Author's On
Rinni turun dari motor Daniel ralat motor Alvin kakakknya. Rinni berhenti Dua meter dari gerbang sekolah karena ia harus menunggu Anin dan Ana yg mengajaknya kekelas bersama.
"Eh niel makasih udah nganterin" ucap Rinni dan membenarkan letak Ikatan rambutnya.
"Iya, eh Rin gue mau nanya kenapa rambut lo gak di gerai aja?" Tanya Daniel sambil mematikan motornya.
"Gue gak suka di gerai Niel, bikin Ribet apalagi suka gerah" ucap Rinni menoleh kanan kiri.
"Kalo gitu kenapa gak di potong aja?" Tanya Daniel.
Rinni langsung menatap Daniel, "potong? Yg dulu bilang rambut gue jangan di potong siapa? Lagian ibu gue juga rambutnya panjang jadi gue nurutin, kalo rambut gue di potong nanti ada yg ngambek gimana? Hmm?" Ucap Rinni sambil mengerling jahil.
"Ehehe, kalo gitu gue pulang ya" Pamit Daniel.
"Yaudah sana" usir Rinni sambil bercanda.
"Jangan kangen ya" ucap Daniel sebelum menggas motornya.
"Amit amit Niel, amit amit" ucap Rinni di akhiri tawaan lalu Daniel menggas motornya.
Tetapi..
Daniel memberhentikan motornya tak jauh dari Rinni lalu berucap, "Oh iya sekali kali gerai rambut lo biar aura lo gak gelap gelap amat, biar laki laki sadar kalo lo perempuan" ucapnya di selangi tawaan yg pecah lalu menggas motornya.
"DANIEL NGESELIN LO!!" teriak Rinni.
'Ini si Anin sama Ana kemana lagi? Kok belum kesini juga? Apa jangan jangan kesesat lagi?' Batin Rinni.
Tiba tiba sebuah pesan masuk ke hp Rinni.
Satu pesan belum dibaca dari Ana
Satu pesan belum dibaca dari AninAna
Oy, gue udah ada di kelas. Lo masih nunggu gue? Gue udah di sini tadi bareng sama Arya, kasian dia tadi bawa buku numpuk gak ada yg bantuin.Ya begitu lah isi pesan yg di kirimkan Ana untuk Rinni. Lalu ia beralih kepada pesan yg di kirimkan Anin itu
Anin
Rin, gue sakit jadi gue gak sekolah suratnya gue titip ke Arya tadi pagi. Sorry ya..Begitulah pesan yg di kirimkan oleh para sahabatnya itu padanya. Kesal? Tentu ia kesal bahkan ingin rasanya ia kubur hidup hidup.
Rinni balik badan dan berjalan menuju gerbang tetapi langkahnya terhenti saat melihat seseorang yg mungkin familiar untuk Rinni memasuki halaman sekolah tetapi yg membuat aneh adalah ia membonceng perempuan?
'Navin bonceng siapa? Perasaan dari ciri cirinya ia seperti? Olivia?' -batin Rinni.
Rinni tidak perduli akan hal itu, karena apa urusannya? Itu hidupnya dan itu berarti urusannya ia tak perlu ikut campur tetapi hatinya menolak untuk menerima. Apa ia mulai suka padanya?.
Rinni berjalan dengan santai memasuki lingkungan sekolah sampai ia tak sengaja melirik Navin yg sedang membuka Jaket hitam jeansnya. Ya! Rinni dapat melihat dengan jarak tak kurang dari seratus bahwa itu benar benar Olivia, mantannya. Tapi yg Ia pikirkan ada perlu apa? Atau jangan jangan?...
Rinni's On
Gue seakan mengingat ingat tentang ucapan Navin di toko buku kemaren sore ketika ia berucap 'Dih mereka yg mereka lah, lagian ya Rin kita kan pacaran, lo milik gue, gue milik lo jadi kita kapelan kan? Pokoknya mulai sekarang lo pacar gue oke. Lagian jodoh gak kemana tapi yg jelas gue jodoh lo dan gue pacar lo' bukan! Lebih tepatnya ucapan yg 'lagian ya Rin kita kan pacaran, lo milik gue, gue milik lo jadi kita kapelan kan? pokonya mulai sekarang lo pacar gue' Maksud dia apaan? Apa gue juga ada rasa sama Navin? Tapi apa maksud perkataanya? Gue miliknya? Kita pacaran? Atau bagaimana? Apa gue benar benar menyukainya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Buketu Mungil Dan Si Sinting Navin
Random|| BUKETU MUNGIL DAN SI SINTING NAVIN-!! || "Susah sih suka sama orang yang disukai banyak orang." Note: bahasa baku gak baku, bikin sering mengeryit heran, Belum di Revisi.