Chunyang berlari kembali mengejar sang ibu di padang ilalang, entah mengapa ia merasa tidak asing dengan tempat ini.
Ternyata benar dugaan Chunyang, wanita itu membawanya ke tempat yang sama. Chunyang hendak menghentikannya tetapi angin tersebut meniup rambut ibunya.
Sekarang yang dilihatnya seseorang yang mirip dengan Changxi, bedanya ia tersenyum lebar,"Siapa kau?" tanya Chunyang.
"Namaku Alexandra Tatianna Romanova. Selamat tinggal." ucapnya lalu melompat.
"TUNGGU!"
"Chunyang, kau tertidur?" tanya Changxi disebelahnya. "Ehm... yah."
"Pasti mimpi yang sama lagi."
Chunyang menunduk,"Maaf,kak. Aku tidak bisa melupakan mimpi itu."
"Apa yang kau lihat?" tanya vampir elemen api tersebut.
"Aku melihat gadis itu lagi. Tapi ia memperkenalkan dirinya sebelum melompat. Namanya Alexandra."
"Alexandra? Sepertinya aku tahu."
"Lalu apa ada hal lain?"
"Tidak ada."
"Bagaimana lukamu?" tanya Changxi.
"Sudah membaik, tidak separah kemarin."
Setelah mendarat ke Jogja, Changxi masih memikirkan Alexandra. Tiba-tiba kepalanya pusing, ia teringat kembali tempat terakhir ketika ia terbunuh. Tabung, suntikan, dan seseorang yang mati di hadapannya dan semua itu semakin jelas dengan satu nama dan seseorang di pikirannya.
"Dia... Lee Taeyong!" gumamnya.
Tepukan lembut di bahunya mengejutkan Changxi. "Siapa kau?!"
"Woah woah tenang, Xixi. Ini aku UV, Chen Youwei hantu galah tertampan di dunia manapun."
Ia melihat raut wajah Changxi yang sedang termenung. "Apa yang kau pikirkan?"
"Tidak ada."
Youwei merangkul Changxi,"Astaga Youwei apa yang kau lakukan? Kemana Hantu Es kesayanganmu itu?"
"Kami sedang bertengkar. Bisakah aku curhat denganmu?"
"Oh boleh..."
Dari kejauhan, Chen Tao sudah siap melabrak kedua orang tersebut. "Masih saya pantau bentar lagi kamu ku banting bolak-balik." gumam Chen Tao.
-0-
"Seharusnya kita sudah menemukan penginapan disini tapi kenapa sulit sekali?" keluh Huaiwei.
Kaki Huaiwei benar-bebar sakit setelah berjalan sejauh 5 km. "Mau kugendong?" tawar Hanyu.
Huaiwei terdiam karena tawaran si Kuda. "Beneran nih mau gendong?" tanya Huaiwei.
"Cepat naik, sebelum aku berubah pikiran!"
"AYOOOO!" teriak sambil melompat ke punggung Hanyu. "ANJIR BERAT WOY!"
"Katanya mau gendong gimana sih?"
"YA TAPI GAK GINI JUGA."
Sampailah mereka di Malioboro, dimana malam itu dipenuhi berbagai macam hiburan, tempat kuliner dan pusat cinderamata.
"Bisakah kita mencari penginapan?" tanya Guanyue lemas.
"Hanyu, bisakah kau membawa kami ke penginapan?"
"Kau pikir aku ini gak capek? Aku benar-benar capek. Memindahkan kalian juga butuh tenaga."
"Aku punya kenalan disini dan kalau tidak salah rumahnya tak jauh dari sini." ujar Mingze.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Para Hantu
RandomMenceritakan curhatan-curhatan dan keluh kesah para hantu dan makhluk astral lainnya. GS seperti biasa, alur cerita gak jelas, receh, dll.