+2

1.5K 185 8
                                        

Sudah 3 bulan kepergiannya, tepat hari ini aku bukan lagi anak SMA. Dengan menatap layar hpku menampilkan wajah yang membuatku semangat. Sekarang aku lagi bandara menunggu penerbanganku . yah,,,hari ini aku sedang mewujudkan cita citaku menjadi dokter ahli dengan melanjutkan kuliahku di Harvard University dengan kerja keras akhirnya aku diterima .

Disana aku hanya tinggal sendiri, dengan mengambil asrama kampus. Teman temanku hanya tinggal disini.  Mencoba hidup mandiri tanpa bantuan orang lain membuat cukup  menantang dan bisa menjadi cerita sendiri untukku kelak.

Ini semua keputusanku supaya aku cepat mendapat gelar, dan memperlihatkan ijazahku ke Jennie. Dia pasti bangga denganku disana.

Bunyi pengumuman pemberangkatan membuatku dan yang lainnya ada kedua orangtuaku, adikku, Abang Bangtan dan Blackpink mengantarku pergi. Sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan air mata. Semua kata kata dan saran baik kudengar dan kuterima. Kupeluk satu satu semuanya dan kuseret koperku menjauh melambaikan tangan tersenyum.





Kubuka hpku dan membuatnya mode pesawat. Kuambil headset di tas kecil yang kupangku. Kupejamkan mataku mendengar suara manisnya. Iya Jennie membuat lagu untukku. Supaya aku selalu bersemangat.

Sebulan lalu aku membuka kotak itu lagi. Kubuka perlahan dan terdapat flashdisk dengan rasa penasaran kuambil laptop dan kubukanya hanya ada satu file musik. Memang sedih tapi aku harus kuat, suara lembutnya membantuku untuk menutup mataku nyaman rasanya.

Buku 100 day's itu sampai sekarang masih sulit untuk berani membacanya, nanti kalau sudah di Amerika nanti aku mencoba membacanya dengan perlahan. Kotak utuh itu kubawa terbang bersamaku. Jas Dokter,stetoskop,buku buku dllnya semuanyaku bawa.

Ternyata benar buku yang diberikan Jennie  itu yang membawaku terbang ke Harvard. Buku dengan edisi unlimited dengan tulisan khusus professor dari University terkenal di amerika, membuatku belajar dengan keras menggunakannya untuk membuka jalanku yang semakin luas.

Aku sangat bersyukur diapernah berada didalam hidupku. Apa lagi yang kurang darinya? Walau raganya tidak ada, tapi dia tetap ada disini didalam hatiku terkunci dengan indah didalam.




Kamar yang berisikan 3 orang, didalamnya ada orang Belgia dan India. Kami cepat akrab, bahkan saling bertukar cerita. Ini hari ke 5 ku disini. Tapi belum aktif kuliah masih pengenalan. Semua teman angkatanku pergi berpesta penyambutan tapi aku menolak dengan baik baik. Dan disinilah aku sendiri didekat jendela kamar memegang buku 100 days'. Dengan menimang nimang kusapu dengan perlahan, kutatap foto kita berdua dan membuka halaman selanjutnya.

Jennie Figthing !!!!

Wah,Kak Tae ❤️  kenapa ganteng sekali?

Bagaimana caranya supaya Kak Tae, tau kalau aku ada? :(

Aku tertawa pelan membayangkan wajah memelas Jennie. Dengan perlahan kusapu lembut tulisan tangannnya. Dan kubalik lagi kehalaman selanjutnya .



Aku sedihh,,
aku nangis terus ..
Mengurung diri dikamar...

Dokter bilang aku sakit. Sakit parah
Jahat!!

Padahal belum kenalan dengan Kak Tae? Masa aku mau mati sia sia. :'(

Kututup cepat buku itu, kuremat dadaku sakit sekali rasanya dan menyimpan buku itu dilaci. Air mataku tidak bisa kukontrol,kutarik nafasku dalam dalam dan mengambil hpku  mendengar lagu itu sampai aku tertidur sendirinya.











__________













"Masa Uncle datang dicuekin?" Ucapku memelas membuat Taeoh dan Taerin menatapku dan berdiri memelukku erat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Masa Uncle datang dicuekin?" Ucapku memelas membuat Taeoh dan Taerin menatapku dan berdiri memelukku erat. Tidak lupa Bang Kai yang bergerak merenggangkan tubuhnya yang sudah berjam jam memangku kedua anaknya.

"Uncle, jangan ngambek Taerin sayang uncle"ucap Taerin mencium pipi kananku.

"Uncle ada hadiahloo"ucapku menunjuk bagpaper diujung dekat rak sepatu.

Mereka berduapun melihat dan saling berlarian menuju rak sepatu.




"Kapan punya pendamping hidup Tae?" Tanya Bang Kai sambil menatap kedua anaknya sibuk membuka bungkusan mainan.

"Jennie jahat sih,tidak mau pergi pergi dari sini"ucapku sambil bercanda menunjuk hatiku, tapi memang benarsih. Hasratku untuk itu sudah tidak ada lagi. Hidupku saat ini untuk merawat kedua orangtuaku yang sudah berumur dan mengabdikan hidupku menjadi dokter yang baik, itu sudah cukup.

"Move on dong"ucapnya mengejek

Kupaksakan senyum, memangku Taeoh yang sibuk memasang kepala robotnya.

"Susah Bang, doakan saja semoga Tuhan membuka cepat hatiku"ucapku menggit gigit pipi  Taeoh yang gembul.

"Taehyung, itu anakku loh bukan makanan" pekik suara wanita membuatku membuatku menggerutu tapi tetap kulakukan karena saking gemesnya Taeoh. Hingga tepukan kepalaku membuatku meringis kesakitan.  kulihat Kak Krystal istri Bang Kai ngomel ngomel sambil membawa cemilan dan minuman untukku.

"Iya iya,,judes amat sih,Bang Kai kok mau sama nenek lampir ini?" Ucapku mengejek.

"Sialan anak kurang ajar,cari istri sana umur sudah tua juga" ucap Krystal melotot tidak terima dikatakan nenek lampir.

"Mulut Bun,itu anak kecil jangan mengumpat"tegur halus Bang Kai.

Membuat Krystal mengerucutkan bibirnya dan menyuapi Taerin buah buahan. Krsytal sebenarnya adalah kakak sepupuku.  Entah ketemu dimana kedua orang ini. Tiba tiba datang diapartementku  membawakan undangan pernikahan, membuatku mengolok ngolok nenek lampir itu, sungguh dia orang galak sekali, heran Bang Kai bisa tahan dengannya.



"Andai Jennie masih ada Bang" ucapku pelan.





100 Days X TaennieWhere stories live. Discover now