30. Takdir Cinta

1K 40 1
                                    

Lelaki itu baru memasuki gedung berlantai tiga puluh. Menggunakan stelan jas biru muda dengan dasi senada melangkah tegap penuh percaya diri begitu keluar dari mobil. Beberapa orang menganggukkan kepala saat berpapasan dengannya. Pagi itu rapat direksi dan para manager akan dilangsungkan. Sebagai manager teknis di perusahaan itu, jelas kehadirannya sangat ditunggu. Mereka berhasil mendapatkan beberapa tender proyek pembangunan beberapa pabrik, gedung perkantoran dan mall.

Kejora tampil prima dengan senyum memikat dan wajah tampannya memasuki ruang rapat.

" Nah, ini dia yang ditunggu-tunggu. Apa kabar bro?" Seorang pria berambut pirang yang akrab dipanggil TJ menyapanya.

" It' s great TJ !"Kejora masih menyapa dan bersalaman dengan semua yang hadir. Beberapa pria melakukan ritual tos tertentu yang diakhiri tawa di antara mereka.

" Kamu hebat bisa menyelesaikan tiga proyek dalam waktu hampir bersamaan yang menakjubkan, Jora."

" Itu kan karena kerja keras kita semua."

" Tapi kalau bukan karena tangan dinginmu, itu tak mungkin terjadi, Jora." Kejora terkekeh dan mencoba mengalihkan pembicaraan. Ruangan itu semakin ramai dan makin banyak orang yang datang. Pembicaraan mereka baru berhenti begitu sang direktur masuk. Rapat segera dimulai. Kejora sudah mempersiapkan presentasinya. Kali ini gilirannya melaporkan progress pekerjaannya. Rapat itu berjalan cukup lama hingga hampir tiga jam. Banyak hal yang didiskusikan di sana.

Kejora baru saja masuk di dalam ruangan kerjanya ketika personal asistennya masuk dan memberikan beberapa berkas. Dia  masih asyik menekuri berkas-berkas di hadapannya ketika dering ponselnya berbunyi.

" Assalamu'alaikum sayang."

"Wa alaikum salam, Ma. Apa kabar ? Di sana masih tengah malam dan Mama kok belum tidur ? Papa dimana ?" Terdengar suara lembut Jingga - mamanya tertawa di seberang sana.

" Mama sudah tidur , Mas.  Ini mama terbangun mau sholat tahajud.  Kamu sehat di sana, Nang ( panggilan sayang untuk anak lanang (laki-laki) yang disingkat dengan "Nang") ?"

" Alhamdulillah, sehat Ma. Mama, Papa, Bintang dan Karina bagaimana di Bandung?"

" Alhamdulillah sehat semua. Mama kangen, kapan pulang ?"

" Sabar ya Ma, Jora selesaikan pekerjaan di sini. Ada satu proyek di sini dan satu lagi di perbatasan Perancis-Jerman."

" Ya sudah kalau masih sibuk. Ini lagi di kantor ?"

" Ya Ma. Ini habis rapat."

" Mas Jora, sudah dapat undangan dari pak Tedjokusumo ?"

" Undangan ? "

" Iya, undangan resepsi pernikahan."

" Siapa yang menikah Ma? Andri atau Dadang?" Kejora tertawa riang.

" Bukan mereka, tapi Kania. Adik kecil kesayanganmu dulu ? Gara-gara dia kan dulu  kamu sampai bertengkar dengan David."

" APA ?"

" Iya, Kania berjodoh dengan orang Singapura tapi mamanya orang Indonesia juga. Kita semua diundang lho. Katanya undangan untuk kamu sudah dikirim via e-mail."

"Lho, bukannya Kania masih kuliah di Singapore ? Apa sudah selesai?"

" Menurut Bu Tedjo sih belum, dia sedang magang sambil mengerjakan tugas akhirnya yang hampir rampung. Suaminya yang terus mendesak ingin cepat nikah, karena usianya juga sudah tiga puluh." Kejora sudah tidak bisa mengeluarkan suara lagi, lehernya tercekat.

" Mas, Karina akan menikah sebentar lagi, Kania juga sudah. Kapan kamu dan Azizah akan melangkah ke sana? Kasihan Azizah kamu gantung seperti itu. Pak Anwar juga inginnya kalian cepat menikah-mama dan papa juga menginginkan hal yang sama."

Kemilau Cinta Kania (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang