Sudah enam bulan lebih Kania mengenakan hijab. Satu yang dirasakannya; ketenangan dan ketentraman dalam hatinya. Teman- teman, atasan dan dosen bahkan bawahannya di lapangan sangat menghargai pilihannya berhijab dan menjaganya sehingga perasaan aman dan damai timbul dalam batinnya. Janji Alloh itu memang nyata. Dengan berhijab dia merasa semakin giat meningkatkan ibadah dan amalan-amalan lainnya.
Hari ini adalah wisuda bachelor. Papa mama dan Zachary telah hadir di auditorium. Tidak hanya itu, Lilian dan Andara juga turut diwisuda. Itulah hari yang ditunggu-tunggu selama hampir empat tahun merantau di Singapura. Dia sudah menunaikan tugas mewujudkan mimpinya serta menyumbang bahagia pada papa dan mamanya. Wajah yang cerah dan berseri-seri menghiasi paras mereka pagi itu.
Prosesi acara wisuda telah lama berlalu. Sejumput rasa bangga membuncah di dada Zachary saat mengabadikan istrinya yang didaulat untuk menyampaikan pidato mewakili wisudawan dengan handy camera. Kania merupakan salah satu lulusan terbaik tahun ini dengan usia termuda dengan banyak prestasi yang mengharumkan universitas.
" Selamat ya sayang..." Peluk Bu Shinta, mamanya seraya mengecup pipi dan kening putrinya.
" Tinggal satu yang belum terwujud." Bisik Bu Shinta.
" Apa Mah? S-2? Tenang aja Mah, abis ini Nia sekolah lagi. Bang Zack udah kasih ijin."
" Bukan itu sayang." Bu Shinta menggeleng membuat Kania berkerut keningnya.
" Trus apa dong, Ma ?" Bu Shinta tersenyum melihat ekspresi putrinya.
"Kamu hamil " ucapnya berbisik sambil menepuk punggung putrinya. Kania mencibir." Iih...Mama apaan sih ?"
" Bulan depan kalian merayakan ulang tahun pernikahan yang pertama, tapi belum ada tanda-tanda kalau kamu hamil. Zack sudah sering kamu kasih jatah kan ?" Kania mencebik, cemberut dan mulai merengek.
" Iih..mama. Kalau Kania belum hamil, memang mungkin menurut Alloh waktunya belum tepat aja kali, Ma. Mungkin kami harus lebih bersabar dan usaha lebih sering lagi supaya Alloh yakin dan percaya pada kami."
Bu Shinta yang gantian mendelik dan mencibir, mendengar penjelasan putrinya.
" Gimana mau hamil kalau kamu sibuk, Zachary lebih sibuk. Lalu kapan kepikiran buat anaknya ? Apalagi nanti kalau kamu sekolah lagi, jadi tambah sibuk. Sudahlah Neng, hamil dulu baru lanjut sekolah lagi." Kania memandang mamanya dengan cemberut.
" Ma...umurku masih dua puluh dua lho Ma. Masih muda banget kalau buat hamil."
" Astagfirullahal 'adziimm Kania. Ya nggak muda lah. Itu sudah cukup, waktu yang tepat dan prima untuk hamil. Apa lagi sih yang dicari ? Kalian sudah mapan, berpikirlah untuk meneruskan generasi. Nanti mama bilang pada Zack supaya mengurangi kesibukan. Mama udah nggak sabar mau menimang cucu."
" Kenapa nggak suruh mas Andri saja sih Ma. Atau Aa suruh cepat nikah. Supaya mereka segera bisa kasih mama cucu." Kania terlihat sangat kesal.
" Masmu Andri baru tahun depan menikah. Ditambah dia sekarang sibuknya luar biasa. Kalau Dadang masih belum punya pacar. Yang sudah jelas kan kamu yang sudah menikah. Jadi wajar lah kalau Mama minta supaya kamu usaha biar cepat dapat momongan. Perempuan itu nggak baik kalau sudah tua baru punya anak. Resiko tinggi kalau melahirkan"
" Ya Alloh....Mama."
" Ayo kapan kita ke dokter. Mama temani. Kamu sama Zack harus sama- sama periksa."
" Ma...aku dan Bang Zack nggak apa-apa kok. Kami masih normal aja."
" Dari mana tahu normal kalau nggak diperiksa." Wajah Bu Shinta meragukan perkataan putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemilau Cinta Kania (Complete)
ChickLitPutus cinta itu mungkin lebih baik ketimbang di PHP. Dibilang teman tapi deket dan sayang banget, selalu kasih perhatian tapi nggak pernah ucapkan "tiga kata keramat". Kania nggak bisa ge er karena perlakuan Kejora hampir sama pada semua wanita, ap...