Kania masih enggan keluar dari hotel karena udara masih cukup dingin meskipun telah masuk musim semi. Tiga hari berada di Paris, tapi sebagian besar waktu dihabiskannya di tempat tidur. Tekanan darahnya yang turun, suhu tubuh yang panas, bahkan sampai maag yang kambuh dengan perut yang perih ditambahi rasa mual yang hebat dan muntah yang berkepanjangan.
Ini hari keempatnya di Paris. Alhamdulillah, Kania sudah bisa bangkit, duduk dan mencoba berjalan perlahan. Ditarik gorden jendela kamarnya agar terbuka lebar. Matahari bersinar cukup sempurna dengan langit biru yang menawan dengan sedikit awan putih yang menyerupai beberapa garis. Dia memperhatikan aktivitas pagi di sekeliling hotel. Ingatannya mengembara berlabuh pada kejadian lima hari yang lalu tatkala dia protes keras saat seluruh keluarga besarnya memaksa untuk berlibur di kota ini.
Berlibur? Tentu saja Kania menolak. Di saat dia masih berduka karena suaminya masih dinyatakan hilang akibat kecelakaan helikopter lima minggu yang lalu dan masih dalam pencarian. Pencarian Tim SAR dari pihak pemerintah Malaysia dan Singapura sudah dihentikan, namun
Kong Tobi, pak Josef dan pak Tedjo tetap memutuskan meneruskan pencaharian dengan biaya sendiri. Mereka sudah mengirimkan orang-orang terbaik untuk mencari Zachary, suami Kania. Karena di reruntuhan pesawat tidak ditemukan jasad mereka, maka pihak keluarga menganggap bahwa Zack masih hidup. Dadang dan Willy menjadi penanggung jawab lapangan pencarian Zack. David, Kejora dan beberapa sahabat dekat Zachary ikut memberi bantuan dalam pencarian.
Lima minggu ini berat badan Kania turun hampir sepuluh kilogram. Terlebih lagi sudah sepuluh hari terakhir dia mengalami gangguan tidur dan sulit makan. Selalu muntah berlebihan terutama di pagi hari, sehingga dia harus diinfus dan bedrest. Perawatannya pun akhirnya dipindahkan ke rumah sakit selama dua Minggu. Dalam selang waktu itu pula lah, Kania tidak pernah dibiarkan sendiri. Andara, Marini, Lilian, Kinasih dan Syarifah selalu menemaninya setiap hari secara bergantian. Begitu pula dengan Bu Shinta, bu Lucy, pak Tedjo dan Kong Tobi yang bergantian ikut menjaga dan mengawasi Kania. Bahkan Kejora dan David pun setiap hari menjenguknya di rumah sakit.
Berbeda dengan Kejora, David selalu datang dua sampai tiga kali setiap harinya untuk mengecek kondisi Kania. Hal ini yang membuat Syarifah, anak buahnya di Interpole menggodanya kalau kedatangannya seperti minum obat pagi dan petang, bahkan malam. Tapi Dave tidak pernah mempedulikannya.
Kejora datang menjenguk setiap pulang dari kantornya sembari menjemput Azizah tunangannya yang bekerja di rumah sakit milik Zack itu. Sangat mudah bagi Azizah untuk jatuh hati , simpati, dan peduli pada Kania. Mereka menemani Kania dengan sukarela agar dia terhibur dan tidak merasa sendiri.
Begitu keadaannya membaik, mereka membawa Kania pulang ke rumah. Namun bagi Kania, setiap sudut rumah mempunyai kenangan yang kuat dengan Zack dan itu membuatnya sesak nafas. Keluarga besarnya pun makin prihatin. Tiga hari setelah kepulangannya, pada malam hari Kong Tobi membuat pengumuman kalau mereka harus segera berangkat ke Paris. Walau Kania menolak dengan keras, toh mereka tetap membawanya ke tempat ini.
Kania menghela nafas dengan keras. Disilangkan tangannya memeluk kedua lengan dengan erat. Matanya terpejam. Bayangan Zack hadir. Kania masih bisa merasakan eratnya pelukan Zack, merasakan nafas beratnya jatuh di samping telinga dan kecupan bibir suaminya di kening. Masih teringat dalam memori terakhir saat adegan panas sebelum Zack berangkat pergi. Kania memeluk dirinya erat. " Bang Zack, I Miss you so much," ucap Kania lirih.
Sebongkah besar rindu menghantam keras dadanya. Tangisnya pecah. Dia baru menyadari sekarang kalau dia benar-benar mencintai suaminya, Zachary. Terkadang kita baru sadar, benar-benar memahami dan mengerti kalau kita ternyata telah mencintai seseorang itu jika orang tersebut telah pergi atau menghilang.
Bunyi bel pintu menggugah kesadarannya. Cepat diseka jejak air mata di wajahnya dan bergegas menuju pintu. Kania juga tidak habis pikir, mengapa keluarganya menaruh dia di penthouse hotel mewah di pusat Perancis ini hanya berdua dengan mbak Asih. Papa dan mamahnya saja menyewa apartemen studio tak jauh dari hotel ini, menolak tinggal bersamanya. Anehnya mereka mengajak Lilian untuk tinggal bersama mereka. Kania sempat protes pada mamanya, anak mereka itu Lilian atau Kania sih? Tapi mamanya hanya tertawa, mencium dan memeluknya. Sepertinya wanita paruh baya itu bahagia sekali kalau putri kandungnya cemburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemilau Cinta Kania (Complete)
Literatura FemininaPutus cinta itu mungkin lebih baik ketimbang di PHP. Dibilang teman tapi deket dan sayang banget, selalu kasih perhatian tapi nggak pernah ucapkan "tiga kata keramat". Kania nggak bisa ge er karena perlakuan Kejora hampir sama pada semua wanita, ap...