Rombongan dari daratan tersebut telah memasuki ruang rahasia milik ratu. Ruangan berlapis cat hijau dan emas ditambah lukisan potret dirinya dan sesajen memberi kesan mistis bagi siapapun.
"Kenapa kita dibawa kesini?" tanya Jiayi.
"Sudah jangan banyak tanya." oceh Wenhan.
"Untuk sementara kalian akan tinggal disini. Situasi tempat kami juga dalam kondisi genting apalagi Dewi Lanjar tengah bekerja sama dengan kelompok Siren untuk Perang Gelombang Purnama."
Kening Linmo mengerut,"Perang Gelombang Purnama?"
"Benar, ini akan terjadi ketika bulan purnama menutupi matahari hingga warnanya berubah menjadi merah."
"Maksud anda gerhana bulan total?" tanya Guanyue.
"Benar. Saat itu ayahku memimpin peperangan melawan pasukan dari utara. Mereka sangat kuat, bahkan hampir semua pasukan ayahku saat itu mengalami kekalahan besar."
Ia melanjutkannya,"Dan aku meminta kalian untuk memata-matai mereka sekaligus menghancurkannya dari dalam."
Yaochi bertanya,"Apa hanya dengan cara ini untuk menyelamatkan sahabat kami?"
"Benar. Sekarang pergilah dan jangan sampai ketahuan." perintah wanita itu.
-0-
Setelah diberi misi oleh ratu, merekapun segera pergi ke utara. Setibanya disana, mereka melihat banyak prajurit yang tengah menjaga istana. Ketika yang lain disambut baik dan diajak berkeliling istana oleh Dewi Lanjar, kali ini Hanyu mengubah dirinya kembali menjadi asap dan menyelinap ke dalam istana milik Dewi Lanjar.
Ia masih teringat dengan apa yang dikatakan Ratu.
"... aku meminta kalian untuk memata-matai mereka sekaligus menghancurkannya dari dalam."
Tiba-tiba langkahnya terhenti, ia mulai ragu dengan tugas tersebut ditambah tuduhan Landi pada Nyi Roro Kidul. "Ia menyuruhku dan teman-temanku untuk memata-matai Dewi Lanjar. Kenapa aku curiga disaat seperti ini? Apa jangan-jangan... dia sengaja... mempermainkan kami?!"
Para jin penjaga istana Ratu Laut Utara langsung menghadang Hanyu.
"Hei, manusia. Siapa kau sebenarnya? Bagaimana mungkin kau bisa masuk ke lorong ini?" tanya Jin Penjaga."Benar dugaanku. Sekarang mereka muncul di hadapanku. Seandainya aku tahu dari awal akan..."
"Aku bilang siapa kau sebenarnya?" tanyanya lagi. Dengan tatapan sinisnya Hanyu menjawab,"Aku ini sama seperti kalian. Mengapa aku bisa kesini? Itu karena aku juga bisa berubah wujud."
-0-
"Dan disini ada sebuah ruang khusus untukku. Kuharap kalian tidak..."
Ucapan sang ratu terhenti ketika melihat Jin Penjaganya tengah bersikukuh dengan Hanyu di hadapannya, di dalam ruang rahasianya.
"Apa... yang sedang terjadi?"
"Ampun, ratu! Saya disini hampir kewalahan menghadapi lelaki ini sendirian. Dia dan teman-temannya adalah utusan dari Selatan."
Perkataan tadi membangkitkan iblis dalam dirinya. "BERANINYA KALIAN DATANG KESINI. APA KAU INGIN MEMBUNUHKU?!"
"Ti... tidak, ratu. Mohon ampun, kami tidak bermaksud seperti itu." ucap Landi sambil duduk bersimpuh.
"Kau pikir aku bodoh? Aku bisa membaca pikiranmu, anak muda."
Bohan melihat sesuatu di dekat telinga ratu. "Tunggu, apa itu?" tunjuk Bohan. Wenhan menoleh, "Apa yang kau lihat?"
Bohan mengecil dan segera mengambil benda kecil yang membuatnya penasaran. Ternyata benda hitam tersebut adalah cacing hitam pengendali milik seseorang. Dewi Lanjarpun tersadar dan memijat kepalanya karena sudah lama dikendalikan.
"Ada apa ini? Kenapa ada banyak tamu disini?"
"Maaf Ratu, ada yang mengendalikan anda yang hampir membuat anda menjadi monster."
Bohan menyerahkan cacing yang selama ini menjadi parasit yang merujuk pada sebuah nama.
"Moira..." gumamnya.
"Apa?" kaget mereka serentak.
"Aku tahu persis ini milik pasukan Moira dan pasti ada lagi yang atasan mereka."
"Maksud anda, Moira dijadikan boneka?"
Dewi Lanjar mengangguk, "Aku harus menyampaikan pesan ini pada Nyai."
-0-
Kembali ke istana Pantai Selatan, ia memerhatikan cacing parasit milik Moira. Matanya memicing melihat gerak-gerik aneh cacing tersebut.
"Sudah kubilang padamu agar tidak menemui Moira apalagi meminta bantuannya. Dia adalah bawahan Ratu Heather dari Fakandaland."
"Maafkan aku, Nyai. Aku terlalu gegabah untuk meminta bantuannya."
"Seharusnya aku yang meminta maaf karena berusaha membunuhmu."
"Apa ini berarti hubungan kita membaik?" tanya Dewi Lanjar.
"Tentu."
Jawaban tersebut berakhir dengan pelukan hangat menandai perdamaian antar kedua kerajaan laut terbesar setelah perang ratusan tahun lalu.
"Terima kasih sudah membuat kami kembali seperti semula." ucap Dewi Lanjar.
"Berkat ketelitianmu, cacing yang hinggap di tubuhnya dapat kami simpan dengan hati-hati." tambah Nyi Roro Kidul.
"Aku pikir sudah seharusnya kita berdamai dan menyatukan kekuatan kita mengingat Ratu Heather memiliki pasukan yang kuat termasuk Moira." saran Yixing.
"Kau benar, Yixing." ujar Nyi Roro Kidul.
"Lalu anda apakan cacing itu, Ratu?" tanya Zhenning.
"Rahasia." jawab kedua penguasa laut tersebut.
"Sebagai imbalannya, kami akan menyembuhkan rekan kalian yang terluka."
"Jadi Changxi bisa sembuh?" celetuk Jiayi hingga kepalanya diketuk Wenxuan dan mengaduh kesakitan.
-0-
Akhirnya Changxi pulih dari komanya, ia melihat semua sahabatnya tersenyum. "Di... dimana aku?"
Junjie langsung memeluknya penuh tangis haru. "Aaaaa... Xixi. Akhirnya kau sembuh. Aku kira kau sudah pergi... huaaaa..."
Gadis vampir itu tersenyum ketika sahabat karibnya begitu khawatir padanya.
"Aku bersyukur kau bisa kembali,kawan." ucap Zhenning.
"Changxi..." tegur Taeyong.
"Kakak?"
Ia merasakan pelukan hangat sang kakak untuk pertama kalinya semenjak perpisahan mereka di bandara saat itu.
"Bodoh... hiks kenapa kau tertidur lama sekali?! Aku khawatir kalau aku hiks... akan sendirian tanpa adikku." isaknya.
"Aku baik-baik saja disini, terima kasih... sudah peduli denganku." balasnya lembut.
Setelah berpelukan cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk pamit dan melanjutkan misi berburu roh jahat dan melatih kekuatan mereka untuk mengalahkan Ratu Heather bersama koloninya.
-Tbc-
Halo! Akhirnya setelah 3 bulan lebih aku hiatus dalam dunia orange ini, aku melanjutkan cerita ini untuk kalian. Terima kasih sudah membaca dan vomment kesini. Mohon maaf kalau ceritanya agak membosankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Para Hantu
RastgeleMenceritakan curhatan-curhatan dan keluh kesah para hantu dan makhluk astral lainnya. GS seperti biasa, alur cerita gak jelas, receh, dll.