Part 7

1K 153 13
                                    

Yena menyusuri koridor sambil membawa beberapa buku ditangannya. Dia tidak sengaja berpapasan dengan Yuri yang lagi jalan dari arah yang berlawanan dengannya.

Yena micingin matanya memperjelas penglihatannya, kali aja salah liat pikirnya. Tapi yang dia lihat memang benar Yuri.

“ Yuri!” panggil Yena.

Merasa ada yang menyebut namanya Yuri lantas memalingkan pandangannya kearah sumber suara yang memanggilnya barusan.

“ Loh, mau kemana kamu?” tanya yuri

“ Perpus” jawab Yena singkat.

“ Tumbenan, kesambet bek?” ledek Yuri. Yuri heran aja gitu setau dia sahabatnya itu alergi banget sama yang namanya perpus.

“ Tsk, kalau nggak gara-gara tugas juga ogah kali Yul. Udah ya, duluan” dengan langkah gontai Yena lanjutin perjalanannya menuju perpus ninggalin Yuri.

Sepersekian detik kemudian Yena membalikkan badannya menghadap kearah Yuri yang masih berdiri dibelakang disana.

“ Kamu cantik banget hari ini” Ucap Yena tiba-tiba pada Yuri. Habis bilang gitu dia lanjutin perjalanannya lagi tanpa hirauin Yuri yang lagi kepanasan gara-gara denger ucapan randomnya barusan.

“ Apaan sih tu orang, random banget” gerutu Yuri yang lagi sibuk kibas-kibasin tangan kearah mukanya, semburat merah tampak jelas terlihat dikedua pipi Yuri.
.

.

.

Yena sudah berada diperpustakaan sejak 30 menit yang lalu. Tapi emang dasarnya aja si Yena, bukannya ngerjain tugas, sekarang dia malah lagi enak-enakan tidur diperpus. Buku-buku yang tadinya mau dia pakai buat nugas malah dijadikan bantal oleh Yena.

Tiba-tiba seseorang datang menghampiri Yena yang lagi tidur.

Tanpa Yena sadari orang tadi mengambil duduk disebelah Yena. Orang itu membaringkan kepalanya diatas lengannya menghadap kearah wajah tidur Yena.

Orang itu merhatiin setiap inci wajah Yena yang masih tidur dengan tenang tampak tak terusik sama sekali dengan kedatangannya.

Tiba-tiba saja terlintas sebuah ide dipikirannya untuk menjahili Yena. Orang itu menoel-noel pipi Yena dengan telunjuknya sambil terkekeh pelan.

Merasa ada sentuhan dipipinya Yena lantas terbangun dari tidurnya. Ia mengucak matanya untuk melihat siapa yang sudah menggangu tidurnya. Sementara orang tadi cuma natap gemas kearah Yena.

“ Yuri?!” Kaget Yena setelah melihat sosok dihadapannya itu.

“ Sejak kapan kamu disini?” tanya Yena lagi, dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling perpus yang ternyata sudah cukup sepi, hanya menyisakan mereka berdua didalam sana.

“ dari tadi” jawab Yuri yang masih natap Yena dengan senyum diwajahnya.

Yuri tiba-tiba saja menyentuh hidung Yena dengan telunjuknya kemudian beralih turun dengan perlahan kebibir milik Yena yang seketika itu juga membuat pemiliknya diam membeku. Gadis itu tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari Yena.

“ Ee-h Yul kamu mau ngapain?” tanya Yena gugup

Yuri sama sekali tidak mendengarkan perkataan Yena, ia memajukan tubuhnya mengikis jarak diantara mereka. Yena bisa merasakan hembusan nafas gadis itu yang kini tepat berada didepan wajahnya.

CHUP

Bibir manis Yuri mendarat mulus dibibir milik Yena. Ia sedikit menyesap bibir Yena sebelum melepaskan ciumannya dari bibir Yena.

Yena mengerjapkan matanya berkali-kali tak percaya menatap kearah Yuri yang baru saja menciumnya.
.

.

.

BRAK!

Suara tersebut berasal dari gebrakan meja yang diciptakan oleh seseorang yang kini tepat berada di hadapan Yena, bukan Yuri pelakunya tapi orang lain.

“ WOY CHOI YENA!” Teriak orang tersebut

Teriakan orang tadi sontak membuat Yena terperanjat kaget karena kehadiran orang tersebut.

“ bgst doggy! Kaget gue anjir!” Umpat Yena sambil mengelus dadanya menatap tajam kearah orang tadi yang tak lain adalah Yujin sahabat laknatnya. Yujinnya cuma cengengesan natap kearah Yena yang  baru bangun dari tidurnya.

“ Kita dari tadi nyariin lo tau, lo malah tidur disini” Terang Yujin

“ Lo tau dari mana gue disini?”

“ dari Yuri” sahut Yujin. Mendengar nama Yuri disebut tiba-tiba saja Yena teringat sesuatu. Dia mengedarkan pandangannya kesegala arah mencari sosok Yuri yang tadi sedang bersamanya.

“ Lo cuma sendiri kesini?” tanya Yena pada Yujin.

“ Iya soalnya yang lain udah duluan kekantin, kuy ”

“ Jadi barusan cuma mimpi? Tapi kok rasanya kaya nyata ya” gumam Yena sambil memegangi bibirnya.

“ Engga engga gue nggak boleh kaya gini, lo udah ada Chaewon bisa-bisanya lo mimpiin Yuri” Yena buru-buru menggelengkan kepalanya berkali-kali untuk mengusir pikiran anehnya barusan.

“ Bek buruan, yang lain udah nunggu dikantin” Ucap Yujin yang sudah beranjak meninggalkan Yena.

Yena membereskan buku-bukunya setelah itu dia menyusul Yujin yang sudah lebih dulu berjalan meninggalkannya. Nugasnya nanti aja kata Yena.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Sesampainya dikantin Yena mendapati
Chaeyeon, Hyewon, dan Yuri yang memang sudah lebih dulu berada disana sementara Yujin lagi mesen makanan untuk mereka berlima.

“ Gimana bek? Udah selesai?” Tanya Chaeyeon

“ Belum”

“ Lah terus ngapain lo diperpus lama-lama?” kata Hyewon

“ Tidur!” ini yang jawab bukan Yena tapi Yujin yang baru aja dateng habis pesen makanan.

“ Udah gue duga” celetuk Yuri yang hanya dibalas cengiran oleh Yena.

“ Jin, Minju mana?” Tanya Yuri ke Yujin yang lagi fokus natap ponselnya.

“ Bilangnya sih ada rapat Yul” Jawab Yujin tanpa ngalihin pandangannya.
Yuri hanya ber oh ria mendengar jawaban Yujin.

Sejak dari perpus Yena tampak tak banyak bicara , entah apa yang sedang dipikirkannya. Mereka yang ada disana cuma natap heran kearah Yena yang sedari tadi cuma diam. Yujin, Hyewon, dan juga Chaeyeon barengan beralih natap Yuri untuk meminta jawaban tapi yang ditatap cuma mengedikan bahunya karena dia juga ngga tahu.

Tidak lama kemudian pesanan mereka datang, mereka menyantap makanannya  masing-masing dengan hikmat. Tumbenan biasanya rusuh walaupun lagi makan.

“ Yul, ada saos tuh dibibir lo” Ucap Hyewon tiba-tiba. Yena yang mendengar hal tersebut refleks ngambilin tissue buat dia serahin ke Yuri.

“ Makasih” Ucap Yuri sembari mengambil tissue yang diberikan oleh Yena.

Yena mandangin Yuri yang sibuk ngelap bibirnya, seketika dia keinget sama mimpi dia barusan pas ngga sengaja merhatiin bibir Yuri. Yena buru-buru ngalihin pandangannya kearah lain.

“ Duh, gue kenapa sih?” batin Yena

Setelah menghabiskan makanannya mereka bubar untuk kembali kekelas karena masih ada jam kuliah selanjutnya.

Yuri udah siap-siap mau balik kekelasnya tapi tangannya tiba-tiba ditahan sama Yena.

“ Yuri, kamu mau nggak.....?”

“ Mau apa?” Sahut Yuri sambil natap heran kearah sahabatnya itu.























TBC

Note: Yha cuma mimpi ternyata gaes!

The heart wants what it wants ; yenyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang