Olivia on's
Gerakan gue cepet, itu keahlian gue. Gue ngeliat Rinni, ups! maksud gue musuh gue yang lagi kesakitan. Uh rasanya pasti sakit.
Sementara dia lagi terkejut. Gue ambil bola yang mantul itu dan gue masukin ke ring dengan senyum lebar. Gue berbalik pas banget Rinni itu ngambil cutter lipat yang tadi gue pake. Gue berjalan kearahnya dengan tangan kiri dia yang megang leher dan tangan kanan yang megang cutter yang diangkatnya.
Gue lirik kearea pinggiran koridor dan mata gue ga sengaja liat orang yg gue suka, Navin.
Gue tau apa yang harus gue lakuin sementara Rinni yang masih terkejut itu. Gue bersyukur karena dia megang cutter itu.
"AAAA RINNI! LO MAU APA?! JAUHIN CUTTER ITU RIN! LO MAU LUKAIN GUE?!" Teriak gue dan benar aja! Navin langsung nengok kesini and see?
"Navin Navin! Tolongin gue!" Ucap gue dan berlari kearahnya langsung memeluk dia dengan smirk tentunya.
"Ada apa?" Tanya Navin dengan muka bingung.
"Kamu liat nav? D-dia bawa cutter gatau buat apa," ucap gue serasa menangis.
"GA! gue ga lakuin apa apa!" Kilah Rinni.
'Dia gabakal percaya sama lo' batin gue.
"Rin lo apa apaan?" Tanya Navin kesal.
"G-gue? Gue ga lakuin ap---"
"TAPI LO BAWA CUTTER RIN! LO MAU BUNUH GUE?!" Teriak Gue dengan menangis sambil berada di dekapan Navin.
"Lo bohong! Lo yg lukain gue!" Bantah Rinni.
"Lo pelakunya! Lo yang megang cutter itu!" Ucap gue sambil menunjuk cutter nya.
"Gue ga---"
"Cukup Rin !" Ucap Navin menengahi. Gue tau dibakal berpihak sama gue. Bodohnya Rinni menutupi luka yang udah gue buat ditubuhnya dengan baik. Padahal itu bisa dijadiin bukti. Uh, dia terlalu baik. But, i dont care.
"Nav, aku takut," ucap gue pelan dan bisa gue liat Rinni menggeleng tanda tak percaya?
"Rin? Itu semua bener?" Ucap Navin seolah tak percaya.
"Gue---"
"Nav! Mana ada sih maling yang mau ngaku!" Ucap gue dengan kesal.
"Jadi? Rin lo kenapa ga ngom--"
"YA! gue yang mau lukain Olivia! Ya gue yang mau bunuh dia! Gue yang mau kirim dia ke neraka, kaparat!" Ucap Rinni dengan emosi. Ouchh ckckck.
"Rin?" Ucap Navin tak percaya. Yes!
"Apa?!"
Gue maju kearah Rinni dengan terisak, "kenapa Rin?! Kenapa lo mau lakuin itu!" Ucap gue sambil dorong dia.
"CUKUP!"
Bukan Rinni ataupun Navin yang bilang itu. Tapi? Ck! Orang lain. Si anak baru dari korea.
"Kyung soo?" Lirih Rinni dengan muka yang lumayan pucat.
"Lo siapa?" Tanya Navin.
"Ga perlu tau!" Tukas Kyung soo. Yeah namanya kyung soo.
Gue rasa Rinni mulai kesakitan yeah karena cutter itu sedikit berkarat dan tiba tiba dia melempar cutternya dan lari dari lapangan.
"NUNA!"
"RINNI!"
Ucap mereka barengan. Ah sialan, Rinni!
"Nav," panggil gue.
"Hey Navin! Kejar Rinni Nuna biar aku yang mengurus ini," ucap Kyung soo. Gue membulatkan bola mata. Enak saja dia bilang kayak gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buketu Mungil Dan Si Sinting Navin
De Todo|| BUKETU MUNGIL DAN SI SINTING NAVIN-!! || "Susah sih suka sama orang yang disukai banyak orang." Note: bahasa baku gak baku, bikin sering mengeryit heran, Belum di Revisi.