Kakiku tidak bisa digerakkan,,
Kenapa? Kenapa?
Disaat aku sudah melihat senyuman kotak untukku, penyakit sialan ini datang seakan akan hidupku di dalam penghitung pasir, waktu ku mulai habis.
Tuhan, sedikit saja, sedikit tambahkan pasir disana.
Kenapa? Kenapa selama ini tidak pernah terlihat lemah? dia selalu kuat . Kenapa dia hidup layaknya orang bahagia dengan memamerkan senyumannya?. Membuat semua orang layaknya penonton yang ikut terbawa panggung sandiwaranya.
Kamu jahat Jen, membuatku menjadi salah satu orang yang kamu bohongi.
Kenapa? Aku ingin kamu bicara, betapa sedihnya kamu? Betapa sakitnya kamu? Jangan pura pura kuat. Mungkin jika kamu menjadi aktris mungkin kamu akan menjadi pemenangnya. Semua bahkan tidak tau kesakitanmu,semua tidak tau betapa takut dirimu, takutnya dirimu akan kegelapan menggerogotimu. Kamu takut, tapi kamu sendiri yang bersembunyi dalam kegelapanmu dan menyinari kami dengan kebahagiaan.
Tidak adil,,,
aku benci diriku tidak terlalu melihatmu,
aku benci tidak peka kepadamu,
aku benci tidak memelukmu didalam terpurukmu,,,
Aku benci dan aku menyesal, andai waktuu itu.......
Seharusnya aku yang disampingmu,,
Seharusnya aku yang menceritakan indahnya dunia sebelum kamu meninggalkan selamanya,,,
Seharusnya aku menambah moment momentmu, sebelum kenangan itu terhapus dalam kakunya tubuhmu dibalik gundukan tanah yang tertulis namamu....
Andaii.......
Semuanya penuh andaiiiii,,,,,
Tepukan dibahuku membuatku sadar dari lamunanku, kusapu air mataku cepat dan menutup buku itu.
Ku berbalik tersenyum kepalsuan lagi."Tae, lo kenapa?" Tanya Jimin khawatir
Aku menggeleng pelan, dan menaruh buku itu lagi dilaciku.
"Sudah siap?" Tanyaku
Jimin menyipitkan matanya menatapku menelisik, membuatku cepat berdiri dan mengambil jaket di kursi. Hari ini kami berdua akan pergi jalan jalan bersama melihat pelepaaan 1000 lampion.
"Ayo,nanti kita telat"panggilku
Jiminpun beranjak, memakai topi dan maskernya. Kami berjalan menuju lift tanganku langsung menekan tombol B1.
Ting
Lift terbuka, dengan mengobrol sambil bertukar fikiran akhirnya kami sampai dimobil. Hingga pekikan heboh kita berdua karena, seseorang dari kita bertujuh akhirnya melepas masa lajangnya. Bahkan orang itu adalah yang termuda diantara kita.
Jeon Jungkook & Lalisa Manoban
Nama itu jelas tertulis, membuat kita duduk terlebih dahulu saling menyaut dalam grup. Hingga Jungkook menjadi bahan olokan digrup. Karena Jungkook dan lisa bagaikan Tom and Gery.
Pantas itu anak, tidak kesini alasan magang di salah satu resto di Thailand. Ternyata lagi ambil hati calon mertua yang ternyata koki dan pemilik restoran itu. Dan finnaly Jungkook langsung melamar dan akhirnya diterima.
Mau tidak mau aku harus kembali keasana. Aku tersenyum tipis dan menarik perseneling mobil dan melaju normal membela jalan.