27. Awareness

1K 37 3
                                    

Kania bangun ketika waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Dengan satu loncatan dengan teriakan yang pada akhirnya ikut menggugah Zachary.

"Ada apa
Kania?" Zachary memandang istrinya kaget, dia khawatir akan keadaan Kania.

" Abang kok tidur di sini ?" Kania berucap antara takut, cemas dan jengkel. Lama keduanya saling memandang, seperti berbicara melalui mata dan pikiran mereka. Ada bahasa yang tidak terucap tapi mereka saling mengerti satu sama lain. Kania terkulai lemah.

" Oh..iya... Maaf, aku lupa." Seru Kania lesu, sementara Zack tersenyum sumringah.

" Assalamu'alaikum istriku. Good morning. Sudah siap untuk ujian ?"

" Wa 'alaikum salam warrohmah bang Zack. " Zachary memandang padanya menuntut sesuatu. Kania meringis.

" Selamat pagi suamiku" Zachary tersenyum lebar.

" Nah, itu baru benar. Dan ehm... ada satu lagi..." Kening Kania berkerut, bingung dengan maksud kalimat terakhir Zack. Perlahan dilihat suaminya berjalan memutari ranjang mendekatinya sembari senyum-senyum. Alisnya terangkat satu, mencoba membuat prediksi apa yang akan dilakukan Zack kemudian dan tindakan apa yang harus dilakukannya nanti. Kania berbisik dalam hatinya.

Kok seperti pertandingan karate sih? Mencoba membaca gerak lawan, apa yang akan dilakukannya dan bagaimana cara kita harus menanggulanginya .

Sementara Kania masih berpikir, Zack sudah sampai di depannya dan menarik pinggangnya dengan cepat. Belum sempat Kania berteriak, bibir Zack telah menciumnya. Sempat kepalanya pusing dan sedikit berputar. Ada sensasi rasa yang belum pernah dirasakannya, membuat hatinya terbuai dan dadanya mengembang bahagia. Zack melepaskan ciumannya. Kania masih memberikan tatapan kaget dan bingung.

" Don' t refuse me and never forget a five-minute morning kiss. It's got to be our morning routine !"

" What ?" Kania masih mencoba untuk memprotesnya tapi Zachary lebih dulu melahapnya. Kania tidak berkutik untuk menahan serangan tiba-tiba dan kuat itu. Benteng pertahanannya melemah, tulang kakinya terasa meleleh. Agar tidak jatuh dia memeluk leher Zachary. Laki-laki ini benar-benar gila. Begitu sadar didorong tubuh suaminya sekuat tenaga, dengan pandangan siap membunuh dia lanjut menyerang Zachary dengan pukulan, cubitan dan cakaran.

Yang diserang hanya tertawa-tawa sambil berusaha menangkisnya dan menyerangnya balik. Bukan untuk memukul atau menyakitinya, tapi menggelitiki istrinya yang semakin membuat emosi istrinya tersulut.

Kania adalah karateka dengan sabuk coklat, tetapi Zachary selain menguasai karate dan taekwondo, dia juga pesilat sabuk hitam. Jelas serangan brutal Kania ditanggapinya dengan mudah, malah dia menganggap kalau istrinya itu sedang bercanda. Dari sisi kemampuan bela diri dan badan Zack yang tinggi besar, jelas perlawanan Kania tidak akan membuahkan hasil.

" Wow...wow...istriku. Pagi hari itu sudah kewajiban kamu untuk menyediakan sarapan suamimu ini. Dan kamu adalah sarapanku yang paling lezat." Zachary masih terkekeh.

Kania masih sempat mencubit dan memukul lengan suaminya, walau dirasa tanggannya sakit karena badan Zack itu keras sekali akibat sering berolahraga.

" Bang, kita ini baru nikah sehari, dan semenjak itu pikiran Abang mesum terus ih, amit - amit deh. Tahu gitu aku ogah nikah sama Abang." Zachary terkekeh kembali.

" Rugi lho kalau dinda nggak nikah sama abang. " Dia masih tertawa dan Kania cemberut.

"Kania...Kania..Kania. Apalagi yang ada di pikiran laki-laki yang sudah menikah selain ingin berbuat mesum sama istrinya." Kali ini dia terbahak. Kania mendengus sebal sembari melayangkan pukulan ke lengannya sekali lagi. Sepertinya menyenangkan sekali menggoda istrinya seperti ini.

Kemilau Cinta Kania (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang