Mak Linmo jalan mondar-mandir dari tadi. Dia pusing mikirin anak buahnya,"Duh mana sih Junjie sama Guanyue? Padahal gue mau nyuruh mereka rekrut anak baru nih..."
Trio pocong masih ngampus, cucian numpuk, belum lagi bayar tagihan listrik. "Gimana nih? Mau nyuci baju malah matlis. Aduh... mana lowbatt lagi!" keluh Linmo.
Tiba-tiba Mak Linmo nabrak sesuatu tapi bukan sesuatunya mbak Syahrini. "Aduh!" teriak mereka. Mak Linmo berbalik dan ngeliat cewek berkulit pucat berambut panjang sebut saja Wang Zhe.
"Lu ngapain disini?" tanya Mak Linmo.
"..."
"Lu ngapain disini?"
Hening.
Sampe akhirnya Mak Linmo ngeluarin toa dan neriakin Wang Zhe. "WOY LU MAU NGAPAIN DISINI?! MAU MALING?!"
"Eh nggak bu... sebenarnya... saya mau... nya... nya..."
"Nyanyi?"
"Bukan,bu. Tapi..."
"Nyayur?"
Wang Zhe geleng-geleng.
"Nya... nya... nyari kerja,bu."
"Yaelah napa gak bilang dari tadi kek? Ayo... ikut saya sekarang." Wang Zhe cuman bisa ngebatin gegara liat tingkah calon bosnya ini.
"Ngapain saya dibawa kesini?"
Mak Linmo ngasih duit ke hantu itu,"Nih bayarin dulu tagihan listriknya ke PLH. Udah sebulan nunggak."
"Iya,bu."
"Jangan panggil saya ibu. Panggil aja saya Mak."
"Iya,mak. Sekarang kah?"
"Besok"
Hening lagi. "YA SEKARANGLAH! AYO CEPAT!" teriaknya. Wang Zhe langsung lari kenceng sampe bikin pejalan kaki dan penjual pinggir jalan ketarik. Ternyata ada satu hal yang bikin dia lupa. Apa hayo?
"Oh iya... kuntilanak kan harusnya terbang. Ngapain aku lari tadi?" pikirnya. Akhirnya dia terbang tapi bukan superman apalagi wonder woman.
"Woy ada kuntilanak bisa terbang!" teriak salah satu warga. "Mana? Mana?!" tanya Shizhan. Pas diliat kuntinya beneran terbang,"Kuntilanak emang terbang, bungul!" teriak Shizhan.
Nyampe di PLH, Wang Zhe ketemu sama cowok yang tiba-tiba senyumin dia. "Ada yang bisa dibantu,mbak?" tanyanya.
Wang Zhe melamun sebentar,"Mbak, gapapa kan?" tanya cowok tadi sambil gerakin tangannya di muka Wang Zhe. "Eh... gapapa kok. Oh iya, saya mau bayar tagihan listriknya."
"Mohon tunggu sebentar." ucapnya sambil menghitung-hitung biaya tagihan listrik yang bakal dibayar.
"Jadi semuanya 175 rupiah."
Wang Zhe perhatiin tanda pengenal di baju cowok tadi. "Deng... Chao...Yuan."
"Itu nama saya. Kalo ada masalah silakan hubungi call center kami."
"Terima Kasih." ucap Wang Zhe dan terbang. Sepulangnya dari PLH, Mak Bos kesayangan kita ini ngasih misi ke Wang Zhe with tawaran yang interesting.
"Wang Zhe..."
"Iya,bu."
"Kamu mau tinggal sama saya?"
"Iya,bu."
"Bawain saya tumbal."
"Hah?" Wang Zhe gak ngerti gegara perintahnya ga jelas.
"Bawain... saya... TUMBAL!"
Langsung aja Wang Zhe bergegas nyari tumbal. Dan beberapa saat kemudian dia langsung dapet 5 tumbal jenglot. "Apa ini?" tanya Mak Linmo.
"Tumbal,bu. Dalam bentuk jenglot."
Dia mikir bentar diperhatiin tumbalnya. "Gimana,bu?" tanya Wang Zhe.
"Maaf... Kamu harus tinggal disini."
Wang Zhe terkejut sampai terheran-heran,"Beneran,bu?!"
"Iya beneran. Saya lihat kamu ahli hitung-hitungan, saya jadiin kamu bendahara ya."
"Siap,bu!"
"Bentar tau dari mana Mak Bos kalo aku pinter MTK? Ah udahlah, yang penting aku dapat tempat tinggal disini."
"Tapi jangan keseringan budeg ya." ujar Mak Linmo sebelum ngilang.
-Tbc-
Wang Zhe si Kuntilanak
- Polos
- Gemes
- Bisa terbang dan teleportasi
- Kadang budeg
- Pintar
- Penyebab Kematian: Dikunciin di wc sampe 3 hari di sekolah
Hai, aku kembali! Iya tau ini bulan puasa, tapi aku update ini. Seperti biasa terima kasih buat vomment kalian dan maaf kalo kependekan dan garing. Dan satu lagi...
Wah gak nyangka ff ini di nomor 1 *terharu* makasih banyak buat yang udah setia baca dan vomment disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Para Hantu
RandomMenceritakan curhatan-curhatan dan keluh kesah para hantu dan makhluk astral lainnya. GS seperti biasa, alur cerita gak jelas, receh, dll.