Olivia

116 2 0
                                    

Typo bertebaran di mana mana kaya jomblo..

Happy reading!!!!

"Kak Navin ayo berangkat" ucap Hana di depan Navin yg sedang duduk sambil bermain ponsel.

"Iya" jawabnya dan berdiri dari duduknya lalu jalan mendahului.

"Kakak keren" puji Hana.

"Kakak emang keren dari dulu kamunya aja yg matanya rabun" ucap Navin dan berjalan menuruni tangga meninggalkan Hana yg sedang cemberut.

Memang pakaian yg di kenakan Navin terbilang santai namun keren seperti yg di ucapkan Hana barusan. Dengan baju pendek warna biru dongker yg di tengahnya bertuliskan perfect dan celana jeans yg pas di kakinya dan jangan lupakan ia memakai jam tangan warna hitam dan memakai sandal Carvil.

Sedangkan pakaian Hana Atau yg nama lengkapnya Alifah Khanaya itu memakai pakaian dengan baju warna pink muda dengan lengan panjang dan celana jeans selutut tak lupa rambutnya ia ikat kuda.

"Udah izin ke Mama?" Tanya Navin.

"Belum. Hana pikir kakak yg bakal minta izin" ucap Hana sambil berdiri di samping Navin.

"Minta izin dulu sana" ucap Navin.

Hana mengangguk dan berjalan ke arah kamar Rosa.

"Dasar Alifah Khanaya" ucap Navin setelah melihat adiknya berjalan menjauh darinya.

"Gue pikir lo udah lupa sama rumah" ucap kakak dari Navin dengan sinis. Pertanyaan yg sudah di lontarkannya saat di meja makan waktu beberapa waktu yg lalu.

Navin tersenyum kecut dengan tatapan tak kalah sinis, "lo lupa? Gue masih ada 2 orang yg harus gue jaga."

"Lo jaga 2 orang? Jagain yg dulu aja lo gak becus" ucapnya sambil menatap meremehkan.

"Lo dan dia sama. Yg satu penghianat yg satu munafik. Cocok" ucap Navin dengan nada di tekan.

Kakaknya tersenyum kecut, "Lo gak bisa jagain Mama dan Hana jadi mending lo lengser deh"

"Harusnya lo mirorr dulu, siapa yg berhak lengser" ucap Navin santai.

"Gue bakal coba cara dulu apakah lo bakal terpancing sama kaya dulu atau? Lo bakal berubah caranya" ucap nya sinis dan sengaja menabrak bahu Navin dengan sengaja. Tetapi Ntah Refleks atau emang sudah feeling, Navin meninju muka mulus kakaknya sampai sudut bibirnya berdarah dan ia tersungkur ke samping.

"Ups gue refleks" ucap Navin dengan watados.

"Persetan" umpatnya.

"Eitss katanya kakak kok ngumpat? Kualat baru tau rasa lo" ucap Navin dan berjalan santai seakan tidak terjadi apa apa.

"Kita liat apa tindakan lo."

***

"Ma?" Ucap Hana saat tiba di depan pintu kamar mamanya.

"Eh? Iya kenapa sayang?" ucap Rosa saat sudah membuka pintu kamar.

"Ma, Hana sama kak Navin izin keluar bentar ya ma" ucap Hana meminta Izin.

"Mau kemana?" Tanya Rosa.

"Mau beli Kuota mah sama es cream" jawab Hana.

"Yaudah jangan lama lama ya oh iya mama nitip cemilan ya" pesan Rosa dan di angguki oleh Hana.

"Kalo gitu hana pergi dulu ya ma" ucap hana dan berpamit pergi.

Di jalan menuju keluar Rumah Hana melihat Kakaknya sedang memegang bibirnya yg berdarah itu.

Buketu Mungil Dan Si Sinting NavinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang