[20]

3.9K 305 10
                                    

voment juseyo...



Gadis berambut legam sebahu itu mengerjap pelan, merasakan cahaya masuk menyelinap melalui sela jendela kamar mengganggu tidur nyenyaknya.

"Good Morning, Sayang... " suara seorang wanita memasuki indera pendengarannya. Ia lantas terbangun dan tersenyum kala melihat sang Ibu membuka korden jendela kamarnya.

"Selamat Pagi, Ibu" sapa Aelin.

Sang Ibu mendekat, lalu mengusap pelan pucuk kepala putrinya itu.

"Anak ibu, sudah besar rupanya" ucapnya.

"Ya masa aku kecil terus" sahutnya.

"Bangun dong, sudah jam 7. habis ini mandi lalu turun, sarapan dulu. Ibu juga mau ke rumah sakit lagi, sudah ada bibi di sana"

"Ibu tunggu dibawah ya... " lanjutnya, lalu menutup pintu kamar putrinya.


Aelin segera terbangun dan merapikan tempat tidurnya. Ia lantas mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi. Lama sekali ia tak sarapan bersama kedua orang tuanya, sekarang ia merasa sangat bahagia dan ingin sekali menyelesaikan kegiatan mandinya itu.





Setelah mandi dan berganti pakaian, Aelin segera keluar kamar menuruni tangga dan menemui kedua orang tuanya di ruang makan.

"Good Morning, my Princess " sapa Ayah Aelin menyadari putrinya datang.

"Pagi, Ayah" balasnya.

"Gimana di Korea?" tanya sang Ayah.

"Enak, Yah. Aelin nyaman disana" jawabnya.

"Oh, jadi sekarang udah seneng di Korea jadi lupa Indonesia?" Aelin tersenyum mendengar ucapan sang Ayah, "Udah ketemu sama idola kamu? siapa itu namanya? Teyong? Yong-siapa?" lanjutnya menatap sang anak.

Aelin mengulas senyum bahagianya, "Taeyong, Yah. Lee Taeyong" ralatnya "Sudah, Aelin bahkan sering ketemu sama dia dong" balasnya bangga.

"Beneran?" sahut sang Ibu. Aelin mengangguk antusias.

"Kok bisa? Kamu ngga kerja di Agensinya kan?" tanya sang Ibu, Aelin lantas menggeleng.

"Enggak" jawabnya singkat.

"Kok bisa sering ketemu Taeyong? Kamu jadi penguntit ya?" tuduh sang Ayah.

"Ih... enak aja. Enggak ya, Ternyata Taeyong itu dulu temannya Hyunjie Yah. Mereka tetanggaan waktu Hyunjie masih di Seoul" jelas Aelin yang diangguki kedua orang tuanya.

***

"Assalamu'alaikum... Selamat Pagi Nenek" ucap Aelin sambil membuka pintu ruangan Neneknya. Tanpa aba aba, Aelin segera mendekat lalu memeluk tubuh sang Nenek yang terbaring di bangsal rumah sakit.

"Wa'alaikum salam... e-eh-"

"Kamu sudah pulang sayang?" tanya sang Nenek sambil mengelus punggung cucunya.

Perlahan Aelin melepas pelukanya.
"Iya, aku rindu nenek" ucapnya.

"Nenek juga sayang, kau terlalu menyukai Korea ya? "

"Ah, aku hanya betah disana. orang nya baik semua" tiba-tiba bayangan wajah Taeyong yang dingin terlintas dibenaknya. Membuat Aelin mengulas senyum samar.


"Apa kamu sudah menemukan seseorang yang istimewa disana? "

Ia terkesiap mendengar suara laki-laki dari ambang pintu, Ia pun segera menoleh,

"Kakak?" sapanya.

Dia kakak sepuou Aelin, namanya Althan. Mereka lama tak bertemu karena Althan melanjutkan kuliah di salah satu Universitas Canada.

"How are you, Aelin? " sapanya menggunakan bahasa Inggris.

"Naega gwanchana. Eottoke Jinaesseo, Oppa? " sahut Aelin menggunakan logat Korea. (Aku baik baik saja, Bagaimana kabar mu, Kak?)


"Wah... sekarang menggunakan bahasa Korea ya? " Althan merentangkan tangannya, kode untuk minta di peluk.

Aelin menghampirinya tanpa rasa canggung, lantase memeluk tubuh bongsor pria di depannya.

"Tidak rindu kah, dengan kakak mu yang tampan ini? " ucapnya sambil merenggangkan pelukannya.

"Bogoshibda" ucap nya sambil tersenyum menatap wajah sang kakak.

"Oh iya, tante dimana? "

Tiba-tiba ponsel Aelin berdering.


Kasuka ni habataki suru butterfly
Let go Let go~~~

Aelin melihat layar ponselnya, kedua alisnya tertaut saat melihat nama si penelepon.

Hyunjie?


"Aku angkat telfon dulu" ijin nya pada semua yang ada di ruangan.


"Yeoboseyo, Hyunjie "

"Aelin, bisakah kau ke bandara sekarang? "

"Kamu disini? "

"Mm.. bukan aku. Tapi teman ku"

Siapa? kenapa dia baru bilang?
Ha...?? Apa itu Taeyong sama Mark?

"Siapa? "

"Hm, baiklah. Taeyong dan Mark, mereka menyusulmu"

kedua mata Aelin membulat seketika,
Kenapa bisa mereka menyusul ku?

"Benarkah? "

"Iya, jadi bisakah kau ke Bandara sekarang? "

"Baiklah, aku akan segera ke Bandara" ucapnya sambil memutuskan sambungan telfon.

Ia segera berlari ke ruang rawat inap neneknya langsung meminta izin untuk ke bandara bersama kakak sepupunya. Waktu 30 menit sampai karena jarak rumah sakit dan bandara tak begitu jauh.

Aelin langsung berlari ke tempat operator depan.

"Ada yang bisa saya bantu?" sapa pegawai bandara.

"Pesawat yang dari Korea landingnya kapan ya mbak? " tanya Aelin tergesa-gesa.

"Dari Korea Selatan? sudah mendarat 45 menit yang lalu" jawabnya sambil melihat ke layar monitor.

"Oh, Terimakasih" Aelin lantas pergi dan menemui Kakaknya.

"Bagaimana? "

"Sudah mendarat 45 menit yang lalu" ucap Aelin khawatir.

Keduanya lantas duduk di ruang tunggu. Saat tengah melihat sekitar, kedua mata Aelin menyipit menangkap sosok yang familiar yang juga sedang menatapnya. Seketika tubuh Aelin terasa membeku.






*to be continued.

Yeay... ending nya gimana nih? sad atau happy?

rencanya sih mau sampai 40 chapter. soalnya, cerita yang lain menunggu untuk ku publish. heheh...

My Love from Seoul | NCT TAEYONG✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang