Pulang

133 21 0
                                    

Esoknya, Chunyang udah bangun duluan dan nyiapin sarapan buat mereka. Dia udah biasa kek gini semenjak ibunya meninggal. "Waktunya masak. Masak apa ya hari ini?" gumamnya. Terus dia ngecek bahan-bahan apa aja yang ada di dapur dan hasilnya nihil.

"Lho,Chunyang? Kamu ngapain?" tanya Changxi pas ngeliat Chunyang. "Eh... aku mau masak buat sarapan kalian tapi gak ada bahan yang bisa dimasak." jawab Chunyang. Changxi bingung soalnya Chunyang itu kan manusia, gak mungkin dia ngasih makan Chunyang dengan daging rusa mentah dan minum darah.

"Bagaimana kalo kakak aja yang nyiapin? Kamu kan masih sakit-"

"Nggak,kak. Chunyang gapapa kok. Chunyang gak mau repotin kakak"

"Udah... kamu kan tamu disini. Tamu adalah raja,bukan?" ucap Changxi sambil mengantarnya ke meja makan.

-0-

"Gimana rasanya?"

"Dagingnya enak banget!" puji Chunyang.

"Seenggaknya kita makan steak hari ini. Jadi dia gak tau kalo kita ini hantu." bisik Yaochi.

Jreng~

"SAYUR KOOOOOLLL~ SAYUR KOOOOOLLL~ MAKAN DAGING SAPI DENGAN SAYUR KOOOOOOOLLL~"

Tiba-tiba mereka langsung kesel karena diganggu pengamen jalanan yang sembarangan nyanyi di markas mereka.

"Dasar manusia ga tau diri. Udah dikasih tempat rame malah main disini." sinis Mingze.

Dia perhatiin tuh manusia, ternyata mereka ngelakuin hal 'bejat' disitu sambil bawa cewek ke dalam. Baru mau masuk, pelakunya udah kecyduk sama Wenhan dkk.

"Wah, ada mangsa nih. Ngapain kalian?" tanya Yaochi.

"Lu gak ada urusan sama kita. Kita disini mau... mau... mau..."

2 Jam Kemudian...

"Mau..."

"MAU APA?! NGOMONG YANG JELAS DONG!" emosi Wenhan.

"Mau... nyanyi." jawab preman 1.

"Itu apaan kek balon?" tanya Changxi ketika melihat sesuatu mirip balon.

"Eh... gak ada kok. Hehehe..." tukas preman 2. Tiba-tiba barang yang disembunyikannya melayang. "Ooh... ini toh balonnya?" tanya Mingming sambil mengambil karet pengaman.

"Kamu bebas sekarang." ucap Mingze.

"Terima kasih." ucap gadis itu.

"Nah buat kalian berdua, mau gue patahin lehernya?"

"Jangan sok jagoan jadi orang! Lu gak tau siapa kita? Kita ini-"

Digamparlah preman 1 sampe palanya muter ke belakang (plis jan dibayangin). "Mending lu nyerah dari sekarang sebelum gue lakuin hal yang sama ke lu." ancam Mingze dingin. "Ampun, bang! Saya lari aja deh."

Pas balik lagi ke markas hantu  Chunyang nanya,"Itu tadi apaan?"

"Gak ada apa-apa,dek. Cuman suara cicak main perang-perangan." jawab Wenhan. Oops! Wenhan keceplosan nyebut Chunyang adek. "Tadi om nyebut apa?" tanyanya lagi. "Cuman suara cicak."

Chunyang pengen pulang, soalnya dia udah mendingan,"Om, boleh gak aku pulang sekarang?"

"Kampret gua ini kakak lu, bukan om-om." batin Wenhan. "Boleh, entar kamu ikut sama kakak Yaochi." ucapnya. "Wah... makasih banyak, om! Kapan-kapan kita ketemu lagi ya,om."

"Sakit banget dikatain om sama adek sendiri hiks... untung lu adek gue paling cantik."

-0-

"Syukurlah kamu udah sadar, Yangyang." tangis sang ibu ketika anaknya udah bangun. "Bu, Yangyang tadi dibegal sama preman, nah kakak-kakak tadi nyelamatin Yangyang dan jagain Yangyang pas pingsan."

Mendengar perkataan Chunyang, raut wajah ibunya berubah. "Bu, kenapa sedih?"

"Gapapa, ibu cuma kangen sama kakak dan adekmu. Cuma kamu aja yang masih ada nemanin ibu. Kamu pingsan selama 3 hari di kamar, ibu khawatir."

Chunyang meluk ibunya,"Yangyang janji bakal nemenin ibu disini. Yangyang sayang ibu."

Sayangnya ia lupa ibunya telah meninggal 3 bulan lalu.

-Tbc-

HAI! Aku balik lagi nih. Duh maaf banget karena lambat update, makasih banyak buat vomment kalian disini. Maaf kalo kurang lucu dan ga jelas kek gini.





Kisah Para HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang