Prolog

4K 113 0
                                    

Gadis kecil berusia 6 tahun yang rambutnya dikuncir dua itu tengah berlari- lari kecil sambil bersenandung di halaman luas yang berumput. Tingkahnya yang nggak bisa diam, berlari lincah kesana kemari berhenti di rimbunan semak bunga dan memetiknya kemudian memasukkannya ke dalam keranjang kecil yang dibawanya terlihat lucu dan menggemaskan. Semua orang yang menatapnya pasti akan tersenyum, seolah dirinya menguarkan aroma kegembiraan bagi sekelilingnya. Dia berimajinasi sebagai peri bunga yang menyelamatkan bibit bunga dan akan disebar saat musim semi tiba.
Menit demi menit berlalu, hingga suara teriakan dan bunyi berdebum itu akhirnya menghentikan semua keceriaan sore itu.

Secepat kilat anak laki-laki
tanggung berusia hampir empat belas tahun itu berlari kencang kemudia melompat melewati pagar pembatas.
" Kania...." Teriaknya seperti berlomba dengan nafasnya yang memburu. Gadis kecil itu tergeletak tak sadarkan diri. Hidungnya berdarah, keningnya tampak lebam biru dan merah sertaada benjolan besar di sana. Dia sontak memeluk dan menangis memanggil nama gadis kecil itu. Diguncang- guncangkan tubuh gadis itu.

" Mas Jora, tangan dan kepala Nia sakit, Mas..." Kania terus menangis. Lelaki tanggung itu terus memeluk dan mengusap punggung Kania, menenangkannya.
" Iya Dek, mas Jora tahu. Mas Gendong kamu ya. Kamu peluk Mas yang kuat. Ayo kita pulang."

" Kania, kok diem sih ?" Tanya Kejora
" Pusing Mas."
" Kalau kamu diem begitu, mas Jora tambah takut lho. "
" Kania, kamu jangan pingsan ya. Mas Jora takut nih. Sebentar lagi kita sampai rumah. Tahan ya" Ujar Kejora cemas.
" Mas, jangan berhenti ngomong. Nyanyi Mas Jora. "
" Kania mau mas Jora nyanyi lagu apa?"
" Doraemon."

*****



Kemilau Cinta Kania (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang