Anak Pendiam?

99 3 0
                                    


Ini Bakal full moment Arya sama Rinni dan juga Anak pendiam!
____________________________________

kadang kejahatan lahir bukan dari hati yg jahat tetapi dari hati yg tersakiti perasaannya oleh orang lain.

___________

Happy reading!!!

____________________________________

Rinni's On

"Ar kita mau kemana sih?" Tanya Gue ketika Arya ngajak gue keluar yg membelah kota jakarta ini.

"Nanti juga lo tau, indah kok pemandangannya  apalagi banyak anak anak," jawab Arya sambil menyetir mobil.

Ya, Arya menjemput gue dengan menggunakan mobil ntah apa tujuannya dia bilang sih supaya gak kena polusi sama kepanasan. Gue juga gak nyaka kalo si anak tengil pengeluh pacar jalannya buku itu punya mobil apalagi bisa nyetir gue kira cuma bisa naik motor, apalagi motornya ada 2 lagi motor matic dan motor Sport.

"'Ya masih lama nyampenya?" Tanya Gue.

"Gak begitu lama sih, emang kenapa?" Tanya Arya sambil melirik gue yg mulai gelisah.

" bakal ngisi bensin gak?" Tanya gue penuh harap.

Arya ngelengok ke gambar bensin menunjukan full, "enggak, bensin full mau diisi bisa bisa meledak nih mobil," jawab Arya sambil terkekeh pelan.

"Eh Rin, lo sekali kali di gerai sih rambutnya, lo cantik tau kalo di gerai, lo mah di kuncir kuda mulu, gak bosen apa?" Ucap Aya sambil melirik Gue yg sedang menatap keluar jendela.

"Ha? Ribet Ar, panas, gerah gue," ucap Gue.

"Oh gitu."

Gue udah gelisah ini woy! Gue harus buru buru nuntasin hal kecil ini, kalo enggak bisa bisa gue kebelet lagi.

Oke Rin! Gak usah malu! Biasanya gak malu dan terkesan bodo amat. Oke Rin fighting.

"Ar ke pom bensin dulu sih atau ke toilet umum gue pengen pipis," ucap gue cepet tanpa tahu Arya mendengar atau enggak.

"Ha?" Tanya Arya dengan wajah yg sebenarnya lucu bahkan terkesan bego jika di teliti.

"G-gue pengen pipis," ucap Gue sedikit gugup.

"Oh. HAH? oke bentar bentar gue cari pom bensin yg deket dulu lo jangan gelisah oke? Jangan panik tetep tenang," ucap Arya jadi panik sendiri sambil menggas mobilnya lumayan kencang.

"Lah ini kok jadi lo yg panik sih Ar?" Tanya Rinni bingung.

"Gimana gue gak panik sih? Lo itu orang yg g... eh maksud gue lo itu kan eh bukan lo maksud gue kan kata guru Ipa jangan suka nahan pipis atau gak lo bakal kena penyakit? Jadi gue harus nyari pom bensin," Jawab Arya yg terdengar Aneh menurut gue.

"Tuh depan," ucap gue.

"Oke oke."

"Lo tunggu di mobil ya," ucap Gue dan segera turun.

Setelah gue selesai dengan urusan gue, gue keluar dari bilik toilet dan membenarkan tampilan gue.

'Apa gue harus di gerai? Masa ia gue harus di gerai biar cantik? Apa kalo gue di gerai Nav-- eh gue mikir apaan sih? ngaco! Gue nyaman kok di kuncir kuda, simpel. Nurutin kemauan Arya mah sesat di jalan gue,' batin gue berucap.

Baju Sweater motif kucing dengan paduan warna Abu abu dan Biru, Celana Jeans putih paduan biru langit, sepatu sandal abu abu serta jam tangan bening tak lupa rambut yg selalu ia ikat.

Buketu Mungil Dan Si Sinting NavinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang