Dua Puluh Dua

1.5K 236 1
                                    

Kakiku bergerak cepat dengan senyuman yang tak luntur, tadi 10 menit yang lalu Bang Kai menelfon jika Jennie sudah sadar. Bahkan Jimin sama Jungkook ikut ikutan berlari tanpa tau apapun.

Ting...

Bunyi lift lantai 15 terbuka dengan penjagaan ketat, kami berhasil masuk karena sudah ada arahan dari Bang Kai.

Kulihat jennie badannya sudah tidak dipasangi alat alat, dia berbaring sedang terseyum berhadapan mamanya hingga wajahnya mengalihkan pandangannya kepintu tempat aku mematung, ada rasa kerinduan yang mencuat begitu dalam. Dia tampak kaget karena kami berada disini. Aku tidak tau apa yang dikatakan mamanya sehingga mamanya pamit dan mempersilahkan aku masuk,sementara Jimin dan Jungkook diajak keluar oleh Hanbin.

Seakan akan secara slowmotion kakiku mengarah kepadanya. Matanya berair dan dia membuang mukanya.

"Jen..nie" panggilku terbata dengan mata berkaca kaca tapi senyumanku masih merekah.

Aku harus tidak boleh bersedih, kulap air mataku dan cepat mendekatinya.

"Jenniee,, aakk.. akuu Rin..du" kujilati bibirku. Dia beralih pandanganya kewajahku kembali.

"Kak Tae?" Dia tersenyum lembut.

Aku memegang tanganya.

"Kak Tae, kenapa bisa disini? Kak Tae su...

"Sttt.." kuletakkan jariku dibibirnya.

"Kamu sudah berhasil membuatku sayang kamu, jadi kamu jangan menyerah"

Aku ingat pembicaraan orang tua Jennie,yang katanya Jennie tidak mau melakukan kemoterapy. Karena jennie yakin tidak ada keberhasilan. Hanya ada penyiksaan yang dirasakan ketika melakukan kemo tersebut.

Dia terdiam, air matanya lolos dipipinya yang masih cubby walau tubuhnya mulai mengurus.

Dia menggeleng dan menatapku.

"Maaf Kak Tae, Jennie tidak bisa"

"Kenapa? Kita perlu mencobanya Jen, aku mau egois kali ini,seperti kamu egois untuk membuatku menyayangimu"
Suaraku meninggi, air mataku tak karuan memaksa untuk keluar dari sarangnya.

Dia menangis kencang, kudekap dirinya dan kuusap lembut.

"Maaf sayang, aku hanya ingin yang terbaik, mau yahh" bujukku

"Tidak berhasil Kak Tae, rasanya sakit setelah kemo tersebut, belum lagi efek sampingnya rambutku akan rontok , aku tidak mau .. TIDAK MAU" dia berteriak histeris.

"Jangan berfikir begitu sayang, aku tetap sayang kamu, yang penting kamu mencoba dulu, yah .. yahh.."

Aku mempererat pelukanku, hingga suara tangisannya mengecil.






____________
Aku tidak bohong, benar aku sayang kamu sampai detik ini

100 Days X TaennieWhere stories live. Discover now