Extra Part (Januari)

5.8K 678 241
                                    

— Januari, 2016 —

            Diantara buku-buku yang berjajar rapi di masing-masing raknya, matanya tak sengaja menangkap sebuah buku matematika anak SMA terselip di tengah-tengah novel. Dia tersenyum sambil menarik buku itu keluar. Ingatannya melayang jauh pada sosok perempuan yang begitu menyukai angka, juga menyukai dirinya sebegitu dalam pada masanya.

            Bagaimana kabar gadis itu? Sudahkah aku diganti oleh seseorang yang baru? Pikirnya. Dia tersenyum lirih mengingat bagaimana dulu hubungan mereka kandas. Terlampau dalam dia telah menyakiti hati gadis itu. Hingga ia tak lagi punya nyali mencarinya.

"Deven!" Seorang gadis menepuk pundaknya. "Ngapain?"

Deven mengangkat buku matematika yang dipegangnya, seolah memberitahu gadis itu bahwa buku itu mengingatkannya pada seseorang.

"Aku nemuin sesuatu yang lebih berharga dibanding cuma sekadar nostalgia masalalu," kata gadis itu.

"Apaan?" Deven mengernyit heran.

            Setelah keadaan keluarga membaik, dan Charisa telah dikelilingi orang-orang yang dia cintai, keadaan gadis di depannya pun turut membaik. Ternyata, obat paling ampuh adalah kebahagiaan. Sekarang Charisa bahagia, dan sudah memaafkan masa lalunya. Dia kembali menjadi Charisa yang ceria. Jahilnya bahkan sudah benar-benar tidak bisa diobati.

"Merem dulu!" perintah Charisa.

"Apaan sih, Cha!" tolak Deven. Dia malah berusaha mengintip apa yang disembunyikan Charisa di belakang punggungnya. Gadis ini sama sekali tidak bisa dipercaya. Bisa jadi dia menyembunyikan harimau disana.

"Merem gak? Kali ini, aku gak jail! Ini bisa bikin kamu gak jomblo lagi!"

Deven akhirnya menuruti kemauan Charisa, tapi sepenuhnya tidak mempercayai tiap kalimat yang dikatakannya.

"Buka mata!" suruh Charisa lagi.

Deven membuka matanya, dan mendapati Charisa menunjukkan sebuah buku.

"Mr. Christaksara, di tulis oleh Anneth Delliecia!"

Deven terdiam! Dia masih berusaha mengembalikan kesadaran dirinya. Bahwa buku di depannya ini memang ditulis oleh gadis itu. Bahwa dari judulnya, buku ini berisi kenangannya bersama Anneth.

Christaksara dengan Delliecia-nya.

.
.
.
.
.

***

Mr. Christaksara

Ketika aku menulis kisah ini, aku sedang duduk menikmati senja yang terbit-tenggelam bersama ingatan tentang seseorang. Tentang dia yang dulu pernah ada. Dia yang punya seribu cara untuk membuatku bahagia. Dia yang mengganggu hari liburku hanya untuk mengatakan bahwa rindu tidak mengenal hari Minggu.

Apa kabar kamu? Di kota barumu, apakah kau juga rindu?

Anneth Delliecia

.
.
.
.
.
.
.
.

Haloooo readers, ini part bonus untuk kalian. Yang selalu nanya endingnya gimana, ini yang aku selalu bilang "Happy yang tertunda" hehe.

Pertama, aku mau bilang makasih banyak untuk kalian yang udah baca dari awal sampai akhir, udah nungguin, udah selalu nagih-nagih, dan kasih semangat untuk aku menyelesaikan cerita ini.

Sejujurnya, beberapa kali aku sempet down baca beberapa komentar yang mungkin niatnya mengkritik tapi bahasanya salah. Aku lupa bahwa dari beberapa komentar buruk itu, ada banyak komentar yang selalu mengapresiasi karya ini.

Terimakasih Kak Nora, untuk wejangan-wejangannya tiap kali aku down.

Terimakasih Anneth dan Deven sudah menjadi awal mula aku melanjutkan kembali cerita ini. Aku pinjem nama yaaaa:)

Terimakasih untuk semua Annetherz, Devennatic, DennethShipper, IIJ Lovers, semua readers yang sudah membaca dan mengapresiasi karya ini dengan memberikan vote, komentar, kritik & saran, dan membantu mempromosikan cerita ini dengan memasukannya ke instastory kalian. Maaf, kalau gak semua bisa aku repost, tapi aku berusaha untuk repost sebanyak mungkin.

Aku minta maaf kalau cerita ini mungkin tidak sesuai ekspektasi di awal. Hehe. Aku masih belajar, dan masih akan terus belajar.

Kritik dan saran aku terima, yuuuk DM ke akun instagram @segitigagengs atau @miraynt97.

Sekali lagi, terimakasih untuk dukungannya. ❣️

With Love,

Mira.

Mr. ChristaksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang