39. Pengakuan

2.1K 121 31
                                    

Clara keluar dari ruangan sang dosen dengan wajah paling cerah yang pernah ia miliki. Bisa di tebak kan kenapa gadis itu seperti itu? Yap, tamat sudah cerita skripsi. Clara berjalan di sepanjang koridor sambil terus tersenyum, ya terkesan seperti orang gila sih, tapi biar saja berhubung ini hari bahagianya.

"Hey, senang banget ya," ucap Doni sambil menepuk bahu Clara.

"Iya dong, skripsi udah kelar," ucap Clara dengan senyum yang tak pernah luntur.

"Cie … yang udah siap skripsi."

"Heh, mentang-mentang dah lama kelar skripsinya."

"Hahaha terserah mbaknya, kalo skripsi udah siap waktunya nepatin janji dong."

"Janji apa?"

"Kan minggu lalu kamu gak bisa nemenin aku jalan, jadi sekarang bisa dong ya."

"Ah iya, ok berhubung aku lagi senang."

"Ya udah sekarang ya," ucap Doni lalu merangkul Clara.

***

Doni membawa Clara seharian, mulai dari taman, tepi danau, mall sampai bioskop. Mereka bahkan baru keluar dari bioskop pukul sembilan dan bodohnya Clara lupa mengabari Adrian saBangng asiknya.

"Clara duduk di sana sebentar ya." ucap Doni sambil menunjuk taman yang tak jauh dari gedung bioskop.

"Ok ayo." jawab Clara dan menggenggam tangan Doni.






Mereka pun duduk di kursi panjang di taman itu, Doni hanya diam begitupun dengan Clara. Ia menunggu Doni buka suara.

"Clara," panggil Doni sambil menatap dalam mata Clara, sontak gadis itu deg deg an. Tak bisa dipungkiri, walaupun ia sudah luluh pada Adrian namun tetap saja ada rasa suka pada Doni apalagi jika Doni sudah seperti ini.

"Iya?" tanya Clara berusaha senormal mungkin padahal jantungnya sudah berdegup sangat kencang, wajahnya sudah memerah, Doni hampir tertawa namun ia ingin serius saat ini.

"Ingatkan pas kamu nyuruh aku nyari pacar?"

"Eum, masih ingat lah kan minggu lalu."

"Aku dah dapat orangnya Clara, tinggal nunggu jawabannya."

"Ya udah tembak aja, ngapain nunggu lama-lama?"

"Kamu mau 'kan?"

"Ha?"

"As I said Clara Yeshara, it's you. I want you, would you like to be my girlfriend?" Duh, Clara merasa bersalah, ia tak tau harus menjawabnya apa. Doni terlalu baik untuk menerima sebuah penolakan tapi tak mungkin kan dia menerima Doni di saat dia sudah resmi menjadi milik orang lain. Ya ampun, kau terlambat Doni.

"Sebenarnya aku dah lama suka sama kamu, sejak semester 4 tapi aku terlalu bodoh dan takut," ucap Doni lagi, Clara tak tau harus mengatakan apa, dia malah merutuki Doni yang terlambat.

"Kau terlambat bodoh," umpat Clara dalam hati.

"Doni," ucap Clara menatap balik Doni.

"Terima kasih telah menyukaiku, tapi … " Clara terdiam, ia menggigit bibirnya, ia tak sanggup mengatakan apa-apa. Doni hanya diam, ia masih menunggu apa yang akan diucapkan oleh gadis itu.

"Jangan katakan hal-hal klise Clara. Semacam "kau terlalu baik untukku, kau terlalu sempurna untukku. Banyak yang lebih baik dariku." aku tak ingin mendengar hal semacam itu." Yah, padahal Clara baru saja ingin mengatakan itu, Clara pun menghirup napas dalam-dalam.

"Kau terlambat Doni," ucap Clara sambil menunjukkan cincin yang telah melingkar dengan indah di jari manisnya. Well, hanya itu yang bisa diucapkan Clara.

Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo KihyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang