Ternyata dihari pertama kemo Jimin sudah mengetahuinya dan dia meminta maaf padaku ,ini semua karena permintaan Jennie sebelum di melakukan Kemo, jika terjadi sesuatu pada dirinya tunggu aku tau sendiri.
Aku tidak marah jujur,tapi aku hanya sedikit kecewa karena aku kurang berada disampingnya, kurang peka terhadapnya dan terlalu egois karena terlalu dijinjing karena dijadikan seseorang yang special bagi orang lain. Aku terlalu senang dispecialkan tanpa melihat sekitar, terlalu nyaman memerankan orang paling bahagia didunia.
Mataku sudah bengkak dibalik kaca mata hitamku memandang makam yang masih basah. Suara tangisan terdengar jelas membuatku denyutan jantungku sakit, sakit sekalii Tuhan. Rasanya aku ingin ikut terkubur bersamanya.
Dan benar kepalaku rasanya berputar dan kurasa tanah basah menyentuh wajahku,
_________Ternyata aku pingsan.
Mataku kurasa berat ingin tertidur lama, tapi suara suara terus memanggil namaku. Membuatku mencoba membuka mata tapi seperti ada daya tarik disana hingga susah payah aku membukanya.
Yang kulihat pertama kali yaitu wajah Bundaku dengan mata bengkaknya, kulihat sekeliling aku berada diruangan serba putih dan aroma khas rumah sakit. Kemudian kualihkan pandanganku kesebelah kanan yang merasa berat, ternyata ada jarum infus bersarang disana. Kepalaku sungguh sakit, hingga kusadari dia sudah tiada membuatku menangis keras, mencoba mencabut jarum itu.
Kasihan Jennie disana sendirian
Kasihan Jennie disana sendirian
Kasihan Jennie disana sendirian
Kasihan Jennie disana sendirian
Kata kata itu keluar terus dimulutku, tak bisa kuhentikan. Hingga tusukan jarum kurasa disebelah kananku, kulihat Bundaku pelakunya, dengan pelan dan kurasa tubuhku melemah, tubuhku susah kugerakkan,hanya mataku seaakan berbicara meminta tolong segera dilepas dari penjara ini, sungguh ini sakit sekali.
Aku tau ini hanya mimpi tapi ini indah, kulihat pergelangan tanganku ditarik dan diajakku untuk berjalan menyusuri danau dimana bunga bunga dan kupu kupu berterbangan. Ini sangat indah. Jennie, dia.. dia ada disini. Dia tersenyum manis kepadaku dan menyentuh tepat di dadaku. Dia tidak bisa berbicara, gerakan mulutnya yang bisa kubaca samar.
Aku disini
Aku disini
Aku disini
Ucapnya terus karena aku mengernyit bingung, kemudian mengagguk mengerti. Kutarik dirinya dalam dekapanku, sungguh nyaman. Ini hangat, ini indah.
Hingga kata kata sebelum dia pergi selamanya terucapkan kembali dibibirku yang bergetar.
"Aku ikhlas" ucapku dan mengelus lembut rambut yang menutup wajahnya. Dia terlihat sangat cantik, dia terlihat sehat dan ceria seperti biasanya.
Dia mengangguk menyetujui ucapanku, Jennie menunjuk dirinya dan diriku bergantian dan diakhiri dengan bentukan love ditangannya.
Kubaca jelas dibibirnya.
Aku cinta Kak Tae
Dan berjinjit mengecup pelan bibirku. Kemudian tersenyum melambaikan tangan menjauh.
Aku cinta Jennie Kim
Ucapku, dan kulihat dia menghilang diantara cahaya.
__________
Hei,,
Jennie, dengarkan aku____
____Sudah 10 tahun lamanya____
_____dan rasa itu masih ada.
