Masa Lalu Deven

3.1K 439 45
                                    

            Cuaca sedang tidak bersahabat ketika aku menulis bagian ini. Bagian yang kutulis dengan cara penulisanku, tapi dengan sudut pandang dari Ibu Winda dan ditujukan hanya untukku. Maka, beginilah kurang lebih kisahnya. Kisah tentang kehidupan Deven di masa lalu.

***

Ibu Winda POV.

            Nak, kalau kau pernah mendengar cerita bahwa orang tua Deven adalah dua penulis hebat, maka itu benar. Tapi menjadi penulis, yang kata orang hatinya melankolis, tidak menjamin seseorang untuk tidak melukai orang lain.

            Mereka adalah Andi dan Risty, yang menjalani hidup masing-masing sebelumnya. Andi yang telah memiliki Mela sebagai kekasihnya. Dan Risty yang dengan polosnya menaruh rasa pada Andi, rekan kerjanya saat itu.

            Orang tua Andi tidak menyetujui hubungan anaknya dengan Mela. Maka, Risty dengan senang hati menerima perjodohan dirinya dengan Andi. Dia akan hidup bersama seseorang yang ia cintai, begitu pikir Risty saat itu. Tanpa ia tahu, hidup bersama seseorang yang tidak mencintainya akan jauh lebih menyulitkan ketimbang mengikhlaskan perasaannya dahulu.

            Ibu tidak ingat saat itu usia Ibu berapa, tapi yang jelas Ibu ikut tinggal di kota bersama Risty dan Andi untuk melanjutkan sekolah. Sungguh, Ibulah yang menjadi saksi betapa setiap harinya Risty harus terluka mengetahui suaminya masih menjalani hubungan dengan Mela. Hingga ketika Risty mengandung Deven, dia harus berbesar hati menerima kabar bahwa Mela juga tengah mengandung. Ibu marah, tapi Risty selalu berusaha meredamnya. Dia selalu berkata bahwa begitulah Tuhan menggariskan takdir hidupnya. Tidak ada yang sia-sia jika dia menjalaninya. Siapa tahu Tuhan mau menukar keikhlasannya dengan kebahagiaan anaknya kelak. Wanita yang lebih dari baik, kan?

            Seorang bayi perempuan lahir beberapa hari setelah kelahiran Deven. Saat itu, orang tua Andi marah besar, tapi mereka juga punya hati untuk tidak menelantarkan cucunya. Maka, dengan memohon maaf pada Risty, orang tua Andi juga memintanya membesarkan bayi perempuan dari Mela.

            Nak, ketahuilah, Ibu bukan orang yang lembut hatinya jika dibandingkan dengan Risty. Ibu tidak mau merawat bayi perempuan itu pada awalnya. Tapi seiring berjalannya waktu, melihat dia tumbuh besar dalam satu atap bersama Ibu, melihat Risty juga begitu tulus menyayanginya, dan melihat Deven kecil juga benar-benar bahagia bermain bersamanya, rasa sayang itu tumbuh. Semua orang menerimanya.

            Beberapa tahun kemudian, orang tua Andi meninggal dalam sebuah kecelakaan besar. Selang beberapa bulan dari kedukaan itu, Mela datang. Dia meminta anaknya kembali. Dia juga meminta Andi menjadikannya istri. Belajar dari Risty, Ibu tidak bisa menyalahkan Mela. Mereka saling mencintai, hanya terhalang restu orang tua.

            Dalam dekap mamanya, Deven kecil meringkuk ketakutan. Menyaksikan drama orang-orang dewasa di usianya yang masih terlalu dini, membuatnya hanya mampu ikut menangis. Terlebih dia merasakan jelas kesedihan Risty yang tidak dengan jelas diperlihatkan olehnya.

"Andi, aku udah cukup nunggu. Aku udah cukup terluka demi kamu...." Mela berkata begitu lirih. Sedari tadi air matanya juga tak henti mengalir.

"Tolong beri aku kepastian...," katanya lagi. Matanya lekat menatap Andi dengan tatapan memohon. Kesedihan yang sama juga terlihat di matanya, tapi sungguh Deven kecil tak pernah iba.

"Pergi Pa...," lirih Risty. "Pergi... asal jangan bawa Devenku, dia anakku."

            Setetes air mata Andi jatuh. Betapa dia telah menciptakan luka untuk wanita yang menemaninya selama ini. Untuk wanita yang dengan ikhlas merawat anaknya dari wanita lain.

Mr. ChristaksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang