Satu jam lebih lima belas menit yang ditempuh selama penerbangan terasa singkat. Senyum sumringah selalu disunggingkan Zachary selama perjalanan. Semua karena perempuan yang ada dalam dekapannya sekarang. Ya, perempuan yang baru menjadi istrinya beberapa jam yang lalu. Berulang kali dikecup puncak kepala istrinya. Perpaduan aroma citrun, melati dan anggrek terhindu di hidungnya. Lagi-lagi dia tersenyum bersamaan roda pesawat yang menyentuh landasan. Kania membuka matanya, mengamati sekeliling dan tersentak karena guncangan keras dan kaget karena sesuatu yang menekan dada dan melingkari bahunya. Begitu aroma musk, mint dan Wood menerpa penciumannya, otaknya segera memproses kalau itu adalah Zachary, suaminya.
" Abaang..." Kania berkata parau, khas suara kalau baru bangun tidur. Zack memandangnya penuh sayang.
" Yes, honey."
" Have we landed in Singapore?"
" Yes, we did. Welcome home, sayang. You have slept very well."
" Tapi tadi aku tidurnya nggak ngiler kan?" Entah kenapa suara Kania yang serak justru membuat Zack terkekeh.
" Eventhough you slept with drolling, I still love you honey." Pesawat telah parkir dengan sempurna di apron Changi dan terhubung sempurna dengan l lain turun agar tidak berdesak-desakan. Masih teringat dalam benak mereka berdua saat Kong Tobi, Bu Lucy dan Pak Josef berkolaborasi mengomel selama perjalanan dan di bandara karena mereka berdua memutuskan untuk naik pesawat komersial dan meninggalkan jet pribadi yang sudah disiapkan keluarga besar mereka untuk langsung membawanya terbang ke tempat antah berantah guna honeymoon.
Besuk pagi adalah ujian akhir semester yang harus dia tempuh. Ini adalah semester dengan perkuliahan terakhir. Semester depan dia sudah magang selama enam bulan sembari bimbingan tugas akhir yang sudah mulai digarap karena proposal TA-nya telah disetujui pembimbing dan ketua jurusan. Zack sudah berjanji pada Kania untuk mendukung studinya agar lekas selesai. Toh bulan madu bisa dilakukan kapan saja, yang penting ikatan mereka sudah halal dan sah di mata hukum dua negara Indonesia dan Singapore.
" Lho Abang, where we going ? This isn't the way to my apartment." Kania baru tersentak kaget dan protes ketika supir yang menjemput mereka mengarah ke Hoegang, Tampines Road. Zachary yang sedang asyik mengecek pesan di ponselnya yang di nonaktifkan sejak naik pesawat memalingkan kepala ke samping menatap istrinya sambil tersenyum.
" Sewaktu di Jakarta kamu ribut bilang mau pulang ke rumah kan ?"
" Iya, tapi maksud aku tuh pulang ke apartemen yang aku tinggali sama mbak Asih, Bang. " Kania cemberut. Zack menatapnya menilai. Dia menghela nafas kasar.
" Aku akan membawamu pulang ke rumah kita, sayang." Kania berkerut menatap suaminya.
" Oh oke Kania, kamu tahu kan ranjang tidur di kamarmu itu kecil. "
" Yaa...tapi nggak kecil-kecil banget kali. Buat aku sih udah lebar ukuran segitu sih." Kania memberi pertimbangan. Zack tampak kesal.
" Ya tapi kalau kita berdua tidur di sana itu jadi kurang luas, honey. Lihat badan aku cukup besar dan pasti habiskan banyak tempat di ranjangmu itu. Aku nggak leluasa nanti. "Kania memicingkan matanya lalu mencebik padanya.
" Orang cuma tidur doang kok, ribet banget. Kita kan nggak main bola yang butuh ranjang selebar lapangan bola. " Kania mulai merajuk. Zachary gantian yang mengerutkan keningnya.
" Hanya tidur ? Cuma tidur doang, katamu ? Ooh Kania..." Zachary tak mampu melanjutkan kalimatnya, dia mengusap wajahnya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Kania meringis memandangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemilau Cinta Kania (Complete)
ChickLitPutus cinta itu mungkin lebih baik ketimbang di PHP. Dibilang teman tapi deket dan sayang banget, selalu kasih perhatian tapi nggak pernah ucapkan "tiga kata keramat". Kania nggak bisa ge er karena perlakuan Kejora hampir sama pada semua wanita, ap...