[26]

3.7K 296 60
                                    

"Tinggalkan Aelin, jangan coba lagi kau dekati dia" ucap Hyunjie seperti bisikan di samping telinga Taeyong.

Tubuh Taeyong menegang, ia tak ingin mendengar kata seperti itu. Lidahnya terasa kelu untuk menjawab ucapan Hyunjie.

Secepatnya, Hyunjie segera berbalik tanpa mendapati Aelin di belakangnya.

"Kemana anak itu" monolog Hyunjie setelah berada di depan ruang latihan. Mencari keberadaan Aelin.

"Apa yang dia lakukan? Apa dia gila" ucap Yeri.

"Dia tidak gila, kurasa kau yang gila. kenapa kau tiba-tiba memeluk Taeyong hyung di depan kami semua. Cih, dasar murahan" sahut Jaehyun yang sudah jenuh dengan tingkah Yeri.

"Dan sekali lagi, Hyunjie adalah anak pemilik gedung ini. Jadi kau tak pantas untuk marah dengannya" sambung Jaehyun tegas dan pergi.

"Pergi" ucap Taeyong dingin pada Yeri.

"Tapi, Tae~~" Yeri membantah.

"Pergi" ucapku lagi, mencoba menahan emosi ku.

"Aku tidak mau" jawab Yeri, seolah dia adalah anak kecil.

"Pergi atau kau akan mati disini" tegas Taeyong menatap Yeri tajam.

Hampir menangis karena tatapan tajam Taeyong, Yeri segera keluar dari ruang latihan.

"Hyung..." panggil Jaehyun.

Taeyong menoleh, "Apa?"

"Ku rasa kau harus temui Hyunjie" ucap Jaehyun memberi saran. Taeyong terlihat memikirkan saran Jaehyun.

Tanpa pikir panjang, ia segera keluar dari ruang latihan. Bukannya mencari Hyunjie, Taeyong lebih memilih intuk mencari keberadaan Aelin.

Mengikuti kata hatinya, Taeyong melangkahkan kaki menuju taman agensi. Sesampainya disana, ia melihat seorang gadis yang duduk sendirian di salah satu bangku taman. Bahunya terlihat naik turun.

Apa dia menangis?

Taeyong berjalan mendekat menatap punggung gadis yangbtengah terisak itu. Ia lantas menghela nafas, "Maafkan aku"

Tubuh Aelin berjengit saat mendengar suara Taeyong yang begitu dekat. Ia enggan menoleh.

"Maafkan aku, kau salah paham untuk kejadian tadi" lanjutnya. Taeyong berdiri di belakang Aelin yang masih terduduk di bangku.

"Aku harus pergi" Dengan segera Aelin beranjak lalu mengayunkan kakinya menjauh dari Taeyong.

Namun, sebuah tangan kekar menarik paksa tangan kirinya membuat Aelin limbung dan terjatuh tepat di dada bidang Taeyong.

Dengan senang hati, Taeyong merengkuh tubuh mungil Aelin ke dalam dekapannya. Ia merasakan tubuh Aelin menegang.

"Le -lepaskan!" perintah Aelin berusaha melepaskan dirinya dari dekapan Taeyong.

Taeyong mengeratkan pelukannya, "Tidak sebelum kau memaafkan ku" balas Taeyong.

"Kenapa aku harus memaafkan mu?"

My Love from Seoul | NCT TAEYONG✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang