23. Seseorang

924 117 30
                                    

Makasih banget loh yang dipart kemarin udah pada komen. Terhura akutuh,wkwkw





***


Di dalam kamar yang hanya di terangi lampu belajar, Cindy duduk di kursi belajarnya dengan kotak kecil yang berada ditangannya.

Ia tersenyum menatap kotak kecil berpola itu. Lucu.

Ia sungguh merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti Aya. Aya adalah orang yang selalu menemaninya dikala Jinan dan dirinya tengah ada masalah. Bahkan Aya lah orang yang selalu ada untuknya. Aya tidak pernah mengatakan tidak bisa padanya.

Cindy membuka kotak tersebut. Ternyata sebuah kalung dengan bentuk hati. Tidak ada ukiran nama atau sebagainya. Aya sungguh sangat mengerti akan keadaan. Ia pasti juga memikirkan Jinan ketika akan membeli kalung ini.

Cindy mengambil ponselnya kemudian mengirim pesan pada Aya.

My Bestie💕

Makasih ya, kalungnya bagus

Iya sama - sama.

Bakal selalu aku jaga

Makasih. Jaga kalung itu segimana kamu menjaga hubungan persahabatan kita

Iyaa:)

Read


***

Sementara itu,di rumah megah milik keluarga Natio, Beby dan Shani tengah makan malam bersama. Shani ya bukan Shania.

"Bee—"

"Cukup, Shan" Beby mengangkat sebelah tangannya.

"Jangan bahas dulu. Makan," Shani meneguk ludahnya. Ia memilih diam kemudian meletakkan sendok dan garpu yang tadinya ia pegang.

"Kenapa?" Tanya Beby.

"Kenyang," Jawab Shani seadanya. Beby menghela nafas kasar.

"Aku pul—"

"Tunggu," Shani menahan tangan Beby. Beby menatap Shani, yang ditatap matanya sudah berkaca - kaca.

"K-kenapa kamu egois, Bee?" Tanya Shani dengan suara bergetar. Jujur, hatinya sakit. Sangat sakit.

"Egois?" Beby bertanya balik.

"Jahat!" Shani memukul lengan Beby.

"Kenapa harus aku? Kenapa? Kamu pikir perasaan aku mainan?" Shani berhenti memukul Beby kemudian terisak.

"Kita udah sepakat Shan. Ini semua cuma sandiwara. Kamunya aja yang...," Beby menggantung ucapannya. Matanya mengatup. Bajingan sekali dirinya ini, ia sudah menyakiti Shani terlalu jauh.

"Apa? Aku yang terlalu baper?! Iya?! Kamu manusia paling jahat Beby!"

Tidak ada lagi nama panggilan kesayangan itu. Shani kini sungguh membenci Beby.

"Pergi. Aku rasa semua udah cukup," Shani mengusir Beby. Beby terdiam sejenak, namun tak lama ia pergi dari sana.

Baru beberapa langkah Beby menjauh, tiba - tiba Shani berbicara.

"Karena loe udah nyakitin hati gue, siap - siap aja, hidup loe bakal gue hancurin," Ucap Shani.

Beby memilih mengabaikan ucapan Shani dan terus melangkah.

"Oke Beby Chaesara Anadilla. Loe mungkin bisa idup bahagia dengan cinta. Tapi kita liat berapa lama kebahagiaan itu bertahan saat loe miskin," Batin Shani sambil tersenyum miring.





****



Tok tok tok

Pintu terbuka. Menampilkan seorang gadis dengan kaos putih over size serta celana pendek.

"Ve? Shanianya ada?" Veranda mengangguk kemudian mempersilahkan orang itu masuk.

"By? Ngapain?" Shania yang baru saja dari dapur terkejut melihat Beby datang tanpa memberinya kabar terlebih dahulu.

"Aku kangen," Beby memeluk Shania ketika gadis itu duduk di sampingnya.

Shania mengerutkan dahinya. Tidak biasanya Beby bertingkah kekanak-kanakan seperti ini.

"Kamu lagi ada masalah? Cerita sama aku," Shania mengelus pipi Beby lembut.

"Gak ada. Aku cuma pengen peluk kamu," Shania menghel nafas mendengar jawaban Beby. Dari dulu memang Beby tidak pandai berbohong, tidak seperti dia *Eh uhuk

"Yaudah kalo belum bisa cerita. Kamu nginep ya? Besok kan libur," Tawar Shania.

"Shania tidur di kamar gue. Loe tidur dikamar Shania," Ucap Veranda tiba - tiba nimbrung.

"Kenapa emang kak ?" Tanya Beby sok polos.

"Gue gak mau ya ntar malem ada suara - suara gaib," Ucap Veranda penuh makna. Shania tersenyum kecil, Veranda begitu menyayanginya. Dengan ucapannya barusan, secara tidak langsung Veranda hendak melindunginya.

"Yaudah kamu nurut aja, By. Daripada kamu diusir kan?" Ucap Shania sambil terkekeh.



***

Ditempat lain. Disebuah apartement mewah milik seorang Devi Kinal Putri. Ia kini tengah duduk di balkon apartemennya ditemani seseorang.

"Makasih udah ngasi tau aku kedok Veranda. Aku gak tau harus berterima kasih dengan cara apa," Ucap Kinal sambil menggenggam tangan seseorang yang duduk di sampingnya itu.

"Sama - sama," Ucap seseorang itu.

"Mungkin emang gini jalannya, Nal. Sekarang lupain Shania. Kamu milik aku," Lanjut seseorang itu.

"Iya sayang," Balas Kinal kemudian mengecup dahi seseorang itu.

Tbc


Siapakah seseorang itu????
Yang bisa nebak beliin author pulsa:v

My Stupid girlfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang