+5

1.3K 142 4
                                    

Aku kedatangan tamu dari jauh, Dia Jimin tersenyum lebar berlari menyeret kopernya dengan cepat kearahku. Dia datang untuk berlibur sekalian katanya menyelematkanku dari wabah kutu buku. Sungguh bahagia rasanya melihat seseorang yang kita kenal ditempat asing ini. Kami berpelukan dan dengan cepat menghindark dengan tatapan jijik kami berdua. Karena kami layaknya pasangan kekasih yang LDR yang saling melepas rindu di Bandara. 

Kubantu membawakan kopernya, tidak lupa oleh oleh dari sana dimana semua makanan kesukaanku disana. Aku bersemangat sekali menyeret kopernya keluar dari bandara. 

"Lo kelihatan lebih kurus Tae" tegur Jimin ketika sudah berada dimobilku. 

Aku menngangguk menyetujuinya, saking banyaknya tugas sampai sampai lupa makan. dan sudah dua minggu lebih aku memilih untuk menyewa apartment untuk tinggal sendiri, dan membeli mobil alasannya karena aku selalu pulang tengah malam karena sekarang magang dirumah sakit, yang shift shiftnya gak bisa dikendalikan waktu. Aku merasa tidak enak dengan teman kamarku yang biasa terbangun kaget karenaku.

"Bagaimana disana?" tanyaku

"sulit tanpa lo" ucapnya tersenyum sendu menatapku.

Kuakui memang, kami bertiga layaknya anak kembar bersama Jungkook. kemana kemana selalu bersama. tapi saat kami menginjak dewasa, proritas kami membuat kami melangkah jalan masing masing. Untuk Jungkook dia sedang magang menjadi koki disebuah restoran besar ternama di Thailand. 

"sebenarnya gue sembunyi sembunyi kesini, takut para wartawan haus akan berita mengikutiku" ucapnya mengalihkan pembicaran tadi.

Membuatku tertawa keras, mendengar keluhan seorang superstar. Iya,semenjak lulus sekolah dia mendaftar di agensi dan dia lolos. Langsung debut dan hingga sekarang dia menjadi artis dengan ribuan penggemar.









Mobilku melaju pelan bersama alunan musik yang kuputar ditambah keheningan diantara kita. Layaknya kami berfikir menyelami fikiran masing masing.

"masih?" tanyanya pelan menatapku. Aku mengangguk mengerti perkataanya. Iya aku masih belum melupakannya padahal sudah 2 lebih tahun dia meninggalkanku dengan kenangan sangat indah.

Sesampai diapartementku, aku langsung berbaring dikasur melihat jendela dengan angin yang merambat masuk kedalam kamarku. Kubiarkan saja angin itu masuk, layaknya seseorang mengelus permukaan wajahku, dan tersenyum dibuatnya.

Kulangkahkan kakiku untuk mulai membaca lagi, buku itu lagi. Kulihat Jimin sedang mengusap badannya yang basah dengan handuk. 

"apa itu Tae?" tanyanya melihat buku yang kupegang

"Hadiah dari Jennie"ucapku mengelusnya. Jimin langsung terdiam menatapku, kemudian menepuk pelan pundakku dan berjalan kearah balkon.

Dengan mengambil tempat nyaman, kuambil kaca mataku dan perlahan membuka buku itu dengan setiap sapuan lembut disetiap halamannya.

Hingga halaman yang belumku baca, dengan perlahan kubalik.

Kak Tae? aku salah apa?

Kak Tae ilfil sama aku? kak Tae marah? 

Maafin Jennie yang terlalu agresif, membuat Kak Tae pasti  risih. 

Cukup melihat Kak Tae sehat, itu sudah cukup bagiku.

Aku sayang Kak Tae, jaga senyuman kotakmu Kak Tae. 

Selalu bahagia Kak Tae, walau tanpaku ;')


aku ingat,, ingaaat saat itu aku menghindarimu terus dan aku menyesal, maafkan aku yang kekanakan Jennie. Andai aku mengerti dirimu,,

 Tapi,,,Apa aku bisa bahagia tanpamu Jen?

100 Days X TaennieWhere stories live. Discover now