Aku sudah menitipkan nomor telfonku dipenjaga, siapa tau orang tuanya mencarinya juga. Tidak mungkin menunggu lama dan tidak mungkin juga kutinggalkan begitu saja. Setidaknya bersamaku dia tidak menangis lagi.
Kami sedang berada ditengah taman, dimana banyak orang sedang duduk santai.
Dia tertawa keras melihat gelembung sabun mendekatinya. Bahkan dengan takut takut dia menyentuhnya. Entah hatiku menghangat untuk pertama kalinya lagi. Senyuman anak itu, caranya tertawa membuatku ikut tertawa lepas.
Wajahnya sangat familiar, tapi entah mirip siapa.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Uncle,, uncle" teriaknya memanggilku.
Kakikupun dengan cepat mendekatinya, sedangkan Jimin sedang berselfi selfi ria untuk memperbaharui feeds instagramnya.
"Unclee,, look at this " dia tersenyum cerah memperlihatkan banyak gelembung menyentuh tangannya. Tanganku ditariknya menghadap keatas, untuk merasakannya juga. Ini sangat indah, ketika meletus ditangan seperti ada sepercik kegelian dan kalau diperhatikan lebih dalam letusan gelembung itu sangat indah, bias biasan cahaya membuat layaknya warna pelangi bertaburan disana.
Dengan hal kecil seperti saat ini, gadis kecil itu seakan akan mengajarkanku untuk melihat sekitar, melihat betapa indahnya dari dunia ini setelah kemelut petir mendatangiku,Sama halnya yang bisa kulihat dari gelembung ini, walaupun kehadirannya cuma sementara , tapi bisa bikin kita bahagia.
Hal kecil begini membuat hatiku menghangat, kubalik menatapnya lagi dia tersenyum lebar menampilkan gigi gigi kecilnya. Aku yakin kalau besar dia akan tumbuh menjadi anak yang ceria, dan mendatangkan kebaikan kepada sekitarnya.
"Tumbuhlah menjadi gadis cantik,baik hati dan periang nantinya"ucapku membuatnya mengernyit bingung, tapi dia mengangguk ngagguk sok mengerti membuat tertawa dengan gemas, kuelus rambut sekalian merapikannya.
Aku mengajaknya untuk membeli gelembung tadi. Dengan antusias dengan memegang erat tanganku, berjalan pelan menyesuaikan kaki kecilnya berjalan. Matanya sangat berbinar saat melihatku meniup gelembung. Dengan cepat dia berlari untuk mencoba memecahkan gelembung.
"Ella"panggilku dengan senyuman mengembang dia berlari mendekatku
Kumasukkan gagang gelembung ketempatnya dan kudekatkan didekat mulutnya. Dengan senyuman lebarnya dia mencoba meniup gelembung itu, bibir kecilnya sangat lucu, dengan sekuat tenaga dia mencoba meniup tapi tidak jadi gelembung. Tawaku lepas melihatnya, Mukanya sudah memerah mencoba meniup. Kuhembuskan nafas untuk menghentikan tawa dan mengajarinya cara meniup. Dengan perlahan dia mengikut hingga akhirnya terbentuklah gelembung walau satu gelembung yang jadi.
Dia tertawa puas,kemudian mencoba lagi dan lagi hingga gelembung yang dihasilkannya banyak.
"Ellaa"
Sepasang suami istri kulihat berlari dengan cepat kearahku. Segera kuberdiri dan membungkuk hormat.