31. Janji Manis

1.1K 54 0
                                    

Kania sedang asyik meneliti layar komputer di kantornya, memasukkan beberapa data ke dalam aplikasi , sehingga tidak menyadari jika Syarifa memasuki kantor.

" Kamu sudah dari tadi Kania ? Sepagi ini ?"

"Ya Kak, ada apa?"

" Apa suami kamu nggak protes ?"

" Kebetulan Bang Zack sedang di luar negeri urus bisnisnya." Kania menjawab cuek.

" Baru sebulan yang lalu kalian merayakan resepsi pernikahan, kamu langsung ditinggal lagi ?" Kania mengangkat kedua bahunya.

" Mau bagaimana lagi ? Masak aku mau ngelarang suamiku cari nafkah? itu kan sudah resiko pekerjaannya. Aku mau uangnya juga harus tahu dan siap menerima resiko dari pekerjaannnya itu lah. "

" Kamu nggak khawatir ?"

" Khawatir ? Maksud kakak?"

" Ya...khawatir lah. Khawatir kalau dia digoda perempuan lain atau khawatir ada orang yang berbuat jahat sama dia. Dia kan dokter terkenal, pebisnis tangguh juga, salah seorang trilyunernya Singapore." Kania tersenyum menatap kepada seniornya.

" Kalau digoda perempuan ya pasti ada lah yang mungkin coba-coba, tapi aku percaya sama Abang. Tak henti aku berdoa semoga Alloh selalu memberikan perlindungan padanya.

Aku titipkan dia dalam penjagaan Alloh semata, Kak. Kalau ada orang yang berniat jahat, mudah-mudahan saja tidak jadi- keberu diketuk pintu hatinya sama Alloh dan jadi sadar tidak mau mencelakai suamiku. Atau paling tidak seandainya (nauddzubillahi min dzalik) terjadi , mudah-mudahan bisa diminimalisir dan diatasi." Kania tersenyum kecut, karena hatinya juga sedikit meragu. Sebersit doa dilantunkannya dalam hati untuk suaminya.

"Itulah sebabnya dia menggunakan jasa beberapa pengawal pribadi. Pengawal -pengawalnya itu sudah bertahun-tahun ikut dengannya. Untungnya sewaktu dia berjuang mendekati dan meminangku dia sama sekali nggak dikawal. Yah, tepatnya pengawalannya terselubung. Kalau tahu dari dulu dia punya bodyguard, aku nggak mau kali nikah sama dia." Kania tertawa.

" Lho kok gitu ?"

" Aku nggak rencana punya suami yang kaya dan punya pengaruh besar. Nggak kepikiran sih. Jadi kalau menghadapi orang seperti itu suka serem sendiri. Ingat seperti yang ada di film-film bos mafia. " Ucap Kania yang disambut tawa lepas Syarifa.

" Yaah... aku protes karena tidak terbiasa awalnya. Tapi kemudian mereka memberi penjelasan kalau aku harus juga memahami alasan mengapa mereka melakukan hal seperti itu. Sepanjang itu baik, aku harus mengalah untuk menyesuaikan diri."

" Oh ya Kak, sudah sarapan belum ? Kebetulan ini aku bawa buah dan kue lumpur labu kuning, mungkin kakak mau. " Kania menjulurkan kotak plastik panjang. Wajah Syarifa berbinar dan menerima kotak itu.

" Aku juga mau Kania !" Paul dan Lukman yang baru muncul di depan pintu langsung menghampirinya, setelah lukman mengucapkan salam.

" Kamu yang membuatnya sendiri Kania ?" Tanya Lukman setelah mengucapkan salam.

" Iya lah..., apa lagi yang bisa kukerjakan di rumah ?"

" Kamu bangun jam berapa untuk bisa membuat ini semua?" Tanya Syarifa lagi.

" Yah seperti biasa hampir setengah empat pagi."

" JAM SEGITU SUDAH BANGUN ?" Syarifa setengah berteriak dengan matanya yang melotot. Lukman yang ada di sebelahnya langsung tersedak karena kaget.

" Apelah kau ni Ifa, buat aku kaget saja, " protes Lukman.

" Makanya anak gadis seperti kau ini tirulah Kania, bangun pagi sebelum subuh langsung mulai aktivitas. Tak usah malas, jauh jodoh kau ini nanti." Lukman tampak mengomel.

Kemilau Cinta Kania (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang