"Makasih untuk ini om"
"Iya sama - sama. Tapi kamu yakin?"
"Iya. Suatu saat nanti aku pasti balik ke Indonesia lagi"
"Yasudah. Hati - hati"
***
"Aku gak suka hubungan kita di sembunyiin terus",ucap seorang gadis berambut pendek pada kekasihnya.
"Tapi gak gini caranya Lidya!",balas kekasihnya.
Ya, Lidya. Itulah nama gadis itu. Hubungannya dengan kekasihnya nyaris berakhir kini. Ia tentu juga tidak suka jika hubungannya dan kekasihnya selalu di sembunyikan hanya karena status mereka berbeda.
" Kamu malu punya pacar model kayak aku!? Kalo malu kenapa kamu nerima aku Mel!? Kamu cuma kasian hah!?",Melody memejamkan matanya untuk meredam emosinya. Jika ia ikut tersulut, bukannya selesai, masalah bisa menjadi semakin runyam.
"Bukan gitu, tap—"
"TAPI APA HAH!?",bentak Lidya.
" KAMU BERANI BENTAK AKU SEKARANG!?",Melody malah tersulut kini. Lidya menarik nafasnya dalam seraya melangkah pergi. Jika terus di perpanjang, itu memungkinkan kata putus dari salah satu diantara mereka.
Melody menghela nafas kemudian terduduk di atas sofa. Kemarin Lidya mabuk - mabukan tidak jelas bersamaan dengan Ve. Sekarang gadis itu menuduhnya. Sepertinya bukan tuduhan, tapi memang itu sebuah kebenaran.
Melody memang malu mengatakan pada sahabat - sahabatnya mengenai kekasihnya. Mereka adalah siswi - siswi teladan, jadi sangat najis memiliki kekasih yang awut - awutan dan tidak jelas seperti Lidya.
Tapi kalau sudah cinta, logika bisa apa?
"Maaf",lirih Melody.
***
Kembali pada Veranda, Shania, Beby dan Kinal. Keadaan sarapan mereka masih hening hingga akhirnya Shania membuka suara.
" By? Kamu gak suka udangnya? Kalo gak suka biar buat aku aja",ucap Shania hendak mengambil udang yang ada di piring Beby.
"Eh jangan Shan! Aku suka kok hehe",ucap Beby seraya menahan tangan Shania.
" Kalo suka kok gak di makan?",tanya Shania sambil mengerutkan dahi.
"Yang enak belakangan Shan. Si Jenong kan kampungan hahaha",ucap Kinal sambil tertawa. Beby mendelik tajam seraya berkata," Nyebelin banget sih loe!"
Kinal memasang wajah meledek,"tapi emang bener kan?",tanyanya. Wajah Beby kini cemberut.
"Ish! Diem deh loe",ucap Shania sambil memukul tangan Kinal yang berada di atas meja. Kini Kinal lah yang cemberut. Ia mengelus punggung tangannya yang di pukul Shania dengan tangannya yang satu lagi.
" Sakit?",tanya Veranda pelan. Dalam hati gadis itu berharap Shania dan Beby tak mendengar ucapannya.
"Gak kok",jawab Kinal. Kinal sedikit melirik pada Veranda yang fokus pada makanannya, seperti ogah-ogahan menatap dirinya.
Singkat cerita, kini mereka berada di ruang santai di mana ada sofa serta TV yang cukup besar.
" Nonton aja nih? Gak mau jalan keluar?",tanya Kinal pada Shania. Shania nampak berfikir, tak lama gadis itu menggeleng.
"Gak deh, masih pagi. Ntar malem aja gimana?",kini balik Shania bertanya. Kinal menangguk setuju, " Oke. Loe ikut Ve?",tanya Kinal.
"Gak",jawab Ve singkat dan padat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid girlfriend [End]
Tienerfictie"Dia payah, bodoh, lemot dan cerewet. Tapi aku mencintainya" -Beby- "Aku memang payah, lemot dan bodoh. Tapi percayalah aku jauh lebih tulus dari mereka yang pandai merangkai kata - kata cinta" -Shania-