Part 9

18 2 2
                                    

Happy reading

Kini seorang wanita paruh baya tengah duduk dibalkon dengan pandangan menatap lurus kedepan. Memang raganya disini tapi jiwanya entah pergi kemana.

Ceklekkk.... Suara pintu terbuka dan menampakkan seorang remaja laki-laki berumuran 21 tahun kini tengah membawa sebuah mapan berisikan 1 mangkok bubur + teh hangat. Ia meletakkan mapan itu diatas meja kecil yang ada disamping tempat tidur.

Rey kini mulai mendekat kearah wanita yang selama ini telah merawatnya. Rey mencoba menyentuh pundak sila yang kini tengah menatap lurus kedepan. Tak ada respon atau menoleh sama sekali dari sila.
Rey mencoba duduk di depan sila dengan kepala yang kini sudah berada di pangkuannya. Rey mencoba terus mengelus- elus tangan yang kini mulai menirus.

Rey benar- benar hancur melihat sila seperti ini.
" Bun... Kita makan ya.." ucap rey dengan melembut.
Tak ada sahutan dari sila hanya ada suara burung yang seakan- akan memecah keheningan.

" Bun sampai kapan Bunda kayak gini. Udah 3 hari bunda nggk mau keluar."
" rey juga kacau bun. Rey bingung apa yang harus rey lakuin, rey udah kesana kemari cari key tapi sama sekali rey nggk berhasil." ucap rey yang sudah mengeluarkan air matanya.

Kini sila mulai mengalihkan pandangannya menatap rey.

" Kalau seandainya kamu nggk nampar key waktu itu, semuanya nggk akan kayak gini rey." lirih sila
" maafin rey bun, rey sadar waktu itu rey salah. Waktu itu rey nggk terima bunda yang disalahin disi...."

" CUKUP....." bentak sila, dan langsung membuat rey terlonjak kaget.
" Percuma kamu minta maaf sama bunda, yang terluka disini bukan bunda rey tapi key." ucap sila yang kini mulai terisak.

Rey hanya terdiam.

" kita berdua udah gagal buat satuin keluarga kita rey. Bunda benci keadaan ini. Kalau seandainya waktu itu bunda nggk...hikss... Bunda nggk hikss..."
"Hustt udah bun.... Semuanya nggk ada yang salah." ucap rey yang kini mulai memeluk mamanya mencoba untuk menenangkannya.

Karena rey tak mau penyakit sila kembali kambuh lagi.

*****

Kini setelah beberapa lama perjalan menuju rumah key.
Kini mereka berdua tiba, hening.. Keadaanya menjadi begitu canggung mereka berdua sama- sama bergulat dengan pikirannya masing- masing.

" Sam." ucap key yang membuat sam mengalihkan pandangannya dan menatap key
" makasih ya... Lo udah anter gue..."

Dan hanya dibalas anggukan dari sam.
Key mulai turun, dengan diikuti juga oleh sam.

" Key tunggu." membuat key berhenti melangkahkan kakinya masuk kerumah.
" Iya.."
" Kalau ada apa- apa hubungin gue ya.,?"

"gue aja nggk punya nomer ponsel lo ogep." batin key

Key hanya tersenyum kikuk dan langsung menganggukan kepalanya.

"Sahabat." ucap sam sambil menjulurkan jari kelingkingnya dihadapan key.

Degg....

Sahabat .. Apakah ia tidak salah dengar, lalu sebuah kata sayang yang diucapkan oleh sam ternyata sebuah kata sayang sebatas sahabat.

Bahkan key menganggap lebih dari ini.
Tak mau jatuh lebih dalam lagi.... Akhirnya key menerima dan menautkan jari kelingkingnya di jari kelingking milik sam.

Mungkin ini yang terbaik.
Setelah beberapa lama. Sam kemudian melepaskan tautannya dan mulai berpamitan untuk pulang. Setelah sam pergi dari hadapan key
Senyuman dari bibirnya kini luntur digantikan tatapan sendu.

Ternyata jatuh cinta sendirian itu menyakitkan.:-(


****

Ada yang ngalamin nggk jatuh cinta sendirian. Kalau ada
Vote&coment sebanyak-banyaknya ya.....
boleh juga kok curhat sama Autor
hahaaa...

Next part....

Found You (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang