-belit, sekarang Abang bolehin aku atau nggak? Kalo memang nggak? Aku telepon Kak Juno kalo aku nggak bisa, sekalian aja aku bilang kalo kita nggak bakal bisa ketemu lagi." Adrian menghela napas sembari menggelengkan kepala, perkataan Clara tampak seperti ancaman.

"Ya udah boleh, tapi jangan kelamaan pulang." Clara langsung melebarkan senyuman mendengar jawaban Adrian, ia kembali mengecup bibir sang suami, sepertinya cara ini cukup manjur untuk meluluhkan hati Adrian. Clara sepertinya akan sering melakukan ini jika menginginkan sesuatu, tak apalah, kan yang terjadi simbiosis mutualisme, kedua belah pihak sama-sama diuntungkan.

"Aku bakal naik taksi online, aman, guaranteed certified kok," ucap Clara lengkap dengan senyum cantiknya.

"Iya iya, hati-hati ya," ucap Adrian, karena perkataan Clara yang ingin menelepon Juno tadi, Adrian jadi teringat kejadian ketika Clara menelepon temannya untuk membatalkan janji mereka. Setelah itu Clara langsung marah dan mereka tak berbicara sampai satu minggu. Hubungan mereka sekarang sudah membaik, Adrian tak ingin hal itu terjadi lagi sehingga ia memilih untuk menuruti kemauan sang istri selama masih wajar.

"Makasih suami aku," ucap Clara penuh kesenangan kemudian memeluk Adrian, ketika ia hendak melepas pelukannya, Adrian sudah lebih dahulu memeluk pinggang Clara dan menarik perempuan itu hingga duduk di pangkuannya, satu tangan Adrian kemudian menangkup wajah Clara dan menatap sang istri dengan tatapan yang berhasil membuat jantung Clara berdetak tak karuan.

"Dari tadi kamu terus ngecup bibir abang secara sekilas, kamu pikir abang nggak tersiksa? Sekarang kamu harus tanggung jawab." Clara membulatkan mata mendengar perkataan Adrian, namun belum sempat ia mengatakan apa-apa Adrian sudah lebih dahulu menyapa bibir perempuan itu dan memainkannya dengan sangat lembut.

***
Clara memasuki sebuah cafe sembari melihat kesana-kemari untuk mencari keberadaan Juno.

"Ra." Clara tersenyum mendengar suara Juno yang memanggil dirinya, perempuan itu langsung menunju meja tempat Juno.

"Maaf ya Kak, Kakak jadi nunggu, Kakak udah lama nyampe?" tanya Clara setelah ia duduk di hadapan Juno, pria itu tersenyum kemudian menggeleng. Aduh, senyumannya sangat manis dan beresiko membuat Clara lupa dengan statusnya yang sudah menjadi istri orang.

"Baru aja kok, kamu kenapa nggak mau dijemput sih? Kan biar kakak tau alamat kamu." Clara tersenyum lalu menggeleng mendengar pertanyaan Juno, tidak dulu ya Kak Juno ya tampan dan boyfriendable, nanti saja kalau Clara sudah siap untuk mengungkapkan statusnya.

"Nggak papa Kak, aku tuh biasa kemana-mana sendiri jadi aneh aja rasanya kalo dijemput-jemput gitu." Halah, alasan sekali, padahal dulu apa-apa Clara sering diantar-jemput oleh Lucya, Clara memang sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Lucya, ia tak pernah lelah mengucap syukur karena dipertemukan dengan orang seperti perempuan itu.

"Kamu ada-ada aja ya, ya udah deh sekarang mau mesan apa?" tanya Juno sembari memberi daftar menu pada Clara dan perempuan itu pun memilih menunya.

"Kakak mau ngomongin apa?" tanya Clara begitu mereka selesai memesan makanan, alih-alih menjawab, Juno memberikan selembar kertas pada Clara.

"Beasiswa ke Swiss?" tanya Clara memastikan apa yang ia baca dan Juno mengangguk.

"Woah, gila, selamat ya Kak, Kakak keren banget," ucap Clara penuh kekaguman.

"Makasih ya, kakak senang dapat beasiswa ini, tapi di satu sisi kakak juga sedih harus break bentar ngajar."

"Ya nggak papa dong Kak, kan biar kakak lebih banyak ilmunya, ih kakak keren banget sih," ucap Clara lagi.

"Tapi nanti kakak bakal kangen banget sama kamu Ra." Eh? Clara tak salah dengar? Entah kenapa Clara rasanya ingin menghilang saja sekarang. Yes yes yes, Clara sempat menyukai Juno tapi sekarang perempuan itu mulai sadar dan menerima statusnya sebagai istri Adrian. Makin ke sini semua semakin ribet, Clara benar-benar pusing.

"Ya ampun kamu kok kayak kaget gitu sih? Gemesin banget tau nggak."

"Ehheh abisnya kakak tiba-tiba ngomong kayak gitu, ya aku kaget lah."

"Ngapain sih kaget, kamu ada-ada aja deh, pokoknya kamu nggak boleh lupain kakak selama kakak di Swiss nanti, kakak bakal berusaha kontakan sama kamu nanti biar kamunya nggak lupa. Abis studi kakak selesai studi di sana, kakak pasti balik ngajar di kampus kamu lagi, ya walaupun nggak tau sih nanti kamu masih di sana atau nggak." Duh, apa ini artinya Clara spesial bagi Juno? Semoga tidak sih, ribet nanti urusannya.
"Ahahah iya Kak iya, good luck ya buat kakak di sana, aku pasti selalu ingat kakak kok, tenang aja," ucap Clara.

"Nice," ucap Juno tersenyum tampan dan tak lama kemudian pesanan mereka pun datang.

***

"Kakak antar aja ya pulang, masa iya kakak biarin kamu pulang sendirian?"

"Nggak papa Kak, baru juga jam segini," ucap Clara, jam memang baru menunjukkan pukul sembilan, Clara tak bisa berlama-lama karena ia sudah berjanji pada Adrian untuk tiba di rumah sebelum pukul sepuluh malam.

"Masih rame Kak, nanti aku kabarin kakak deh kalo aku udah sampe rumah." Ups, sepertinya Clara salah bicara, ini sama saja ia terus melanjutkan interaksinya dengan Juno. Jika seperti ini kan yang repot Clara sendiri, dasar Clara.

"Ok deh, kamu udah pesan taksinya?" tanya Juno yang masih setengah hati membiarkan Clara pulang sendiri, tapi keputusan perempuan itu sangat sulit untuk diganggu gugat.

"Ini mau mesan Kak," ucap Clara, ia mengambil ponselnya untuk memesan taksi.

"Clara? Kak Juno?"

Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo KihyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang