Kebongkar

65 5 0
                                    


   Sudah 1 jam mereka berada dirumah Arya dan satu-persatu mulai pamit hingga akhirnya hanya ada para teman-temannya dan Olivia.

"Ma, pa, kok kalian ada disini?" Tanya Arya setelah situasinya pas.

"Ah, ini kejutan dan rahasia," ucap Mama nya dengan tersenyum.

"Kejutan? Pasti ada sesuatu dibalik ini," tebak Arya.

"Bukannya ini ide Rin---"

Sebelum Alvin menyelesaikan ucapannya, Rinni sudah membekap mulutnya dengan kesal.

"Maksud lo gimana kak?" Tanya Arya.

"Ah itu Ar," ucap Rinni dan mengeluarkan surat yang dulu pernah ia ambil, "gue kirim copy-an surat ini. Maaf."

Arya mengambilnya dan membaca suratnya seketika air mukanya berubah, "Rin lo ga maksud buat cari tahu siapa orang yang dimaksud disurat ini, 'kan?"

"98 persen gue cuma mau supaya di ulang tahun lo itu ada ortu lo dan 2 persen nya karena gue pengen tahu orangnya," ucap Rinni.

"Eh surat apaan sih?" Tanya Ana kepo.

"Surat harapan," jawab Arya.

"Jadi? Apa lo mau kasih tau?" Tanya Rinni sedangkan Arya hanya menatap surat itu.

"Sebentar. Mungkin kalian mau lanjut acaranya jadi Om sama Tante masuk kekamar ya," ucap Papa Arya.

"Eh iya om," ucap mereka dan Orang tua Arya pun pergi kekamarnya. Papa nya kekamar tamu dan Mama nya ke kamarnya yang dulu.

"Jadi?" Tanya Anin.

"Ayo dong Ar kasih tau," desak Ana.

"Kepo banget!" Cibir Olivia sambil bersedekap.

"Eh suka suka gue dong!" Tukas Ana.

"Privasi!" Balas Olivia.

"Terus apa masalah lo? Ngajak ribut lo?!" Ucap Anin menimpali.

"Eh udah, udah." Ucap Arya menengahi sedangkan yg lainnya hanya menunggu.

Revan berjalan kearah Ana, "udah gausah dengerin dia."

"Tapi dia nyebelin parah!" Ucap Ana kesal.

"Udah ah."

"Arya Hyung," panggil Kyung soo karena situasi mulai hening.

"Ya? Kenapa Kyung?"

"Apa ruangan ini kedap suara?" Tanyanya.

"Hm iya. Kedap suara." Jawabnya, "kenapa emang?"

"Aniya,"jawab Kyung soo.

"Ayo Arya. Kasih tau, ntar kan bisa kita comblangin," desak Anin.

"Wey, kalian kepo banget sih," ucap Arya.

"Kalo kita ga kepo, kita ga bakal sukses," balas Ana.

"Apa bedanya?" Tanya Daniel.

"Kan kalo ga kepo gabisa nyari tahu," jawab Ana simpel.

"Iya juga sih," ucap Alvin.

"Jadi? Hm? Hm? Hm?" Tanya Rinni.

"Gue..."

"Arya," panggil Rinni dengan muka puppy eyes membuat semuanya melongo.

"E-eh Rin gausah puppy, iya gue kasih tau," ucap Arya sedangkan Rinni hanya nyengir.

"NAH GITU DONG!"

"Tapi percuma gue kasih tau, hati nya udah ada yang punya," ucap Arya sedih.

"Siapa?" Tanya Rinni.

Buketu Mungil Dan Si Sinting NavinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang