Yona POV
Bisakah kalian berhenti menyalahkan? Perasaan cinta mana yang bisa dikendalikan? Beri tahu aku. Jika memang ada, kalian bebas memaki ku. Terserah, apapun yang ingin kalian ucapan, ucapkan saja.
Mungkin kalian berfikir caraku ini salah, aku menyakiti sahabatku sendiri. Tapi apakah salah jika aku memperjuangkan cintaku? Apakah salah?
Jauh sebelum Veranda menyukai Kinal, aku lebih dulu menyukainya. Tapi aku terlalu pengecut untuk mengungkapkan hal itu mengingat betapa digilainya Kinal di sekolah. Dan salah satu orang yang menggilai Kinal dengan cara paling agresif adalah Sisil.
Aku terlalu pemalu, oh bukan. Mungkin lebih tepatnya terlalu menjaga image ku sebagai gadis populer seantero sekolah. Jika kalian ingat, aku, Veranda, Shani, Frieska dan Melody dulunya adalah kumpulan yang sangat najis dengan orang - orang tak berguna seperti Kinal dan teman - temannya.
Aku terlalu berhalusinasi, aku terlalu berharap kisah cintaku seindah kisah - kisah yang ada di wattpad. Seorang anggota osis dan siswa nakal yang selalu berseteru. Tak lama saling tumbuh benih cinta hingga pada akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih. Ternyata hidup tak seindah itu.
Ternyata mencintai dalam diam membuatku semakin tak terlihat. Semua seolah mustahil.
Sejak kejadian Veranda mengakui bahwa ia menyukai Kinal, sebenarnya aku tak terlalu mengkhawatirkan itu, karena Veranda juga adalah golongan yang sama denganku. Golongan jaga image dan harga diri.
Tapi semua itu tak bertahan lama ketika Melody mengakui bahwa ia memiliki hubungan dengan Lidya. Kami semua justru bubar. Entah bagaimana bisa Shani dekat dengan Beby. Dan entah bagaimana Veranda bisa dekat dengan Kinal.
Hingga pada akhirnya semua terbongkar, Veranda dan Shania akan menjadi saudari tiri. Shania adalah kekasih Beby. Beby adalah sahabat Kinal. Entah bagaimana, mereka menjadi akrab.
Kinal menyukai Shania, ia meminta Veranda membantunya tapi disaat Beby dan Shania sudah tak memiliki hubungan lagi. Veranda pun mengiyakan. Mereka berdua terlalu naif, ck.
Kembali pada waktu di sekolah. Aku duduk di kursi dimana semestisa. Tempat yang dulu pernah ku perebutkan dengan Melody. Ya, dulunya kami berebut untuk duduk sebangku dengan Frieska, karena dia adalah pendengar yang baik. Gak ada hah , apa, gimana, coba ulangin, gue gak mudeng nya gitu.
Aku menoleh kesamping. Disana Veranda menunduk. Mungkin hatinya terluka.
-Bukan mungkin tapi— *tim penghujat
-Jan hujat gua dulu bgst *Yona
*abaikan*
"Bangsat juga anda ya," Aku mendengar bisikan Frieska Frieska , ia tersenyum sinis padaku. Ia juga memandang kearah Veranda.
"Ternyata ini tujuan loe hm? Dimana rasa cinta loe ke persahabatan kita yang udah terjalin sejak kita smp?" Frieska lagi - lagi membuka suara meski sebelumnya tak dijawab. Aku menghela nafas seraya menatap kearahnya.
"Persahabatan loe bilang? Melody asik pacaran ama Lidya. Shani sibuk ngejar - ngejar Beby. Veranda sibuk ngebahagian Kinal. Loe ilang ilang timbul. Itu yang loe sebut sahabat?" Aku sudah tak bisa menahannya lagi. Bukan cuma reader yang bisa nggas ya, cast juga.
" Jangan salahin gue atas hal ini. Coba liat dari sudut pandang gue," Ucapku kemudian merebahkan kepalaku diatas meja.
Intinya, berhenti menyalahkan perasaan seseorang tanpa mengerti bagaimana saat dirimu berada di posisinya.
-TBC-
Bocoran next part.
"Sekarang apa? Udah puas? Gue harap setelah ini jangan pernah ganggu kakak gue lagi,"
"Maaf Ve, aku nyesel"
Next part kita nyanyi buat Kinal "Sekarang lo nyesel khannn~"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid girlfriend [End]
Genç Kurgu"Dia payah, bodoh, lemot dan cerewet. Tapi aku mencintainya" -Beby- "Aku memang payah, lemot dan bodoh. Tapi percayalah aku jauh lebih tulus dari mereka yang pandai merangkai kata - kata cinta" -Shania-